Foto by Argi Pramana. Btw, saya itu yang paling kiri.
Sudah banyak, kira-kira berjumlah 35 ribu orang yang memakai baju yang sama,
berwarna hijau. Di garis start dan finish ini yang, bertepat di silang Barat
Daya Monas, kami mulai lari tepat jam 06.30 WIB.
Dari sekian banyak peserta, gue berada di bagian
tengah-tengah. Sempat gue loncat-loncat lihat ke depan, wah banyak banget, dan
lihat ke belakang, gile banyak beudh.
Mereka yang datang pagi-pagi mendapat keuntungan berupa start
paling depan sehingga ketika mulai berlari tidak empet-empetan sama peserta
yang lain. Tidak seperti gue, ketika kami akan dilepas oleh Bapak Gubernur, gue
lari melewati celah-celah yang ada, susah. Sempat nabrak dan ketabrak pula.
Gue berlari agak longgar ketika sampai di KM 2. Dari sini gue
lari secara konstan dan sedikit
ngos-ngosan. Ada rasa malu ketika ada cewek nyalip gue dari depan
belakang. Aih, karena itu, gue lari lagi dan lagi sampai koma penghabisan
darah terakhir keringat bercucuran ke tubuh gue yang agak cungkring ini.
Pelari yang gue perhatikan bermacam-macam. Intinya, ada yang
dari elit Nasional, Internasional, umum dan pelajar. Gue adalah katagori yang
terakhir.
Ada yang memakai kostum unik, ada yang pakai seragam SD,
Gatot Kaca, Pilot, Ondel-Ondel dan masih banyak lagi. Dan satu yang membuat gue
trenyuh adalah ketika ada satu peserta yang menggunakan kursi roda. Di belakang
kursi rodanya itu tertulis: KAMI JUGA BISA BEROLAHRAGA SEPERTI KALIAN. Wih…,
begi gue itu adalah pukulan telak bagi mereka yang mempunyai tubuh lengkap
tanpa cacat namun malas berolahraga.
Nah, gue sekarang udah sampai di KM 4 ceritanya. Di sini gue
udah hampir sampai batas kemampuan gue buat lari. Kaki sudah mulai cenat-cenut,
napas sih masih kuat. Padahal, gue ini kalau lagi ambil nilai olahraga atletik
di Lapangan Banteng, gue sering juara 1, 2, 3 dalam memutari lapangan itu dari
sekian siswa/i yang lain.
Target gue kini adalah sehat wal afiat sampai garis finish,
itu aja dulu. Tapi agak nyesek juga ketika di putaran di Glodok, pitanya (petanda
sudah berputar) habis. Hiks.
Selama gue lari, tidak ada teman menemani, soalnya ketika
itu, hp gue mati. Awalnya mau bareng sama si Ucup yang kabarnya mendapat
mendali dari event ini, namun ya itu, terkendala alat komunikasi dari hp purba
gue. Jadilah gue sepanjang lari di event ini kesepian di keramaian, hiks -__-‘
Btw, selama gue lari, gue sering berpapasan atau lebih
tepatnya nyalip-menyalip bersama 3 orang pelajar. Mereka terdiri dari 2 orang
cewek dan 1 cowok. Dari penampilannya, kayaknya mereka atlet. Yeah, yang cewek
dikuncir banyak banget begitu di kepala, dan si cowok badannya jadi. Dari lari
mereka pun terlihat bahwa ya mereka atlet pelajar yang kalau nggak salah
sekolahnya dekat Ragunan ituh…
Di event ini, gue bertemu sama Bima teman SD gue dulu ketika
gue berlari dari halte busway yang tenyata ndak beroperasi ke arah Monas.
“Woi.” Sapa Bima yang mukanya asing buat gue ketika itu
pertama lihat dia setelah berabad-abad tidak bertemu. Gue melongo liat
muka dia.
“Eh, elo.” Gue sok akrab sambil lari jogging di jalan Hayam
Wuruk bersama kebanyakan orang yang mau CFD.
“Lu siapa ye…,” lanjut gue tampak bloon. “Ah… Bima lo ye?!”
Suara gue meninggi. Dia tersenyum.
“Masih inget lo.” Dia meledek.
“Hahah…, masihlah. Tadi gue kira siapa. Perasaan dulu pas SD
lu gendut deh, eh sekarang agak langsingan lo.”
“Iyahlah, dulu kan SD. Eh, gue sering liat lu mau berangkat
sekolah. Lewat dekat rumah gue.”
“Lo kenapa nggak nyapa?!” Tanya gue agak galak.
“Je…, orang lo jalannya cepet banget sial!”
Ahaha…, yeah emang kalo gue brangkat sekolah, siap seragam
dan segalanya, tancap headshet di kuping dan ya jalan kaki menuju angkot tanpa
memperhatikan keadaan sekitar. Menikmati alunan lagu dari headshet tersebut
sampai akhirnya dan tahu-tahunya sampai kelas. Hahah…
Bima, kami berdua bercerita tentang masa-masa SD yang gokil
ngalaihim. Sampai kami tertawa-tawa selama di perjalanan sambil berlari kecil.
Dan akhirnya kami berpisah di pintu masuk monas. Dia ke sekolahnya dulu yang
deket sini dan tanpa sengaja gue ketemu Haris, teman gue juga dari STM 35, anak
Pramuka.
Gue dan Haris cukup akrab, sering ketawa-ketawa nggak jelas
dengan cerita-cerita jayus milik kita. Haha…, pokoknya dia karakternya agak
mirip gue, cuman, dia lebih nggak jelas ketimbang gue :3 sorry Haris…
***
Akhirnya, gue sampai finish dengan waktu satu jam tiga puluh
tujuh menit. Gila nggak luh? Sepuluh kilo meter dengan waktu selama itu? Parah.
Gue kecewa. Tapi apa daya seekor lalat, ia tidak akan terbang seperti tingginya
burung.
Selapas itu, gue ikutan liat penyerahan hadiah bagi yang
menang. Dan untuk katagori Internasional, kebanyakan pemenang dari Kenya!
Orangnya hitam-hitam, ketika gue liat mereka lari, busyet deh, udah kayak naek
motor. Cius!
Kalau dihitung-hitung. Mereka rata-rata menghabiskan waktu 30
menit untuk 10 kilo meter. Jadi berapa kecepatan mereka berlari? Ngitungnya
gimana yah, gue mandadak lupa -__-“
Oke sekian cerita dari gue. Mungkin punya lo lebih keren ^_^