Suatu hari saya mendapat inbox dari salah satu teman
facebook. Dia meminta kepada saya untuk memberikan ilmu tentang kepenulisan
karena mungkin dia melihat facebook saya yang selalu update dengan link-link
blog dan beberapa coleteh di status.
Saya bertanya: kamu suka nulis juga? Lalu dia mengiyakan namun memberi alasan: aku
suka nulis tapi tidak sempet nulisnya, aku sibuk pelajaran.
Saya menjawab lagi: bukannya kalau orang sudah suka, akan
memberikan segalanya kepada yang dia suka?
***
Secara tidak langsung, dia mengatakan bahwa orang yang tidak sibuk hanyalah yang bisa menulis. Dan orang sibuk tidak bisa menulis. Tidak keseluruhan salah memang. Tapi ada kejanggalan di sini, bukankah menulis itu menyenangkan? Bukankah dengan menulis kita bisa lebih hidup? Lalu apa itu alasan yang bernama sibuk? Apalagi berasalan pelajaran, huh.
Entah dari
mana saya menjelaskan ini semua. Tapi yang saya takutkan di sini adalah
pandangan orang-orang kepada penulis bahwa
penulis adalah orang yang tidak punya (ada) kerjaan, tidak sibuk dan
seterusnya.
Gambar: WordPress
Dan orang akan
memilih untuk tidak menulis karena biar orang,
teman-temannya tahu bahwa dia sibuk di dunia nyata walau pada aslinya
tidak, malah lebih membuang-buang waktu.
Bagaimana
kalau yang berpikir seperti ini tidak hanya teman saya yang inbox itu?
Bagaimana kalau masih banyak lagi? Mau ke mana budaya tulis-baca di negeri ini?
Mau ke mana para generasi penerus bangsa, pemikir-pemikir? Para inovator? Mau ke
mana kalau tidak ada rasa cinta kepada tulis-baca….
Semoga saja
tidak banyak orang yang beranggapan seperti teman facebook saya itu. Memang sih
tidak sepenuhnya salah, ada benarnya kalau orang yang nulis adalah orang yang
tidak sibuk. Namun harus dicamkan di sini, tidak hanya orang yang tidak sibuk
yang menulis. Orang sibuk pun menulis. Dan penulis adalah si sibuk yang empati
kepadamu, kepada keadaan sekitar, kepada negara, kepada dunia.
Jadi janganlah anggap penulis adalah orang yang tidak ada kerjaan. Jangan. Kasihan. Sebenarnya penulis sungguh amat berharga ketimbang mereka yang tidak menulis (ya iyalah -_-). Itu disebabkan karena dengan menulis kita menjad lebih berfikir kritis dan peka terhadap lingkungan. Ingat, apa yang ditulis penulis adalah dari kerasahan mereka di sekitar hidup mereka.
Nah, ayo
menulis. Jangan takut menulis karena dengan menulis kamu dicap menjadi orang
kurang kerjaan, orang tidak sibuk dan seterusnya. Jangan. Menulislah untuk
menjadi orang yang lebih menjadi orang. Menjadi pemikir yang lebih mikir.***