Okay, ketahuilah, novel ini
bercerita tentang seorang laki-laki remaja ‘Pudge’ (Miles) yang mencari ‘Kemungkinan
Besar’. Ia sekolah di sekolah-berasrama, di sana ia bertemu dengan Alaska
Young. Cewek yang seksi, kacau, cerdas, menawan, dan sangat memikat. John Green
sukses membuat gue jatuh cinta pada Alaska.
Cerita di novel ini ndak bisa
ditebak. Dimulai dari masuknya ‘Pudge’ ke sekolah berasrama dan sekamar dengan ‘Kolonel’.
Lalu mereka mengalami masa-masa yang seru ketika juga berteman dengan Alaska,
Takumi dan Lara. Sebagaimana seorang remaja, mereka sangat kacau. Mabuk-mabukan,
merokok, berciuman, dan seterusnya. Di sisi lain, John Green seperti memberikan
cermin kepada gue: ini kehidupanmu, bukan?
Okay, sampai di sini cerita
berlanjut. Mereka berlima mempunyai persembunyian yang mereka namakan ‘lubang
merokok’. Di sana mereka sering diskusi, dan merokok tentunya. Pudge yang ndak
pernah merokok sama sekali, tampak begitu sulit dalam keadaan tersebut. Awalnya
bahkan ia ndak bisa untuk menghisap rokok sekali pun, tapi lama-kelamaan ia
terbiasa, bahkan sampai minum minuman keras. Dan hal-hal ini jelas dilarang
oleh sekolah, terutama guru yang dijeluki Si Elang itu, jika sampai mengetahui
mereka—tertangkap basah—mereka bisa dikeluarkan.
Kisah percintaan mulai tercium
ketika Alaska mencomblangkan Pudge dengan Lara. Dan yeah, akhirnya mereka
berpacaran, walau hati Pudge tetap menginginkan Alaska. Tapi sayangnya Alaska
sudah mempunyai pacar, Jake. Gue ndak kebayang kalau di posisi Pudge kayak
gimana rasanya.
Di mana letak keseruan di novel ini?
Okay, jadi begini. Gue merasa letak
keseruan di novel ini adalah kehidupan si Pudge itu sendiri. Ia unik dan sangat
menggelitik. Ia sangat menyukai kata-kata tarakhir tokoh-tokoh terkenal. Dan
menurut gue, pun tokoh Alaska sangat ndak terduga. Bahkan ketika Alaska
kecelakaaan lalu meninggal, di situ gue merasa, sial, gue sudah mulai jatuh cinta pada Alaska eh malah dia mati. Dan
berharap ketika Pudge dan kawan-kawan mencari tahu sebab kematian Alaska, gue
berharap Alaska belum meninggal.
Alaska pintar, mungkin kematiannya
ini hanya sebuah lelucon atau apa. Ternyata bukan Alaska di dalam mobil itu,
ternyata ia pergi ke suatu tempat dan menunggu Pudge mendatanginya. Tapi nyatanya
memang Alaska meninggal.
Terlepas dari itu semua, gue
mendapat ilmu baru dari novel ini. Mulai dari pelajaran di kelas tokoh dalam
novel, sampai gaya menulis novel yang baru pertama kali gue temui ini.
Seorang
Sufi miskin yang berpakaian compang-camping memasuki toko perhiasan milik
seorang saudagar kaya dan bertanya kepada saudagar itu, “Apakah kau tahu
bagaimana kau akan mati?” Saudagar itu menjaga, “Tidak. Tak ada orang yang tahu
bagaimana mereka akan mati.” Dan sang Sufi berkata, “Aku tahu.”
“Bagaimana?”
tanya si saudagar.
Kemudian sang
Sufi berbaring, bersedekap, dan berkata, “Seperti ini,” lalu mati. Si saudagar
langsung melepas tokonya untuk menjalani hidup serba kekurangan guni mengejar
jenis kekayaan spiritual seperti yang dimiliki sang Sufi.” Hlm. 218
Rabi’ah
al-Adiwiyah, perempuan suci hebat dalam Sufisme, terlihat berlari-lari di
jalanan kotanya, Basra, membawa obor di
satu tangan dan seember air di tangan satunya. Ketika seseorang menanyakan apa
yang ia lakukan, Rabi’ah menjawab, ‘Aku membawa seember air untuk dituangkan ke
api neraka, dan obor ini akan kugunakan untuk membakar pintu gerbang surge sehingga
orang-orang yang tidak akan mencintai Tuhan karena ingin masuk surga atau takut
masuk neraka, tapi karena Ia adalah Tuhan’
Permpuan yang
begitu kuat sampai-sampai ia membakar surge dan membanjiri nereka. Alaska pasti
menyukai perempuan Rabi’ah ini, tulisku dalam buku catatan. Hlm. 219
Iya, materi-materi (seperti di atas)
yang Pudge pelajari di kelasnya memang menyenangkan. Sangat berbeda dengan
pendidikan di Indonesia. Dan itu membuat membuka wawasan baru. Jadi ndak harus
membaca buku-buku berat untuk menambah wawasan, buku ringan macam novel pun
bisa menambah wawasan, dan bisa dibilang novel lebih efektif dalam hal
penyampaiannya.
***
Kabar baiknya,
novel ini akan difilmkan, dan tahun ini akan diliris. Itu sangat gue tunggu.
Dan yang sangat-sangat gue tunggu adalah ketika Pudge mengatakan senyuman
Alaska yang hanya ia dan Monalisa yang dapat melakukannya. Ndak hanya itu,
pastinya gue menunggu bagaimana adegan di mana Pudge dan kawan-kawannya
melakukan kejailan. Mulai dari petasan dan penari telanjang. Itu pasti seru.
Dan yeah,
kau harus membaca buku ini. Walau sudah lama terbit, mungkin bisa didapat di toko
buku online atau di mana saja. Dunia ada di jempolmu.***