Hal Menjengkelkan di Film Romance

hal menjengkelkan yang terjadi pada sebuah film yang menceritakan tentang pasangan adalah, ketika salah satu di antara mereka baru sadar bahwa dia tidak bisa benar-benar 'memiliki' kekasihnya. dia tidak bisa menerima perubahan yang terjadi pada kekasihnya. akan ada masa, kau melihat kekasihmu yang mungkin menurutmu sangat kamu kenal--terlihat menjadi orang paling asing, yang datang dari planet lain yang tak pernah kau pikirkan sebelumnya. 




di film, akan ada adegan di mana mereka putus, lalu kembali pada petualangan cinta yang payah. ketika kekasihnya sudah mendapatkan pasangan lain, dia belingsatan dan mencoba melakukan hal sama atau kalau bisa lebih dari itu, dia pun punya pasangan baru. 

lalu, keduanya merasa bahwa hal yang mereka lakukan adalah sebuah hal yang salah, tapi sudah terlanjur dilakukan. maka mereka mencoba untuk bertahan pada posisi ini, dan berandai-andai: 'coba aku menurunkan egoku sejenak, dan mencoba menerima pendapatnya.' 

hal paling menjengkelkan (lagi) adalah ketika omonganmu tidak pernah didengar oleh pasanganmu, dan kamu merasa harus selalu didengar dan dimengerti, dan ternyata pasanganmu tidak sesuai ekspektasimu dalam hal ini, atau sebaliknya.

kamu mulai merasa bahwa kamu sudah tidak dihargai lagi. hubunganmu mulai longgar, karena biasanya ia mencurahkan hatinya padamu, tapi kalian sedang tidak dalam hubungan yang baik, maka ia mencurahkan hatinya ke orang lain. dan sialnya, dari sekian banyak kemungkinan, ia akan merasa nyaman dengan orang itu. 

bagaimanapun, kamu merasa tidak dihargai. bahwa, kenapa kamu membangun sebuah hubungan adalah kerena kamu ingin menjadi 'spesial'. kita tidak pernah menjadi 'spesial' di manapun, dan ia menawarkanmu hal ini. 

ketika kesan 'spesial' itu sudah tidak ada lagi, lalu untuk apa kamu mempertahankan semua ini? omonganmu sudah tidak didengar, dan kamu harus menyadari bahwa keberadaanmu tidak lebih dari omong kosong. 

hal ini hanya terjadi di dalam sebuah film.***

Ngerti Saham Karena Raditya Dika

saya pernah ngobrol tentang saham dengan orang yang bekerja di sekuritas, suatu hari saya pernah diundang di acaranya di gedung BEI. tapi, saya sama sekali tidak paham saham, sampai akhirnya raditya dika yang berbicara, saya baru paham.




sebenarnya saham adalah salah satu instrumen investasi dari berbagai pilihan yang ada. selain saham, radit seringkali berbicara mengenai dana pensiun, dana darurat, gaya hidup, dan seputar itu. 

saya menonton videonya mengenai investasi di youtube dan mendengar podcastnya di sportify, itu adalah berbulan-bulan yang lalu. hingga akhirnya saya sampai pada titik: "wah, gue bego banget ya nggak ngerti investasi." 

akhirnya saya mencoba awal-awal untuk menabung emas, reksadana, hingga memutuskan untuk membuka RDN untuk melakukan transaksi beli saham di bursa. semua itu dilakukan full online.

dari sekian banyak instrumen investasi, saham adalah yang paling kompleks. kita harus menganalisis perusahaan yang ingin kita 'beli', dan itu tidak mudah. tapi, dari sekian banyak instrumen investasi, saham memang yang memberikan return tertinggi, dengan catatan jika kita paham dalam menabung saham dan mempunyai tujuan jelas. 

faktanya, dari sekian ratus juta penduduk indonesia, hanya 1% yang menjadi investor saham. dan jika dibandingkan dengan keseluruhan saham yang ada di indonesia, investor lokal memegang persentasi 58,22%, dan asing 41,78% ((KSEI) per 30 Juli 2020) angka ini terus membaik, sebelumnya bahkan asing pernah memegang keseluruhan saham di Indonesia di atas 50%. 

pengaruh banyaknya asing yang menanam modal di bursa, jika suatu waktu mereka menjual sahamnya dalam jumlah banyak, IHSG akan mengalami gejolak. investor domestik mampu meredam itu. 

mungkin di mata awam, dunia saham terlihat begitu menakutkan, karena kita terlalu sering mendengar desas-desus ada orang yang jatuh miskin karena saham. ya, kasus itu memang ada, tapi tidak semua. maka dari itu, untuk terjun di dunia saham, kita harus membekali ilmu. karena investasi awal untuk terjun ke dunia saham adalah ilmunya. dan tentu saja harus berani mencoba.

dengan investasi saham, kita terut membangun negeri ini ke arah yang lebih baik. karena perusahaan publik yang melantai di bursa, mambayar pajak besar kepada negera. dan perusahaan itu pun membuka peluang kerja bagi banyak masyarakat.

kalau kata lo kheng hong (orang yang kaya raya karena saham), sangat disayangkan orang yang tidak mengerti saham, karena harta karun kini tidak di lautan dalam, tapi di bursa, di bursa uang jelas-jelas ada, dan transparan pula. 

kurang lebih begitu.***