Merayakan Ketidakberdayaan dengan Musik

sebagai manusia, kita pernah merasa pada titik terendah. ada yang semaksimal mungkin untuk menutupinya, ada yang dengan terbuka menerima keadaan tersebut dan tentu saja dengan segala bentuk penyelasan, sakit hati, atau menangis. 

setiap orang berhak untuk menangis, perempuan atau laki-laki. seseorang tidak dinilai sebagai yang terkuat ketika ia tidak pernah menangis sepanjang hidupnya.




kita akan memilih untuk menyendiri, menutup seluruh tubuh dengan selimut, dan tidak sadar bantal basah dengan air mata. 

kita tidak bisa menahan rasa sakit yang ditimbulkan ketika kita sampai pada titik terendah. dan sialnya, semua bersumber di dada, kamu akan sesak, nafasmu terengah. 

dan masing-masing orang agaknya mempunyai cara sendiri untuk merayakan ketidakberdayaannya.

hal yang biasa saya lakukan adalah menyetel musik intrumental gitar elektrik dengan sangat keras. yang biasa saya dengarkan adalah john 5, joe satriani, hingga buckethead, musik mereka memang terdengar 'sangat keras' dan terkesan berantakan, tapi entah kenapa itu sangat menghibur saya jika dalam keadaan 'seperti itu'. 

ini sudah saya lakukan sejak lama, dan beruntungnya saya tinggal sendirian, orang-orang tidak akan merasa terganggu dengan musik itu.

saya yakin tiap orang mempunyai cara untuk merayakan ketidakberdayaannya untuk kembali menjadi manusia kuat esoknya. walau itu tidak mudah. sebab kita manusia, dengan segala keabsurdan dunia.***

The Wolf of Wall Street: Dunia Saham jadi Begitu Menakutkan

saat ini, orang-orang mulai tertarik dengan dunia saham, tapi di benak mereka dunia saham begitu menakutkan. tapi memang semenakutkan itu? sepertinya tidak. 

salah satu film yang mengangkat tentang dunia saham yang terkenal adalah The Wolf of Wall Street, diperankan oleh the one and only Leonardo DiCaprio. film ini diambil dari buku autobiografi, yang artinya cerita di film ini benar-benar terjadi.





film ini bercerita tentang anak muda, Jordan Belfort, yang terjun ke dunia saham. mentornya yang pertama kali ia temui sangat berpengaruh terhadap karirnya. ia meniru gaya mentor itu, mulai dari narkoba hingga seks yang membuat bisnis broker sahamnya menjadi lebih melesat. 

dan sialnya, tekhnik itu manjur, Belfort akhirnya mulai membuka sekuritas sendiri, menawarkan saham bodong kepada orang-orang dengan penghasilan menangah ke bawah, dengan menjanjikan return yang besar. di samping caranya menjual saham begitu lihai, akhirnya semakin banyak klien yang ia punya.

melalui bisnisnya, Belfort mempunyai segalanya, mulai dari rumah mewah hingga istri seorang model. tapi seolah tidak pernah puas, ia terus menambang uang di saham, menjalankan bisnisnya dengan ajaran mentor pertamanya tadi.

bisa jadi ia bukannya tidak pernah puas, tapi memang dengan melakukan jual beli saham, ia merasa senang. karena di kehidupannya yang sudah ada segalanya, apa lagi yang ingin ia kejar? 

melalui film ini, kita bisa melihat dunia saham lebih dekat, mulai dari ipo hingga cut loss. bagi orang awam, mungkin istilah-istilah dalam film akan memusingkan, tapi jika mereka mengerti sedikit tentang istilah itu, mereka akan menemukan keseruan jalan cerita. 

meski saham membuat Belfort kaya dalam waktu singkat, tapi ia juga bisa membuatnya miskin dalam waktu paling singkat pula. mulai dari pengkhinatan hingga bisnisnya yang mulai terendus sebagai bisnis penipuan. 

jalan cerita begitu cepat, saya tertawa lepas di beberapa adegan karena sangat relate. intinya sih, ini film sangat menghibur dan ingat, yang dilakukan Belfort di dunia saham sangat berisiko, lebih baik jangan ditiru. investasilah di saham dalam jangka panjang, setidaknya itu yang bisa saya sampaikan.***




The Gifted dan Kritik Pedas Terhadap Sistem Pendidikan

di negera berkembang, pendidikan tidak lebih hanya melahirkan kelas buruh baru. Robert Kiyosaki di bukunya berbicara bahwa untuk menjadi orang kaya, memang tidak diajarkan di sekolah mana pun. dan sekolah menurutnya hanya mendidikmu dengan pola pikir buruh/karyawan.

The Gifted adalah sebuah serial Thailand yang bisa kamu tonton di youtube secara gratis. serial ini bercerita tentang sebuah kelas berbakat di sekolah kenamaan Thailand. bukan sembarang kelas berbakat, di kelas ini siswanya mempunyai kekuatan-super-yang-'dipantik' oleh sinyal buatan sekolah. 





tentu saja tujuannya adalah lulusan kelas berbakat ini dapat menjadi pekerja (buruh) yang andal dalam bidangnya ditunjang kekuatan super tersebut.

siswa di kelas ini mendapat perlakuan berbeda di sekolah, mereka mendapat fasilitas super, sedangkan siswa lainnya hanya mendapat fasilitas standar-standar saja, padahal mereka adalah siswa yang sama di sekolah tersebut. hal ini membuat Pawaret, salah satu siswa berbakat memberontak dan menginginkan sekolah 'tanpa kelas'.

hal ini tentu saja menggelitik beberapa orang, karena kalau kita tarik lebih jauh lagi, keinginan Pawaret sejalan dengan paham komunisme. tapi, ya, mau gimana lagi, untuk menggulingkan sistem yang sudah berakar bertahun-tahun, sangatlah sulit. 

menjelang akhir musim 1, Pawaret bekerja keras untuk melakukan revolusi-sekolah-tanpa-kelas. tapi untuk hasilnya mungkin bisa kita lihat di musim 2 yang sekarang ini sedang produksi. 

pada akhirnya, The Gifted bukanlah sekadar serial yang menghibur dari segi cerita, pemain, dan penyelendupan iklan yang kadang muncul di puncak konflik tanpa tadeng aling-aling. tapi ia adalah sebuah kritik pedas terhadap sistem pendidikan. di mana pengampu pendidikan sama sekali tidak paham apa yang dimau oleh siswa, dan sampai kapan pun jika sistem ini terus berlanjut, sekolah hanya terus memproduksi kelas buruh tiap tahunnya.***