Hal yang Seharusnya Saya Lakukan Ketika Mendapat Gaji Pertama

Tidak sedikit orang yang heran dengan gajinya. Heran karena ia tidak tahu kenapa gajinya tidak tersisa dan tidak ada yang ditabung. 

Semuanya habis di akhir bulan, terus seperti itu sampai gajian berikutnya. 




Hal ini juga saya rasakan dan teman-teman juga mungkin sama. Apalagi ketika mendapat 'gaji pertama'. Rasanya senang sekali dan selalu ingin membeli ini-itu yang sudah lama tertunda. 

Ternyata hal itu keliru. Setidaknya ada beberapa hal yang seharusnya kita lakukan ketika pertama kali mendapat gaji.

1. Tahu Pengeluaran

Ketika kamu tidak tahu pengeluaranmu berapa, ini berbahaya. Sebab keuangan yang baik adalah ketika pemasukan lebih besar dari pengeluaran. 

Kita harus belajar mencatat pengeluaran dan membuat anggaran tiap bulannya. Awalnya memang sulit, tapi ketika sudah kamu lakukan, pasti akan mendatangkan hal baik. 

Dengan begitu, kamu jadi tahu kemampuan keuanganmu berapa, dan membuatmu tahu diri dan tidak berhutang.

2. Atur Persentase

Ini berkaitan dengan anggaran. Seharusnya ketika mendapat gaji, dan sudah tahu pengeluaran kita berapa selama 1 bulan, kita bisa menganggarkan gaji kita dengan persentase. 

Keuangan yang baik adalah ketika kita bisa menabung/investasi 40% dari gaji. Dan kalau pengeluaran konsumtifmu lebih dari 50% berarti kamu harus hati-hati. 

3. Tujuan Keuangan

Karena hidup bukan sekadar detik ini, kita harus merancanakan keuangan kita dari jangka pendek, menengah, dan panjang. 

Seperti keinginan untuk liburan, membeli gadget baru, menikah, atau membeli rumah. 

Jika semua itu direncanakan, maka kemungkinan pengeluaran kita akan lebih terkontrol. 

4. Investasi

Melalui investasi, kita bisa mencapai tujuan keuangan. 

Seperti reksadana pasar uang cocok untuk investasi jangka pendek, reksadana obligasi untuk jangka menengah, dan reksadana saham/indeks untuk jangka panjang. 

Investasi membantu untuk mencapai tujuan keuangan kita, bukan untuk menjadi kaya secara instan.

5. Manfaatkan Gadget

Saat ini, ada banyak sekali aplikasi yang bisa membantumu dalam mengatur keuangan. Untuk mencatat anggaran dan pengeluaran kamu bisa menggunakan Excel atau Money Lovers. 

Untuk investasi kamu bisa download Bibit, Bareksa, Ipot, atau Ajaib. 

Saat ini semua serba mudah, semua ada di ujung jempolmu.

Cara Mudah Melatih Otak Agar Berpikir Kreatif



Saya membaca buku tentang cara berpikir kreatif sekitar 6-7 tahun lalu. Dan beberapa tipsnya masih saya ingat  dengan jelas, dan kali ini mau saya bagikan.

Otak merupakan organ manusia yang paling fenomenal. Ia sangat berperan penting terhadap karakter, pemikiran, hingga pengetahuan manusia, tidak terkecuali ide-ide kreatif. 

Pada dasarnya, kita semua dilahirkan menjadi manusia yang kreatif, hanya saja ketika tumbuh menjadi dewasa, kreatifitas itu mulai luntur. 

Sebab saat kita tumbuh, kita melihat dunia ini serba-baru. Melalui sudut pandang baru. Lalu semua dimusnahkan dengan sudut pandang yang diarahkan oleh orang lain. 

Seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Salah satu proses berpikir kreatif yang paling penting adalah fase inkubasi. 

Fase di mana otakmu mencari jalan keluar sendiri tanpa kamu minta. Itu adalah hasil dari semua apa yang kamu lihat, baca, dengar, dan rasa. 

Semua terekam di otakmu tanpa kamu sadari dan memengaruhimu ketika mengambil keputusan.

Latihan untuk bisa berpikir lebih kreatif yang bisa sama-sama kita lakukan adalah, dengan melakukan hal yang tidak biasa tiap harinya. 

Seperti kamu bisa pergi ke kantor melalui jalan yang sama, kemudian pulang kantor melalui jalan yang berbeda. Atau ketika kamu terbiasa dengan membeli sesuatu di satu warung tertentu, kamu bisa mencoba membeli di warung lainnya. 

Cara lain, coba kamu menyikat gigi dengan tangan kiri, atau memulai mandi dengan urutan yang tidak sama seperti biasanya. 

Dengan begitu, kamu akan terlatih untuk melakukan hal-hal yang 'di luar' kebiasaan. Dan otak akan terlatih akan hal-hal baru. Tentu saja hal ini akan ditangkap otak kamu dengan baik, dan ketika kamu dihadapkan dengan satu permasalahan atau pencarian ide, maka otak akan memberi sinyal kepadamu tanpa diminta. Yaitu hasil inkubasi itu, ia akan melahirkan intuisi dan kamu akan mudah untuk mendapat sudut pandang baru ketika melihat satu hal.

Tentu saja hal ini tidak bisa didapatkan secara instan, kamu harus sering melatihnya, sesering mungkin.

Dan, selamat mencoba..


 



 

Mampukah Kita Melawan Kemecinan dalam Diri Kita?

Kadang aku berpikir bahwa untuk merasakan kehidupan yang hqq maka kita harus mencoba bertingkah konyol, bertingkah semaunya, tanpa ada batasan yang mengikat. Ketika sudah begitu, ada rasa yang entah apa yang menjalar di dadamu, walau kemudian bisa saja kamu menyesal karena sudah melalukan hal tersebut.





Kadang aku kasihan kepada mereka yang hidupnya terlalu serius. Kenapa mereka bisa seperti itu? Aku kadang berpikir, apa hal yang bisa membuatnya tertawa? Sebuah video orang terjatuh dari bangkukah? Wk. Receh!

Baiklah, mari kita melihat mecin dari dua sisi, satu sisi ia adalah bahan penguat rasa (semua tau), di sisi lain dia adalah sebuah simbol (tidak semua tau). Seseorang pernah bilang padaku bahwa setiap orang mempunyai kadar mecin tersendiri. Mereka pasti mempunyainya, semua tergantung kita, mau menerima kadar itu atau tidak. Jika mau, maka kita harus terbuka dengan mecin itu dan rasakan kehidupan yang tak pernah kau rasakan sebelumnya. Mecin membawamu kepada kehidupan baru.

Dan jika tidak, itu pilihanmu, tapi sebaiknya cobalah merelakan tubuhmu sekali-kali ketika kadar kemecinan itu datang. Relakan segala yang kaupunya dan biarkan ia menjalar dari ujung kakimu sampai ujung rambutmu. Mecin mengajarkan kita bahwa sebagai manusia, kita tidak melulu serius, kaku; bahwa hidup ini hanya permainan, hanya sementara, tak seserius yang kaupikirkan.

Aku sendiri mengakui, untuk melawan kemecinan dalam diri sendiri itu sangat sulit, kecuali mereka yang sudah terlatih untuk jaim. Kadang aku berpikir, mereka yang jaim pun ingin bertingkah mecin dan bertanya dalam hati, “Bagaimana rasanya menjadi mecin?” tapi ia tak pernah mencobanya, sungguhlah orang yang seperti ini menyesal di hari tuanya kelak. Wk.

Aku kadang kasihan kepada orang yang memercayai bahwa mengonsumsi mecin itu tidak berbahaya dan standarnya orang mengonsumsi mecin harus segini dan segini. Memang sih benar, tapi kan konteksnya jelas-jelas beda. Orang seperti ini adalah yang hidupnya tidak mudah bahagia, terlalu kaku, dan mari kita doakan semoga orang seperti ini dapat hidayah kemecinan.

Jadi, saranku, mulailah menerima kadar kemecinan di dalam diri kalian ketika ia datang menjalar. Rasakan dan hirup aromanya--bagaimana ia mengambil alih kontrolmu. Rasakan dan belajar merelakan, bagaimana ia membuatmu merasa bahwa hidup ini sesekali perlu ditertawakan sepanjang hari dan tak perlu diseriusi. Dengan begitu, kau akan merasakan kebahagiaan hidup yang tak pernah kaurasakan sebelumnya. Eh tapi, jangan percaya kepadaku begitu saja, aku bukan ommu, wk, sorry aku lagi mecin ini.

Di RPTRA, Kami Belajar Akuntansi

                    

Siang itu aku mendatangi RPTRA Kejora yang berada di jalan Pembangunan 2, Gajah Mada. Sesampainya di sana, aku bertemu dengan ka Rizky, mentor accounting club. Club ini belum lama terbentuk. Awalnya hanya berawal dari mulut ke mulut bahwa ada alumni SMKN 11 Jakarta yang lulus STAN. Kita tahu bahwa untuk masuk STAN saja sulit, dan mereka yang sanggup lulus adalah manusia tertentu dari sekian banyaknya manusia tertentu. *ngomong apa gue.
  
Baiklah, serius, jadi kak Rizky merupakan kakak kelasku, dia yang kumaksud sebagai alumni yang lulus STAN, dia lulus SMK tahun 2013 dan aku 2016, semua orang tahu bahwa dia jago di bidang akuntansi. Suatu hari aku menulis tentangnya dan dimuat di media online dan kemudian dicetak dipajang di mading sekolah. Alhasil adik kelas yang masih sekolah, merasa tertarik dengan sosok yang kutulis di mading itu. Dan dengan cerita yang panjang, kak Rizky bertemu dengan adik-adik kelas ini. Kemudian mereka merencanakan untuk belajar bersama, dan terus berjalan sampai sekarang.
  
“Jadi saya seperti undangan saja, mereka yang menyiapkan tempat,” kata ka Rizky.
  
Club seperti ini menurutku sangat baik dan harusnya didukung oleh pihak sekolah. Karena selain dapat membantu siswa untuk memperdalam materi, ini juga dapat mempererat hubungan antara adik kelas dan alumni yang harusnya terus terjalin.
  
Belajar di tempat yang terbuka seperti RPTRA merupakan keasyikan tersendiri. Menurutut Sonia, salah satu anggota club dari kelas 11 mengaku belajar seperti ini sangat membantunya.
  
“Berbeda seperti di kelas, di sini lebih asyik,” katanya ketika saya wawancarai.
  
Ruang bebas di tengah kota seperti RPTRA harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin. Begitulah yang dipikirkan ka Rizky.

    “Sayang, ‘kan, ruangan seperti ini, kita harus memanfaatkannya.”

    Belajar di club ini sangat berbeda dengan belajar di sekolah, di sini sifatnya bebas.

    “Kalau ada yang mau makan, minum ketika saya menjelaskan ya silakan saja, saya tidak keberatan.”

    Selain belajar akuntasi adapun belajar terkait dengan psikologi, motivasi, dan sebagainya. Belajar di sini mengajak para anggota untuk mengubah pola pikir yang tadinya akuntasi itu sulit, menjadi akuntansi itu gampang.  


Tonton videonya di chanel youtubeku.

BALADA PKL PARA DEDEK GEMEZ



Belakangan ini anak SMK lagi gencar cari tempat PKL. Termasuk juga SMK-ku dulu. Beberapa adik kelas ada yang nanya kepadaku terkait tempat PKL. Jujur saja, mencari tempat PKL bukanlah hal mudah, apalagi sekolah hanya menyediakan daftar-daftar tempat PKL dan mempersiapkan surat. Kita sendiri yang mendatangi tempat itu.
Belum lagi berebut teman kelompok. Sialnya, waktu aku PKL dulu, aku sekelompok dengan cowok semua. Di kelasku ya hanya aku yang kelompok PKL-nya cowok semua. Menyadari hal ini, aku semakin pesimis untuk mendapatkan tempat PKL, soalnya sudah hukumnya bahwa kalau cowok di sekolah itu ndak serajin cewek. Padahal gue sempat ngarep bisa sekelompok seenggaknya sama satu cewek, kan bisa diandelin tuh. Waks.

potret anak PKL yang lagi tiduran

Tapi akhirnya aku mendapatkan tempat PKL juga. 1 bulan di Kementerian Komunikasi dan Informatika dan 2 bulan di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Iya, aku PKL di kementerian. Tentu saja budaya kerja di kementerian sangat berbeda dengan swasta tempat kerjaku sekarang.
Aku masih ingat masa-masa ketika aku mencari tempat PKL. Waktu itu siang hari, dari 5 anggota kelompok, hanya aku dan (sebut saja) Uus yang mencari tempat PKL. Pada saat itu kakiku sedang keseleo, aku berjalan terpincang-pincang langkah demi langkah. Sangat nyeri, kau pasti tahu bagaimana rasanya. 

potret anak kelas 11 sekarang yang lagi nyari PKL, naik grabcar.

Sempat heboh di grup whatsapp yang isinya kelas 11, mereka heboh dengan yang namanya PKL. Ada beberapa yang chat aku dan aku hanya bisa menjawab: semangat. Mereka seolah sangat ketakutan tidak mendapat tempat PKL dan, PKL bagi mereka adalah momok yang besar.
Padahal PKL ya PKL aja, biasa aja gitu, ketemu sama orang-orang yang kerja, masuk kantor, keluar kantor, bikin laporan, udah. Ndak ada yang istimewa.
Tapi setelah PKL, aku bisa bilang bahwa apa-apa yang diajarkan di sekolah tidak terlalu penting. Belajar bagi anak SMK adalah di tempat PKL. Karena di tempat ini kita langsung praktik dan merasakan bagaimana atmosfir tempat kerja yang sesungguhnya.
Kalau di kelas kan cuman teori, presentasi satu-satu dan setelah itu ndak ngerti. SMK harusnya banyak praktik, sehingga ketika lulus dan terjun ke tempat kerja yang sesungguhnya akan menjadi tenaga kerja yang siap pakai.
Jadi saranku buat ddgmz yang bakal PKL, jaga nama baik almamatermu, karena jika kamu sudah dicap jelek, kasihan adik kelasmu nanti, stock tempat PKL bakal berkurang. 

bonus:
potret anak PKL yang terlalu lelah sehingga tertidur di angkot ketika pulang kerja.
  

 
sebuah kisah.

MENULIS UNTUK DIMUSNAHKAN?



Belum lama ini aku datang ke SMK untuk mengurus beberapa hal. Guru-guru yang kujumpai masih kenal denganku layaknya aku masih sekolah di sana. Aku bisa datang ke sini pun karena ada salah satu guru yang mengingat bahwa aku adalah alumni yang (anggapnya) bisa menulis. Jadi kasusnya adalah, kepala sekolah ingin mengaktifkan web sekolah, dan guru ini menyarankan kepada beliau bahwa ada salah satu alumni yang barangkali bisa membantu.
            Tentu saja aku bertemu dengan kepsek berbincang banyak hal. Kebetulan ketika kami sudah di ruangan kepsek, ada satu guru yang mengingatku juga.
             “Ini lho, Pak, dulu dia punya blog mau ditutup karena menulis tentang sekolah.”
            Benar, waktu aku masih sekolah, kepseknya bukan yang sekarang, aku menulis banyak hal. Dan salah satunya menulis tentang sekolah itu sendiri. Aku hanya mencoba menjadi siswa keren yang dapat mengkritisi keadaan pada waktu itu. Sebab kala itu teman-temanku hanya berbicara di belakang saja, tak mau bersuara.

aku pas SMK, gini amat :3

            Alhasil, tulisan yang baru kupost semalam, besoknya terbaca oleh salah satu guru. Aku sempat ditelpon oleh salah satu guru karena postingan itu. Dan guru itu langsung memintaku untuk menghapus postingan itu atau jika tidak, blogku akan ditutup.
            Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali. Dan pihak sekolah tampak semacam ketakutan jika tulisanku dibaca oleh banyak orang.
            Padalah tulisanku waktu itu tidak mengandung unsur SARA dan sebagainya. Aku hanya menulis fakta, bahkan aku sempat mewawancarai salah satu guru untuk keperluan tulisanku ini. Tapi guru yang memintaku menghapus postingan itu memiliki alasan tersendiri.
            Karena aku tidak mau pusing dengan urusan seperti itu, maka kuhapus saja postingan itu dan kembali mengkritisi sekolah dengan cara yang lain: menulis cerpen.
            Cerpen, bagaimanapun ia adalah fiksi, tapi cerpen yang kubuat waktu itu berbeda. Cerpen yang kubuat mirip dengan keadaan sekolah pada waktu itu. Dan jika aku disuruh untuk kelmbali menghapus postingan itu, aku bilang saja: “Itu kan fiksi, Pak, tidak nyata, masa Bapak tidak tahu bedanya fiksi dan nonfiksi.”
            Tapi beruntungnya tak ada lagi teguran setelah aku mengkritisi sekolah dengan membuat cerpen. Lagi pula ini lebih mengasyikan, dan membuatku tidak pusing lagi berurusan dengan sekolah.
            Dari sini aku belajar betapa kuatnya sebuah tulisan. Karena hal itu, aku menjadi lebih semangat lagi untuk menulis, bukannya malah down karena tekanan. Dan setelah lulus, akhirnya aku dipanggil lagi ke sekolah, tentu saja bukan untuk urusan postingan yang harus dihapus, tetapi  tentang urusan memposting tulisan untuk sekolah.

aku dan adik2 kelas calon pengisi web sekolah.

CINTA PERTAMA DAN EKSKUL JURNALISNYA 11



Hari itu aku bertemu dengan adik kelas yang ekskul jurnalistik di sekolah. Ekskul ini adalah ekskul yang kurintis ketika aku masih menjadi ddgmz di SMK. Sungguhlah dalam merintis ini ekskul bukan hal mudah. Pernah aku sampai putus asa dan ingin melepas semuanya. Tapi, hari itu, aku sadar bahwa apa yang kulakukan selama ini, bukanlah hal yang sia-sia.
Ada 47 orang yang datang hari itu di taman monas. Aku menyempatkan hadir setelah aku pulang kerja. Aku bertemu mereka jam setengah 2 siang. Mereka sudah terlihat lelah. Dan aku mengenalkan diri di depan mereka..
Ada yang mengira bahwa aku adalah wanita. Ya, kita sebelumnya memang tidak pernah bertemu, hanya di grup whatsapp saja. Yang mengira aku adalah wanita bilang begini,
“Padahal di bayangan saya, ka Afsokhi itu cewek, pake jilbab syari.”
Ebuseh.
Kebanyakan anggota jurnalistik adalah perempuan. Ya, perempuan, makhluk yang sulit untuk dimengerti. Untung saja pemimpin redaksinya adalah perempuan juga. Aku sekarang hanya di balik layar saja. Tidak terlibat langsung dengan mereka.

itu tuh, yang lagi berdiri, pemimpin redaksi


Di tempat kerjaan sebelum menuju ke monas untuk bertemu mereka, hatiku merasa berdebar, aku gugup, mual, berak-berak, aku bahkan sempat menyatat apa yang akan kukatakan di hadapan mereka nantinya. Rasanya seperti merasakan cinta pertama lagi. Mungkin lebih dari itu.
Di sisi lain aku terharu, mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Yang kukatakan saat itu, tidak terlalu banyak, hanya beberapa, karena kupaham mereka juga sudah lelah, aku tak mau mereka berpikir: “Eh siapa sih nih orang, sok akrab banget, bikin lama lagi. Gak guna!”
Ebuseh…
ada juga games untuk merebutkan buku gratis dariku. syaratnya kusuruh nulis di igeh dengan kata kunci: jurnalis, pohon dan bunuh diri untuk mendapatkan bukunya bernard batubara. dan ini adalah tulisan yang menang.


Jadi, kemarin itu selain pelatihan tentang jurnalistik dan kepenulisan. Ada juga games-games. Dan games yang sangat berkesan bagiku adalah ketika mereka ditugaskan untuk menggambar. Bukan sembarang gambar, mereka menggambar beramai-ramai tanpa ada diskusi. Jadi dalam sekelompok itu, mereka tidak tahu mau gambar apa. Dan mereka hanya dikasih waktu 2 menit. Orang pertama berniat menggambar pohon, eh orang kedua malah berpikir bahwa orang pertama menggambar orang. Maka selanjutnya ia kasih mata dan alis seenak jidatnya.
Dan yang membuat klimaks adalah ketika satu-satu dari ketua kelompok mereka mempresentasikan apa yang mereka gambar. Jelas saja si ketua di sini diuji bagaimana ia harus bisa mengarang.
            Dan benar saja, mereka pandai mengerang. Aku tak bisa menahan tawa ketika ketua kelompok menjelaskan apa yang kelompoknya gambar. Ia benar-benar mengarang bebas.
           Ini salah satu gambarnya yang udah kuedit:



Aku ingin menutup tulisan ini dengan suatu hal yang berkesan. Tapi rasanya sangat sulit untuk ukuran tulisan yang ditulis dalam sekali duduk ini. Jadi kukatakan saja. Aku meresa hidupku tak sia-sia ketika bertemu kalian, wahai anggota jurnalistik SMKN 11 Jakarta. *PELUK SATU-SATU*


bonus:




 


 


Cara tes mengetik cepat secara online maupun offline dan menggunakan tes mengetik online yang juga bisa digunakan secara offline



Mengetik agaknya sudah menjadi kegiatan sehari-hari, terkhusus mengetik di keyboard. Kecepatan mengetik seseorang sangat mambantu ia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain cepat, juga harus tepat tentu saja.
            Untuk bisa meningkatkan kecepatan mengetik, tentu tidak mudah. Harus sering melatihnya dan punya media untuk berlatih. Kalau saya, biasa mengetes kecepatan mengetik lewat situs https://10fastfingers.com/typing-test/indonesian. Di situ kamu juga bisa membuat akun dan ikutan kontes yang tersedia. Bahkan ada juga tantangan-tantangan yang harus kamu selesaikan, semacam misi. 

Ini akun saya, kamu bisa membuatnya dengan login dengan facebook
 
kompetisi yang bisa kau ikuti, tinggal pilih yang ada bendera Indonesianya dan klik join!

 
Hasil tes mengetikmu bisa kamu pamerkan di blog.

Juga di akun sosial mediamu.


            Tapi, itu saya lakukan ketika terhubung ke internet saja. Ketika saya ndak ada kouta atau  lagi males nyari wifi gratis, saya punya jalan pintas untuk bisa mengetes kecepatan mengetik saya tanpa terhubung ke internet. Caranya gampang:
1.      Masuk ke http://ngetik.maya.id/
Begini tampilannya
2.      Save page

saya sarankan untuk menyimpannya di desktop


3.      Dan buka ketika offline

perhatikan yang telah saya beri tanda lingkaran merah.


Ketika kamu mengetik di sana, di web yang telah kamu simpan, setiap selesai dan mencoba mengetes lagi, teks akan berubah dengan sendirinya. 
 
hasilnya begini.

            Jadi, kamu masih bisa mengetes kecepatan mengetik secara online maupun offline dengan mudah, tanpa terhubung dengan internet. Yuk cobain!