AKU, MASA LALU DAN HARAPAN


JAKARTA, 2007
Aku terlahir sebagai anak pertama dari enam bersaudara. Umurku sudah menginjak 20-an tahun. Sejak di Jakarta, aku menjadi pedagang kecil keliling kota dan gang-gang sempit. Dulu, ketika aku baru lulus pesantren dan sekolah jurusan tekhnik mesin kecil,  kemudian diajak Bapak untuk berdagang di Jakarta. Iya berdagang, bukan menjadi ahli mesin. Bertolak belakang bukan? Jelas.
Katanya, aku tidak mempunyai bakat. Tanganku widung1, tidak bisa apa-apa, dan jika bekerja sesuatu, pasti tidak becus. Terkadang, aku juga dimarahi Bapak karena tidak inisiatif. Ah, mungkin ini masalah mindset-ku saja. Orang dulu memang begitu, bentuk tangan katanya berpengaruh pada pekerjaannya. Dasar.
Di Jakarta, aku menjalani hidup sesederhana mungkin. Urusan cinta itu masalah nanti, belakangan. Yang penting bisa makan saja sudah syukur, prestasi.
Jikalau pagi tiba, aku akan cepat bangun dari tidur di sebuah kamar kontrakan di bawah stasiun Jayakarta. Di sini tampat kami tinggal. Ilegal memang. Ya mau apalagi kalau sudah kepalang tanggung seperti ini. Wong kami juga bayar kok tinggal di sini.
Saban hari, lampu harus menyala. Sebab, kalaupun siang, di sini tidak terang, melainkan gelap. Bagaikan dunia malam yang sesungguhnya. Iya, dunia tanpa siang dan hanya malam saja.
Banyak kamar kontrakan yang dihuni oleh orang-orang udik sepertiku. Kebanyakan mereka adalah orang-orang dari Jawa. Bahkan, komunikasi kami di sini menggunakan bahasa Jawa pula. Tapi ya kalau di luar kudu memakai bahasa Indonesia dan juga gaul lo-gue.
Sebagai pedagang, aku harus terlihat rapi. Sekedar info, aku ini mempunyai bewok, tubuhku agak gemuk, tinggiku bisa dibilang tidak ideal.
Sekarang, aku akan berangkat dagang ke sebuah sekolah yang siswanya memakai seragam putih-merah. Mereka sungguh sangat ceria, kalau membeli kepadaku, kadang aku goda biar senang dan kembali lagi. Harapanku hanya satu, mendapat uang dan pelanggan sebanyak-banyaknya, ya itu saja.
Dahulu, ketika aku masih ‘putih-merah,’ susah sekali aku untuk berangkat sekolah. Waktu kecil aku terkenal galak dan nakal. Sampai orang yang sudah tua pun aku lawan. Ya itu kan sewaktu aku kecil, berbeda denganku yang sudah matang begini.
Rasanya ingin sekali kembali ke masa kecil dulu. Kalau pun boleh aku ke masa itu, aku kan belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak merepotkan orangtuaku sendiri. Mendengar cerita dari Ibu, aku dulu itu sangat-sangat-sangat badung sekali. Sampai Ibu pun kewalahan menghadapiku.
Lambat-laun, aku mempunyai adik. Jadi, kasih-sayang orangtuaku tidak hanya kepadaku saja, namun juga dibagi-bagi ke adikku. Menjadikan aku anak pertama yang tercampakan.
***
Bertahun-tahun menjadi pedagang kecil seperti ini memang bisa dibilang tidak menguntungkan. Kadang ketika aku pulang kampung, tidak ada uang saku yang aku bawa. Dan hanya raut kecewa dari Ibu-Bapak terhadap anaknya ini.
Adikku, yang tepat di bawahku—umurnya tidak terpaut jauh dariku: hanya 2 tahun-an—ia bisa dibilang lebih dewasa ketimbang aku. Dan memang itu diakui oleh orangtuaku dan saudara-saudaraku. Walau ia memang pandai berbohong, pandai sekali bersilat lidah. Apa kerena ia pandai berbicara jadi lebih dewasa? Tidak. Tingkah-lakunya benar-benar mencerminkan seorang pria yang bertanggung jawab. Ya walau ia tidak suka dengan nasibnya kini.
Kudune dewek kie kerja, Yat, udu dagang2. Masak udah disekolahin tinggi-tinggi malah jadi pedagang begini. Salah…” Katanya suatu waktu kepadaku. Benar juga. Kalau memang kami disekolahkan hanya untuk berdagang makanan ringan khas India—martabak telor—buat apa kami sekolah dulu?
Aih, sudahlah, aku tidak mau lagi mengeluh…
***
JAKARTA 2011
Bertahun-tahun berlalu, aku masih seperti biasa, pedagang kecil yang dengan gerobak kumuh menimba asa demi masa depanku. Dengan gerobak itu aku berharap, semoga suatu saat nanti aku bakal menjadi sukses, ya walau umurku semakin hari semakin pendek saja. Huhu. Sedih aku…
Kedua orangtuaku sudah tidak lagi di Jakarta. Mereka menetap di kampung dan menjadi petani atau sekedar berjualan kecil-kecilan di rumah. Yang penting bisa menutupi biaya dapur saja sudah prestasi. Dan juga, kontrakan yang di bawah stasiun Jayakarta itu kini sudah digusur, tidak ada lagi yang tinggal di sini. Haram.
Jadi, aku di Jakarta hanya bersama adikku yang nomor dua dan yang nomor empat. Adikku yang nomor tiga, masih sekolah tingkat SLTA dan sedikit lagi akan lulus di Wonosobo. Dan adikku yang nomor lima dan terakhir, masih kecil-kecil. Kalau yang nomor lima sudah MI, yang terakhir masih belajar berjalan, menggemaskan adikku yang terakhir ini. Oh ya, adikku yang nomor tiga dan tarakhir adalah perempuan, sisanya laki-laki.
Kami, yang masih di Jakarta, tidak lagi menghuni tempat kolong stasiun Jayakarta lagi. Kami sering berpindah-pindah kosan. Dari yang mulai ada anjingnya di depan gerbang, pemiliknya medit, mck-nya jauh, sampai suatu hari kami diusir karena nunggak bayaran bulanan. Tragis.
Kasihan memang adikku yang nomor empat. Ia masih sekolah SMP, sejak SD memang ia sudah sekolah di Jakarta. Baru-baru ini ia terbiasa dengan kerasnya Jakarta dan jauh dari orangtua (walau dulu ketika ia masih MI belum pindah ke Jakarta sudah jauh dari orang tua). Ia merasakan pahitnya yang sama aku rasakan. Walau terkadang ia memang menyebalkan, memanggilku dengan sebutan namaku saja, tanpa embel-embel ‘MAS’. Tapi tidak masalah…
Bisa dibilang, kantin sekolah biasa kami berdagang di pagi hari, menjadi rumah tetap kami. Hanya sebuah kantin yang bertiplek dan beberapa kios berjajar di dalamnya. Namun, di kios milik kami, kami mempunyai lemari yang isinya adalah baju-baju kami, bukan peralatan dagang.

Aku dan Adikku nomor empat


Hal ini sudah dimaklumi para pemilik kios. Mereka paham, kami kekurangan.
Yang lebih mencecik kami adalah, si Lintah Darat. Aku sungguh muak dengannya. Kerenanya, kami menjadi tidak bisa mendapakan uang dari hasil dagang kami. Bayangkan, setiap hari si Lintah Darat meminta setoran kepada kami dengan wajah yang garang. Mau tidak mau kami harus bayar.
Suatu waktu, aku merasakan kesengsaraan yang amat dalam. Tapi aku yakin, di setiap kejadian pasti ada pelajaran. Tugas manusia adalah mencari hikmahnya dari Tuhan. Begitu.
Terkena ulat bulu yang gatalnya mengalahkan kulit terkena bara api, makan hanya dengan saus dan krupuk, baju-baju dikencingin kucing, kena tai kecoa, jalan kaki yang amat jauh… semua kami alami.
Iya, sekali lagi, aku ingin bersudah mengeluhkan ini semua. Biarkan yang kualami ini menjadi kenangan pahit untuk ditaruh di meja belajar. Dengan itu, aku bisa menjadi manusia yang terlatih, yang pengalaman, dan kebal mengeluh. Pantang mundur menghadapi masalah.
***
MALAYSIA, 2015
Benar. Semua sudah berlalu. Sekarang aku menjadi TKI di Malaysia, menjadi supervisior atau staf pimpinan. Kerjaku ringan, dan gaji lumayan. Di sini aku mendapati teman yang sudah seperti saudaraku sendiri. Ketika senggang aku bisa ke mushola, saban hari aku ikut pengajian. Ya, sudah seperti di pesantren saja…
Sebuah keuntungan besar bagiku karena tidak merokok. Ketika medikal untuk menjadi TKI, aku dengan mulus lolos lalu segera diterbangkan ke Malaysia. Aku kerja kontrak di sini, kalau habis ya pulang kembali.
Oh iya, adikku yang nomor tiga juga menjadi TKW di Malaysia. Setelah lulus dari sekolahnya dan sempat menjadi guru TK, akhirnya ia memutuskan menjadi TKW. Ia bekerja di perusahaan emas, kerjanya ringan. Dan kami berdua, yang bekerja di luar negeri, sering mengirim uang ke kampung. Kadang pula aku sendiri mengirim uang ke adikku yang nomor empat, kasihan dia, jauh dari orang tua dan harus mandiri.
Cita-cita terbesarku yang jelas adalah membahagiakan orang-tua. Sebagai anak pertama, aku mempunyai tanggung-jawab yang lebih daripada adik-adikku. Mungkin selama ini aku gagal menjadi Kakak yang baik. Atau apalah itu. Tapi sebenarnya, dalam hati paling dalam, aku mempunyai keinginan untuk membahagiakan orang-orang di sekitarku. Terlebih lagi keluargaku yang meliputi Ibu, Bapak, Adik, dan saudara-saudaraku…
Seseorang bisa saja goyah dalam menuju impiannya. Tapi aku akan mencoba selalu berpegang taguh pada agamaku. Dengan itu aku bisa lebih hidup. Karena ketika aku merasa jauh dari-Nya, semua seakan jauh, iya, semuanya jauh. Akan tetapi ketika aku mencoba mendekatin-Nya, semua seakan dimudahkan.***
1 Widung: Anggapan orang-orang di kampung bahwa orang widung adalah orang yang tidak becus dalam bekerja.
2 Kudune dewek kie kerja, Yat, udu dagang: Seharusnya kita ini kerja, Yat. Bukan berdagang.

Barat Jakarta

Akhir Mei
Aku dan adikku yang nomor dua



Aku di Malaysia 

Ketika lebaran di Kampungku. Dua dari kanan itu sepupuku dan sisanya adalah adikku. Ya kurang satu, dia namanya IIN IFAYATUN AMANI.


End~
Afsokhi Abdulloh

Nb: Cerita ini adalah nyata yang dialami oleh Syamsul Hidayat (Aku). Ditulis oleh Adiknya yang nomor empat itu.

AKU KAMU DAN SENJA DI KOTA KITA




Matahari kian menjadi sepuh. Cahaya rapuhnya yang berwarna kuning tua, kini bertengker di antara gedung-gedung kota. Dari atas sini, kami bisa melihat setidaknya senja yang tenggelam, cahayanya yang magis, awan putih berarakan, layangan yang terbang—putus dari benang.
“Kasihan yah layangan itu.” Aku mulai perbincangkan tema yang berganti, tentang sebuah analogi layangan dan, mencoba memancing perempuan di sampingku untuk menyambar umpanku tadi.
“Iyah, kasihan, benangnya, putus. Dan masih ada…, kelihatan tuh benangnya. Benang dan layangan putus karena mereka terlalu tinggi—“
“Dan di ketinggian, angin semakin kencang.” Aku menyela. Ia mengangguk.
“Dan layangan yang putus tadi, kalau diketemukan oleh tangan tertentu, maka akan ditambal lalu diterbangkan kembali.” Aku menambahkan lagi.
Ia setuju.
Seperti hubungan. Semakin tinggi dan jauh sebuah hubungan, maka akan semakin banyak halangan atau masalah yang merintang. Seperti layangan yang kini menghiasi langit kota—yang tinggi, mereka terbang dengan bebas. Ada yang tinggi, ada yang rendah, ada yang dicoba diterbangkan, dan juga ada yang putus.
Hubungan selalu ada masalah. Entah itu dari mana asalnya. Jikalau layangan dan benang tidak sinkron, maka bisa jadi layangan akan cepat putus. Sebab, benang yang tidak kuat, dan layangan yang terlalu tak tahu diri keadaan benangnya —layangan main terbang saja ke atas, tidak memperhatikan benang yang menerbangkannya tipis, tidak kuat, sehingga membuatnya putus….
“Ngga difoto?” Tanya perempuan di sampingku yang melihatku menikmati cahaya senja. Tidak jauh dari sini, kami bisa menemukan lapangan yang dulu adalah tampat aku bermain. Bermain layangan, bola, dan bahagia bersama teman di  semasa SD.
Dulu, ketika SD, aku ditipu oleh sahabatku, Andre. Maklum, ketika itu aku tidak bisa menerka jam dengan melihat arah matahari. Ketika itu di lapangan yang luas, matahari senja seolah masih saja bersahaja, seperti masih sore saja.
“Sekarang jam berapa? Aku mau pulang..,” kataku pada Andre yang agak gemuk dan rambutnya ngambang, matanya sipit, apalagi ditambah terpaan angin kala itu yang memaksanya menyipitkan mata.
“Akh, masih lama. Lihat dong ke langit sana…,” balasnya sembari menunjuk langit bercahaya kuning tua dengan mengangkatkan alis matanya.
Aku percaya sahabatku. Namun, ternyata, waktu malam sebentar lagi datang. Walhasil aku pulang malam kerena ditipu tentang penunjuk waktu di langit oleh sahabatku yang setelah itu tertawa menang. Kemudian ia mengantarkanku dengan sepedanya.
***
Kami, aku dan perempuan itu, sedang berada di tampat parkir sebuah mal. Kami sehabis membeli flashdisk untuk tugas. Lalu setelah itu, tanpa direncanakan, kami berada di sini. Aku yang sering berkunjung ke tampat ini, belum pernah naik ke tempat parkir mal ini (tempat kami melihat senja) yang ternyata ketika senja, lumayan indah juga.
Terkadang yang tidak direncanakan memang berkenang. Dan selama ini, bersama perempuan itu, banyak hal yang tidak direncankan tapi mendapatkan momen yang berkenang.
“Kalau sama aku yang nggak direncanain jadi sering kayak gini…,” katanya ketika kami sedang dalam perjalanan pulang. Ia di belakang tepat di boncengan motor.
Tiba-tiba, aku melihat lagi ke langit, cahaya gelap. Tapi, ada sesuatu yang janggal. Ada dua cahaya berwarna oren yang membentuk huruf V di barat sana. Cahaya itu menembus sampai ke atas yang entah ke mana.
“Lihat, lihat di sana…,” kutunjukan cahaya itu kepadanya. Kemudian ia melihatnya.
“Wah, iya, huruf V…” Katanya kagum.
Aku fokus pada jalan yang sempat kehilangan arah. Namun tak lama kemudian kuketahui jalan menuju rumahnya. Ya, tidak direncanakan, aku akan ke rumahnya. Kebetulan juga, ingin sekalian meminjam modul pelajaran. Dan juga mengantarnya pulang. Penghujung bulan yang berkesan…


Dear Warung Blogger…

Dear Warung Blogger…

Entah bagaimana caranya berterimakasih kepadamu wahai Warung Blogger…, setelah aku mengenalmu, aku menjadi lebih berani ngeblog dan menulis dan mengkritik dan menerima kritik dan mempergunakan internet manjadi lebih positif.
Warung Blogger, sebenarnya aku sudah lumayan lama mengetahuimu tapi tidak segera menjadi Warga WB waktu itu. Ketika itu aku masih takut untuk posting tulisanku di blog. Takut tidak bagus, takut jelek dan takut-takut yang lainnya. Maklum, Warung Blogger, aku masih labil…
Namun, kelabilan itu aku tangkis dengan mengumpulkan segenap keberanian. Aku bercita-cita sebagai penulis, kalau tulisanku tidak dibaca orang, tidak dikritik orang, mana bisa aku menjadi penulis hebat? Maka dari itu aku bergabung ke Warung Blogger, bergabung denganmu.
Kesan pertama kali menjadi Warga WB, aku senang sekali. Dapat diterima dengan terbuka dan setelahnya blogku menjadi lebih ramai. Membuatku ingin lebih banyak posting lagi dan lagi. Berbagi ilmu dan ceritaku.
Warung Blogger, kamu bagaikan tempat tongkronganku yang sarat ilmu. Tongkrongan yang tidak hanya membuang-buang waktu dan uang jajan, namun Warung Blogger, kamu adalah tongkrongan yang membuatku lebih banyak tahu segalanya.
Aku berharap, kamu dan semua wargamu dapat terus berkarya dan berkarya, tidak mati di jalan dan kehabisan bahan. Terus berinovasi dan menjadi komunitas blog yang membantu banyak blogger untuk mencari kepercayaan diri. Kamu menyatakan bahwa dunia blog tapat di depan mataku, dan aku benar-benar percaya itu.
          Akhirnya, aku berharap semoga kita terus bersinergi. Aku lihat, Warung Blogger, kamu semakin hari semakin maju saja, makin tinggi saja… maka dari itu, ingat, bahwa semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang angin yang menerpa. Karena itu, janganlah kalah dengan angin, Warung Blogger, aku yakin akarmu kuat, buahmu, daunmu semua bermanfaat. Karenanya, teruslah tinggi sampai menembus awan dan jangan lupa daratan tempat kamu dibesarkan…

          Dari Afsokhi Abdullah

Barat Jakarta, 29 Mei 2015



BELAJAR DARI SEEKOR LALAT

Donat teronggok di atas motor yang terparkir siang hari dekat sebuah pasar. Donat yang bertabur meses cokelat dan ada gigitan di salah satu bagiannya. Terlihat gigitan itu dibuat oleh gigi manusia, bukan hewan.

Lalat segera mengerumini donat itu. Lama kelamaan, lalat semakin banyak saja seperti musim kampanye di jalan. Tak jauh dari situ, ada got yang hitam legam, ada taik kucing dan tikus got yang mengambang. Bacin.

''Makanan, padahal itu makanan, kenapa dibuang begitu saja?'' kata seekor lalat mengamati seonggok donat yang dikerumuni oleh kawanannya. Ia sendiri berada dekat tong sampah yang masih bersih, agak jauh dari kawanannya yang mungkin sedang kelaparan.

''Saban hari..., ada saja makanan yang dibuang. Entah di jalanan, tong sampah, di mana-mana.

''Apa manusia itu tidak suka makanan? Bah, mana mungkin. Di suatu tempat tidak jauh dari sini saja banyak manusia kelaparan, tidak ada makanan untuk dimakan. Sedang di sini makanan dibuang.

''Sebenarnya tidak hanya donat saja. Di hari sebelum ini, kadangkala ada burger, roti, buah, lauk, nasi, banyak sekali. Entah aku harus senang atau sedih. Sebagai seekor lalat, jika ada makanan yang dibuang, aku makan itu makanan. Tapi, memang tidak tahu diri manusia itu. Kalau mereka tidak makan, mana bisa hidup bukan?''

Kemudian, lalat itu tertawa kecil. Mengaggumi apa yang telah ia katakan tadi. Lalu ia pergi, sayapnya dikepakkan sangat cepat, melesat dan gaib entah ke mana, hilang.***


Pinangsia
26 Mei 2015 menjelang UKK

DIJEWER GURU KETIKA UKK

Ini kesekian kalinya dalam sejarah saya sekolah, telinga dijewer guru. Memang tidak terlalu sakit, namun rasanya menendang sesuatu di dada saya, nyesek.

Pagi itu, Rabu 27 Mei 2015 saya sedang belajar pelajaran Kewirausahaan di meja tempat saya UKK yang, berada di paling depan dekat pintu. Tiba-tiba guru kesiswaan datang menjelang bel masuk.

Beliau memang terkenal pengatur. Lagaknya yang sering terlihat pemarah, kadang tidak membuat yang diaturnya nurut, melainkan kami geram dan tak acuh padanya. Membiarkan beliau dalam amarahnya, dan kami mengumpat saja.

''Yang biasa di kelasnya piket hari Rabu. Ayo piket-piket!'' Perintah beliau.

Walau seorang perempuan, beliau bisa disetarakan dengan laki-laki dalam hal ketegasannya. Namun, tetap saja, tegasnya seorang perempuan, tidak setegas laki-laki. Terbukti, ketika beliau memerintah kami. Tidak ada di antara kami bergerak. Termasuk saya yang asyik membaca buku.

UKK di sekolah kami setiap ruangan adalah gabungan dari kelas x-xi. Tempat duduk berdasarkan absen. Jadi, di antara kami yang piket pada hari Rabu, sulit untuk ditebak, hanya mengandalkan kesadaran diri untuk bergerak piket kali ini.

Berbeda seperti di kelas biasa, ada struktur kelas dan petugas piket saban hari tertera di depan kelas.

Guru kesiswaan itu semakin murka melihat kami yang terus-terusan diam.

''Ahh..., mana ini yang nyapu. Kotor-kotor begini? Siapa yang piket hari Rabu?!''

Akhirnya ada juga yang bergerak. Seorang perempuan dari kelas x.

''Mana yang bantuin?!'' Kembali beliau memerintah. Kami tetap diam, saya juga demikian, lagi pula saya piket hari Senin. Tetap asyik membaca buku, saya tak acuh dan sambil mendengar suara keras beliau.

Sebanarnya ada rasa ingin membantu sedari awal. Namun, saya biarkan yang lain ambil andil. Sebanarnya sedari tadi saya menunggu gerakan teman-teman yang lain, namun tidak ada juga.

Sebenarnya saya berikan ruang kepada mereka di depan guru kesiswaan ini agar terlihat rajin setidaknya, atau sekedar memperbaiki image. Tapi, tetap saja tidak ada yang bergerak.

Sampai pada beliau mengambil sapu sendiri dan menyapu bagian belakang kelas sambil menggerutu, saya masih tetap diam.

''Nih lihat ya. Ibu menyapu. Biar nanti yang bantu Ibu, bakal sukses. Yang bantu Ibu akan mengikuti jejak Ibu. Akan Ibu do'akan. Yang diam saja, tidak Ibu do'akan! Nanti kalau sudah bekerja, jangan datang ke Ibu nangis-nangis karena gajinya kecil atau tidak dapat pekerjaan. Karena kalian malas!''

Gerutu beliau sambil menyapu yang tampak tidak ikhlas.

''Siapa yang baik kepada negara, maka nanti negara akan baik kepada kamu. Bla bla bla bla....''

Beliau ceramah panjang lebar.

''Jangan menjadi pintar saja, tapi malas. Ih!''

Saya mulai tersinggung.

Beliau lalu mendekati saya yang masih asyik membaca buku. Mungkin beliau tidak sadar, sedari tadi saya dengarkan ceramahnya.

Setelah dekat....

''Ini lagi! Kamu, 'eh'. Kesel Ibu!'' katanya sambil menjewer kuping saya. Lumayan sakit.

Setelah lama kemudian, beliau gaib entah ke mana. UKK berlangsung...

Setelah UKK berjalan, saya tanpa sengaja mendengar percakapan dari pengawas. Inti dari percapakan itu adalah tentang datangnya pihak SUDIN ke sekolah ini.

Aih, pantas kami disuruh berbenah, ada yang memeriksa toh...

''Ya biar mereka lihat keadaan kita yang seadaanya ini,'' kata salah seorang pengawas yang duduk dekat pintu.

***

Beliau, guru kesiswaan memang bisa dibilang dekat dengan saya secara pribadi. Sempat kami berbincang mengenai kepenulisan, buku dan semua tentang literasi. Mungkin setelah kejadian ini, kedekatan kami akan retak. Em..., biarlah...

Saya menulis ini juga tanda kekesalan sih sebenarnya. Ya semoga saja beliau diberi kesehatan, lancar rezekinya, umur panjang bermanfaat dan menjadi guru yang mengerti muridnya.***

Kebun Jeruk
Rabu, 27 Mei 2015

KISI-KISI SOAL DAN JAWABAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 11 SEMESTER II (UKK)

Assalamu'alaikum. Selamat datang teman-teman di blog saya. Dengan ini saya copy-paste kiriman email dari Ibu Achi, guru Bahasa Indonesia kelas 11 di SMK N 11 Jakarta. Selain itu, ini juga adalah kisi-kisi beserta jawaban untuk UKK. 

Saya berharap, teman-teman bisa membagikan kisi-kisi ini kepada yang lain. Sebab, saya sendiri tidak mempunyai jangkauan luas untuk mempublish-nya ke setiap kelas-kelas. 

Karena keadaan yang darurat ini, mohon kerja samanya....







1. Apa yang dimaksud dengan teks eksplanasi kompleks? Dalam teks eksplanasi kompleks terdapat tiga struktur teks, diantaranya Pernyataan umum, Sebab alam/sosial, Akibat alam/sosial. Jelaskan pengertian dari ketiga struktur teks  eksplanasi kompleks !
Teks Eksplanasi kompleks adalah teks yang berisi tentang suatu proses terjadinya peristiwa alam/sosial. Dalam teks eksplanasi kompleks terdapat pernyataan logis tentang sebab terjadinya peristiwa alam/sosial dan akibat yang disebabkan oleh suatu peristiwa alam/sosial secara ilmiah dan runtut.
Struktur Teks  Eksplanasi Kompleks
1.      Pernyataan Umum : Paragraf pertama dalam teks eksplanasi kompleks, yang berisi statement yang bersifat general tentang suatu topik. Paragraph tersebut menjelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya peristiwa alam/sosial (sebab), proses keberadaanya dan setelah proses terjadinya peristiwa alam/sosial (akibat).

Pernyataan Umum : Paragraph pertama dalam teks eksplanasi kompleks, yang  menjelaskan tentang gambaran peristiwa secara umum (pengenalan masalah secara umum) tentang apa yang akan disampaikan.

*Ada beberapa definisi dari Pernyataan Umum, silakan kalian pilih definisi Pernyataan umum tersebut sesuai dengan pemahaman kalian*
2.   Urutan Sebab alam/sosial : Paragraf yang berisi tentang penyebab dari suatu fenomena/peristiwa yang terjadi.
3.   Urutan Akibat alam/sosial              : Paragraf yang berisi tentang akibat dari suatu fenomena/perstiwa yang terjadi.

2. Contoh kata penghubung koordinatif adalah…
a.      Kata penghubung koordinatif
1.      hubungan penambahan : dan
(Pergunjingan begitu saja terjadi begitu saja, tapa ada sponsor dan moderator)
2. hubungan pemilihan : atau
(sebaikanya kita tidak lagi membuang sampah di sungai, selokan, atau saluran air lainnya.)
3. hubungan perlawanan : tetapi
( rumah  itu masih berpeghuni, tetapi terlihat kotor)

3. Sebab, penyebabnya,  oleh karena itu, akibatnya, akibat dari adalah contoh kata penghubung yang menunjukkan hubungan ?
(Kata kerja yang menunjukkan sebab akibat)

4. Kata Di, dari, ke, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena tergolong dalam kelompok kata?? (Preposisi / kata depan)

5. Apa yang kamu ketehaui tentang kata asing / kata serapan asing?  
kata serapan adalah kata yang di serap dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, yang di gunakan dalam bahasa Indonesia yang cara penyusunannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan.
1.      Kosakata Pungutan dari Bahasa Daerah
Dalam kenyataannya sekarang ini terdapat kosakata pungutan dari bahasa daerah/dialek, yaitu dari:

a.       Bahasa Jawa
Amblas                     =       hilang, lenyap, habis sama sekali
Ampuh                     =       sakti
Langka                     =       jarang ada
Lugu                         =       polos, apa adanya
Tuntas                      =       selesai

b.      Bahasa Sunda
Nyeri                        =       sakit karena pukul, luka, dan sebagainya
Kagok                      =       canggung
Mending                   =       mendingan, lumayan
Meriang                    =       sakit

c.       Bahasa Minangkabau
Acuh                        =       peduli
Cemooh                    =       ejekan, hinaan
Gigih                        =       keras hati, tetap teguh pada pendirian
Bertele-tele               =       melantur-lantur berkepanjangan

d.      Dialek Jakarta
Begadang                 =       berjaga (tidak tidur sampai larut malam)
Ceroboh                   =       tidak cermat
Genit                        =       bergaya-gaya
Cakep                       =       elok, cantik
Usut, mengusut        =       menyelidiki benar-benar

e.       Bahasa Pelembang
Santai                       =       dengan seenaknya (tidak serius)
Bersantai-santai        =       melakukan sesuatu dengan santai

Kosakata dari bahasa asing terbagi atas 4 golongan, yaitu:
a.       Adopsi
Adopsi adalah pungutan secara utuh, tanpa perubahan atau penyesuaian.
Contoh:
1)      Bahasa sansekerta : Agama, cita, wanita
2)      Bahasa Arab : akal, nasihat, rukun
3)      Bahasa persi : nahkoda, istana
4)      Bahasa tamil : mahligai, perisai
5)      Bahasa portugis : almari, meja[4]
b.      Adaptasi

Adaptasi adalah pungutan yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:

1)      Aa menjadi a
Contoh:       Octaaf             Ã         Oktaf

2)      Ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
Contoh:       Aerobe                        Ã         Aerob

3)      Ae menjadi e jika bervariasi dengan e
Contoh :      Crystal             Ã         Kristal

4)      Ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Contoh:       Carrier             Ã         Karier

5)      Kh (Arab) tetap kh
Contoh:       Akhir               Ã         Akhir
Contoh:       Haemoglobin   Ã         Hemoglobin

6)      Ai tetap ai
Contoh:       Trailer              Ã         Trailer

7)      Au tetap au
Contoh:       Audiogram      Ã         Audiogram

8)      C di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k
Contoh:       Cubic               Ã         Kubik

9)      Ou, jika pelafalannya au, menjadi au
Contoh:       Counter          Ã         Kaunter

10)  Ou, jika pelafalannya u, menjadi u
Contoh:       Coupon           Ã         Kupon.[5]

c.       Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :         Overlap Ã  tumpangtindih
                             Try out Ã  uji coba


6. Buatlah 20 contoh kata yang mengandung unsur awalan, akhiran, awalan akhiran, dan sisipan !
# Awalan (prefiks) : se, me, ter, di, ke, ter, pe, ber
a. imbuhan ber-
bentuk :
be :
1). Kata dasar berhuruf awalan R ber + Roda = Beroda
2). Kata dasar bersuku awal mengandung er ber + kerja = Bekerja
Bel :
Khusus bertemu kata dasar ajar  ber + ajar = Belajar
Ber :
Selain hal-hal khusus di atas, ber + doa = berdoa
# Sisipan  ( infiks) : em, el, er
Imbuhan em : Guruh – gemuruh.
Imbuhan el : tunjuk – telunjuk
Imbuhan er : gigi - gerigi
# Akhiran (sufiks) : I, kan, an, nya
- Imbuhan  I , fungsi : membentuk kata benda makna :
1. Berkali-kali              = cabuti                                  3. menghilangkan       = bului
2. memberi                 = bumbui                                4. Membuat jadi         = basahi
- Imbuhan kan fungsi : membentuk kata kerja, makna :
1.Perbuatan untuk orang lain = Belikan                     4.memasukkan ke = Penjarakan
2. Membuat jadi                     =  Putihkan                 5.melakukan tindakan dengan = Ikatkan
3. Intensitas (kesungguhan)    = Dengarkan
- Imbuhan an, fungsi : membentuk kata benda
1. tempat : belokan                 3. Hal  : didikan           5. Sifat : asinan
2. alat      : timbangan            4. Cara : pimpinan      6. Sekitar : lima puluhan (90-an)
- Imbuhan nya, fungsi membentuk kata keterangan :
1. kesimpulan : akhirnya                     3. Barangkali : Kiranya
2. hal               : bentuknya
Awalan dan akhiran (Konfiks) : ke-an, ber-an, per-an, pe-an, se-nya.
-          Kelurahan, keberhasilan, kepanasan, keatahuan, ketinggalan.
-          Berdatangan, bergandengan
-          Pergaulan, perhentian, perkotaan, pertahanan, peristilahan
-          Pendidikan, pendaftaran, penyamaran, penciuman, penampungan.
-          Seputih-putihnya, setibanya.
Imbuhan asing is, isme, isasi
-          Egois, modis, novelis, panelis,
-          Imperalimse, dinamisme, nasionalisme
-          Sosialisasi, modernisasi, realisasi
Imbuhan I, wi, iah
-          Insani, surgawi, ilmiah
Imbuhan man, wan/wati
-          Seniman, budiman, rupawan, cendikiawan, Negarawan, ilmuwan, wartawan, usahawan, pragawati,

7. Apa yang dimaksud dengan antonym dan sinonim? Berikan contohnya
·         Antonim adalah lawan kata.
·         Sinonim adalah persamaan kata.
#BUAT CONTOH SENDIRI

8. Teks yang di dalamnya berisi tinjauan terhadap suatu karya, baik yang berupa film, buku, musik, dan lain sebagainya guna mengetahui bagaimana sebenarnya kualitas, kelebihan dan kekurang dari karya yang dibuat ulasannya, dan disebarkan kepada masyarakat luas disebut teks? Teks Ulasan Film Sebutkan dan jelaskan Struktur teksnya? Unsur kebahasaan apa saja yang terdapat pada teks tersebut ?
·         Orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya berisi tentang gambaran umum sebuah karya atau benda yang akan diulas . gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan, dsb.
·         Tafsiran isi berisi pandangan tersendiri tentang pandangan mengenai karya atau benda yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang mirip. Penulis juga menilai kelebihan dan kekurangan karya yang diulas
·         Evaluasi, pada bagian ini, penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi berisi gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa ciri-ciri dan kualitas karya tersebut
·         Rangkuman, penulis memberi ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut
9.Bacalah dan  tentukan struktur teks  eksplanasi kompleks yang terdapat pada teks eksplanasi kompleks di bawah ini !
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam.Dampak negatif yang dapat ditimbulkan bencana alam dapat berupa jatuhnya korban jiwa, rusaknya rumah dan berbagai fasilitas umum, rusaknya lahan pertanian, kematian hewan ternak, dan lain sebagainya. Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana alam.[1]
Gejala atau peristiwa alam yang sering terjadi di antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, badai atau angin topan, tsunami, kekeringan dan tanah longsor. Gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan angin topan murni disebabkan oleh alam, tetapi ada juga gejala alam yang juga disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti banjir dan tanah longsor.[2]
Peristiwa-peristiwa alam tersebut tidak dapat kita cegah. Gempa bumi, gunung meletus, dan angin puting beliung dapat terjadi secara tiba-tiba. Namun, sebenarnya peristiwa alam itu dapat diperkirakan sebelumnya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dapat memperkirakan peristiwa alam itu akan terjadi. Informasi itu diumumkan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri. BMKG juga bertugas mengamati kondisi cuaca harian. Stasiun meteorologi yang mengamati kondisi cuaca, biasanya berada di kota-kota besar.[3]
Beberapa peristiwa alam dapat kita cegah, misalnya banjir dan tanah longsor. Beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk mencegah banjir, biasanya melakukan reboisisai atau penghijauan, khususnya di lereng bukit. Selain itu, kita dapat membuat sengkedan (teras) di lahan miring agar tanah tidak longsor diterjang hujan. Sebagai manusia berpendidikan, sebaikanya kita tidak lagi membuang sampah di sungai, selokan, atau saluran air lainnya.[4]

10.  Tuliskanlah Teks cerita ulasan film yang kalian kuasai ! #LIHAT CONTOH TEKS ULASAN YANG SUDAH KELOMPOK KALIAN DAPATKAN.
11. Tuliskan perbedaan dari teks eksplanasi kompleks dengan teks ulasan film !
OBJEK PEMBEDA
TEKS
EKSPLANASI KOMPLEKS
ULASAN FILM
STRUKTUR
1.       Pernyataan Umum : Paragraf pertama dalam teks eksplanasi kompleks, yang berisi statement yang bersifat general tentang suatu topik. Paragraph tersebut menjelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya peristiwa alam/sosial (sebab), proses keberadaanya dan setelah proses terjadinya peristiwa alam/sosial (akibat).

Pernyataan Umum : Paragraph pertama dalam teks eksplanasi kompleks, yang  menjelaskan tentang gambaran peristiwa secara umum (pengenalan masalah secara umum) tentang apa yang akan disampaikan.

*Ada beberapa definisi dari Pernyataan Umum, silakan kalian pilih definisi Pernyataan umum tersebut sesuai dengan pemahaman kalian*
2.    Urutan Sebab alam/sosial : Paragraf yang berisi tentang penyebab dari suatu fenomena/peristiwa yang terjadi.
3.   Urutan Akibat alam/sosial                : Paragraf yang berisi tentang akibat dari suatu fenomena/perstiwa yang terjadi
·         Orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya berisi tentang gambaran umum sebuah karya atau benda yang akan diulas . gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan, dsb.
·         Tafsiran isi berisi pandangan tersendiri tentang pandangan mengenai karya atau benda yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang mirip. Penulis juga menilai kelebihan dan kekurangan karya yang diulas
·         Evaluasi, pada bagian ini, penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi berisi gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa ciri-ciri dan kualitas karya tersebut
·         Rangkuman, penulis memberi ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut.




KAIDAH KEBAHASAAN








Ø Istilah ilmiah
Ø Konjungsi   (kata penghubung) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat atau paragraph. Kata penghubung dibagi ke dalam lima kelompok.
b.      Kata penghubung koordinatif
2.      hubungan penambahan : dan
3.      hubungan pemilihan : atau
4.      hubungan perlawanan : tetapi
c.       Kata penghubung subordinatif
1.      Hubungan waktu : sesudah, setelah, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selama, sehingga, sampai.
2.      Hubungan syarat : jika, jikalau, kalau, asal(kan), bila manakala
3.      Hubungan pengandaian : andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
4.      Hubungan tujuan : agar, biar, supaya
5.      Hubungan konsesif : biarpun, meskipun, sekalipun, walau(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
6.      Hubungan pemiripan : seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
7.      Hubungan penyebaban : sebab, karena, oleh karena
Ø Kata Kerja Relasional (kata kerja menunjukkan hubungan sebab akibat)
Ø Kata Kerja Material (kata kerja menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa)
Ø Kata Depan adalah kata kerja tugas yang berfungsi sebagai unsure pembentuk preposisional.
a.       Kata depan berbentuk kata : di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena
b.      Kata depan berbentuk gabungan kata
berbeda dengan, bertolak dari, mengingat akan, oleh karena, sampai dengan, selain daripada,
 sesuai dengan.

·         Kosakata
·         Kata istilah asing
·         Kata kerja  adalah kata yang mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat contoh: menuli, makan, dll. Kata kerja ada dua bentuk, kata kerja aktif dan kata kerja pasif.
·         Antonim adalah lawan kata.
·         Sinonim adalah persamaan kata.
·         Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian  contoh: kursi, laptop, dll
·         Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
·         Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain.
Contoh; Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku benama Lintang. Ia merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra.
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa ia merujuk pada Lintang.
·         Preposisi adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsure pembentuk frasa preposisional.
·         Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang terdapat di dalam model teks ulasan adalah sang dan si.
·         Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama.

Ø  Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam sebuah karya sastra.
ü  Tema
ü  Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Didalam cerita terdapat:
§  Tokoh utama
§  Pemeran pembantu
§  Pemeran protagonis
§  Pemeran antagonis
§  Pemeran tritagonis
ü  Alur merupakan rangkaian cerita
§  Maju
§  Mundur
§  campuran
ü  Latar
§  Suasana
§  Tempat
§  suasana
ü  Sudut pandang
§  Orang pertama
§  Orang ketiga
ü  Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.








[1] Pernyataan umum
[2] Urutan Sebab –akibat alam/sosial
[3] Urutan sebab- Akibat alam/sosial
[4]Urutan  Sebab dan akibat alam/sosial