Buat Apa Ikut Bukber?



Belakangan ini di media sosial dipenuhi dengan buka bersama (bukber). Seolah semua orang berlomba untuk membagikan momen tersebut. Entah bukber bersama teman sekolah atau teman kerja, yang penting judulnya adalah bukber, titik.



Aku masih ingat buka bersamaku pertama dulu adalah ketika SD kelas 5. Kami para murid dan guru mengadakan buka bersama di KFC, kami duduk di bangku panjang dengan tertib sambil menunggu maghrib.

Saat itu aku punya teman yang nonmuslim, namanya Kristin, waktu itu ia adalah bocah kecil lagi gesit. Entah apa yang ia lakukan di acara bukber seperti ini, dan yang anehnya lagi, ia juga menunggu adzan maghrib untuk menyantap makanannya.

Bertahun-tahun berlalu, dan belum lama ini aku buka bersama dengan teman-teman satu kerjaan. Bos kami adalah nonmuslim, dan ia memfasilitasi buka bersama bagi karwayannya yang muslim di sebuah hotel, bahkan mereka karyawan yang nonmuslim pun ikut hadir di acara ini. Dan mereka sama seperti Kristin, menyantap makanan ketika adzan maghrib berkumandang.

Hei, kenapa mereka tidak makan saja duluan? Kami yang sedang berpuasa juga menghargai mereka yang tidak berpuasa, bukan?

Pada akhirnya bukber bisa menyatukan kita, tidak memandang apa agamamu, intinya jika makan bersama setelah adzan maghrib itu adalah apa yang dinamakan bukber.

Aku rasa toleransi kita sedang sehat-sehat saja, hanya barangkali ada satu-dua orang yang masih berpikir pendek jika mereka sedang bermusuhan dengan agama lain, darah yang tidak sepaham dengannya adalah halal, jangan berteman dengan yang tak sepaham, dan seterusnya dan seterusnya.

***

Selain itu, bukber juga bisa sebagai ajang silaturahim yang manjur. Di mana teman sekolah dulu bisa bertemu kembali melalui momen ini. Bukber adalah media yang pas bagi semua untuk bertemu kembali untuk sekadar berbagi kabar atau cerita. Bahwa dulu kita pernah bersama di satu kelas, dan mensyukuri hari ini kita sudah bisa menghasilkan uang sendiri, sehat, dan bisa berbagi.

Sungguhlah rugi jika bukber digunakan untuk makan dan minum saja, esensi dari bukber adalah setelahnya. Kita bisa bertukar pikiran dengan teman lama, bercerita masa-masa tragis di sekolah, dan semua mungkin akan diawali dengan yang klise: “kerja di mana sekarang?” “sambil kuliah?”

Terkadang setelah bukber, kita lupa ibadah setelah itu, shalat Maghrib. Biasanya di tempat tertentu tempat ibadah tidak disediakan, jadi harus siap-siap cari alternatif lain. Alangkah baiknya ketika ingin memilih tempat untuk bukber, pastikan yang ada tempat ibadahnya.

Jangan sampai terlalu asyik bertemu teman lama, akhirnya sampai lupa ibadah shalat, jangan.

Jadi, buat apa bukber? Ya tentu saja ia memiliki fungsi yang banyak seperti silaturahim, mengenang masa sekolah, menyatukan perbedaan, dan sebagai bentuk syukur kita kepada tuhan bahwa kita masih mempunyai teman yang sehat dan mempunyai kabar yang baik. Semoga saja hal baik ini terus terbawa setelah bulan puasa meninggalkan kita.