Cara Mudah Melatih Otak Agar Berpikir Kreatif



Saya membaca buku tentang cara berpikir kreatif sekitar 6-7 tahun lalu. Dan beberapa tipsnya masih saya ingat  dengan jelas, dan kali ini mau saya bagikan.

Otak merupakan organ manusia yang paling fenomenal. Ia sangat berperan penting terhadap karakter, pemikiran, hingga pengetahuan manusia, tidak terkecuali ide-ide kreatif. 

Pada dasarnya, kita semua dilahirkan menjadi manusia yang kreatif, hanya saja ketika tumbuh menjadi dewasa, kreatifitas itu mulai luntur. 

Sebab saat kita tumbuh, kita melihat dunia ini serba-baru. Melalui sudut pandang baru. Lalu semua dimusnahkan dengan sudut pandang yang diarahkan oleh orang lain. 

Seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Salah satu proses berpikir kreatif yang paling penting adalah fase inkubasi. 

Fase di mana otakmu mencari jalan keluar sendiri tanpa kamu minta. Itu adalah hasil dari semua apa yang kamu lihat, baca, dengar, dan rasa. 

Semua terekam di otakmu tanpa kamu sadari dan memengaruhimu ketika mengambil keputusan.

Latihan untuk bisa berpikir lebih kreatif yang bisa sama-sama kita lakukan adalah, dengan melakukan hal yang tidak biasa tiap harinya. 

Seperti kamu bisa pergi ke kantor melalui jalan yang sama, kemudian pulang kantor melalui jalan yang berbeda. Atau ketika kamu terbiasa dengan membeli sesuatu di satu warung tertentu, kamu bisa mencoba membeli di warung lainnya. 

Cara lain, coba kamu menyikat gigi dengan tangan kiri, atau memulai mandi dengan urutan yang tidak sama seperti biasanya. 

Dengan begitu, kamu akan terlatih untuk melakukan hal-hal yang 'di luar' kebiasaan. Dan otak akan terlatih akan hal-hal baru. Tentu saja hal ini akan ditangkap otak kamu dengan baik, dan ketika kamu dihadapkan dengan satu permasalahan atau pencarian ide, maka otak akan memberi sinyal kepadamu tanpa diminta. Yaitu hasil inkubasi itu, ia akan melahirkan intuisi dan kamu akan mudah untuk mendapat sudut pandang baru ketika melihat satu hal.

Tentu saja hal ini tidak bisa didapatkan secara instan, kamu harus sering melatihnya, sesering mungkin.

Dan, selamat mencoba..


 



 

The Queen's Gambit: Bukan Sekadar Kisah Tentang Catur

The Queen's Gambit bercerita tentang seorang anak yatim piatu yang tumbuh untuk meraih mimpinya menjadi pecatur kelas dunia. 

Di samping itu, ia juga menyentil isu feminisme dan perlawanan terhadap patriaki. Meski setting waktu pada tahun 60an, hal ini masih sangat relevan sampai sekarang. 

Menonton serial ini bukan saja mengikuti keseruan perjuangan Elizabeth Harmon (Beth) dalam karier caturnya, tapi juga tentang bagaimana ia melawan batas-batas tabu atas gender. 


Aku ingin bermain catur tanpa peduli komentar orang lain terhadap perempuan.

Kendati demikian, Beth juga sempat mempertanyakan ‘kodrat’ perempuannya. 

Tapi di sisi lain, ia sama sekali tidak mau dianggap lebih rendah dari laki-laki, di lain waktu, ia mempunyai ambisi untuk mendominasi di atas laki-laki dari segi catur hingga sex. 

Karakter Beth dibentuk melalui masa lalu yang kelam dan pencarian jati diri yang cukup panjang.

Perjalanan kehidupan Beth mulai dari ia kecil sampai dewasa, ditampilkan sangat apik dan masuk akal. Bagaimana ia pertama kali berhasrat dengan lawan jenis juga cukup menarik dan menggelitik. 

Cerita juga tidak melulu fokus pada Beth, kadang juga menyoroti keluarga yang mengadopsinya. 

Yang sialnya keluarga itu sedang tidak baik-baik saja. Dan menuntut mereka berdua (Beth dan ibu angkatnya) untuk memutar otak agar bisa bertahan hidup. 

Kekurangan serial ini barangkali ada di pewarnaan yang terlihat tidak terlalu konsisten, kadang terlihat seperti tahun 60-an, kadang terlihat modern. Tapi ini bisa untuk tidak diindahkan mengingat aspek lain yang sangat menonjol. 

Pada akhirnya, The Queen's Gambit, bukanlah sekadar serial permainan catur, ia berbicara tentang feminisme, petriaki, pencarian jati diri, hingga gejolak perang dingin antara AS dengan Uni Soviet. 

Penghargaan paling tinggi saya kepada mbak Anya Taylor-Joy yang memerankan Beth dengan sangat sempurna.***