IKUTAN LARI 10 KILOMETER JAKARTA INTERNASIONAL 2015

Foto by Argi Pramana. Btw, saya itu yang paling kiri.




Sudah banyak, kira-kira berjumlah 35 ribu orang yang memakai baju yang sama, berwarna hijau. Di garis start dan finish ini yang, bertepat di silang Barat Daya Monas, kami mulai lari tepat jam 06.30 WIB.
Dari sekian banyak peserta, gue berada di bagian tengah-tengah. Sempat gue loncat-loncat lihat ke depan, wah banyak banget, dan lihat ke belakang, gile banyak beudh.
Mereka yang datang pagi-pagi mendapat keuntungan berupa start paling depan sehingga ketika mulai berlari tidak empet-empetan sama peserta yang lain. Tidak seperti gue, ketika kami akan dilepas oleh Bapak Gubernur, gue lari melewati celah-celah yang ada, susah. Sempat nabrak dan ketabrak pula.
Gue berlari agak longgar ketika sampai di KM 2. Dari sini gue lari secara konstan dan sedikit ngos-ngosan. Ada rasa malu ketika ada cewek nyalip gue dari depan belakang. Aih, karena itu, gue lari lagi dan lagi sampai koma penghabisan darah terakhir keringat bercucuran ke tubuh gue yang agak cungkring ini.
Pelari yang gue perhatikan bermacam-macam. Intinya, ada yang dari elit Nasional, Internasional, umum dan pelajar. Gue adalah katagori yang terakhir.
Ada yang memakai kostum unik, ada yang pakai seragam SD, Gatot Kaca, Pilot, Ondel-Ondel dan masih banyak lagi. Dan satu yang membuat gue trenyuh adalah ketika ada satu peserta yang menggunakan kursi roda. Di belakang kursi rodanya itu tertulis: KAMI JUGA BISA BEROLAHRAGA SEPERTI KALIAN. Wih…, begi gue itu adalah pukulan telak bagi mereka yang mempunyai tubuh lengkap tanpa cacat namun malas berolahraga.
Nah, gue sekarang udah sampai di KM 4 ceritanya. Di sini gue udah hampir sampai batas kemampuan gue buat lari. Kaki sudah mulai cenat-cenut, napas sih masih kuat. Padahal, gue ini kalau lagi ambil nilai olahraga atletik di Lapangan Banteng, gue sering juara 1, 2, 3 dalam memutari lapangan itu dari sekian siswa/i yang lain.
Target gue kini adalah sehat wal afiat sampai garis finish, itu aja dulu. Tapi agak nyesek juga ketika di putaran di Glodok, pitanya (petanda sudah berputar) habis. Hiks.
Selama gue lari, tidak ada teman menemani, soalnya ketika itu, hp gue mati. Awalnya mau bareng sama si Ucup yang kabarnya mendapat mendali dari event ini, namun ya itu, terkendala alat komunikasi dari hp purba gue. Jadilah gue sepanjang lari di event ini kesepian di keramaian, hiks -__-‘
Btw, selama gue lari, gue sering berpapasan atau lebih tepatnya nyalip-menyalip bersama 3 orang pelajar. Mereka terdiri dari 2 orang cewek dan 1 cowok. Dari penampilannya, kayaknya mereka atlet. Yeah, yang cewek dikuncir banyak banget begitu di kepala, dan si cowok badannya jadi. Dari lari mereka pun terlihat bahwa ya mereka atlet pelajar yang kalau nggak salah sekolahnya dekat Ragunan ituh…
Di event ini, gue bertemu sama Bima teman SD gue dulu ketika gue berlari dari halte busway yang tenyata ndak beroperasi ke arah Monas.
“Woi.” Sapa Bima yang mukanya asing buat gue ketika itu pertama lihat dia setelah berabad-abad tidak bertemu. Gue melongo liat muka dia.
“Eh, elo.” Gue sok akrab sambil lari jogging di jalan Hayam Wuruk bersama kebanyakan orang yang mau CFD.
“Lu siapa ye…,” lanjut gue tampak bloon. “Ah… Bima lo ye?!” Suara gue meninggi. Dia tersenyum.
“Masih inget lo.” Dia meledek.
“Hahah…, masihlah. Tadi gue kira siapa. Perasaan dulu pas SD lu gendut deh, eh sekarang agak langsingan lo.”
“Iyahlah, dulu kan SD. Eh, gue sering liat lu mau berangkat sekolah. Lewat dekat rumah gue.”
“Lo kenapa nggak nyapa?!” Tanya gue agak galak.
“Je…, orang lo jalannya cepet banget sial!”
Ahaha…, yeah emang kalo gue brangkat sekolah, siap seragam dan segalanya, tancap headshet di kuping dan ya jalan kaki menuju angkot tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Menikmati alunan lagu dari headshet tersebut sampai akhirnya dan tahu-tahunya sampai kelas. Hahah…
Bima, kami berdua bercerita tentang masa-masa SD yang gokil ngalaihim. Sampai kami tertawa-tawa selama di perjalanan sambil berlari kecil. Dan akhirnya kami berpisah di pintu masuk monas. Dia ke sekolahnya dulu yang deket sini dan tanpa sengaja gue ketemu Haris, teman gue juga dari STM 35, anak Pramuka.
Gue dan Haris cukup akrab, sering ketawa-ketawa nggak jelas dengan cerita-cerita jayus milik kita. Haha…, pokoknya dia karakternya agak mirip gue, cuman, dia lebih nggak jelas ketimbang gue :3 sorry Haris…
***
Akhirnya, gue sampai finish dengan waktu satu jam tiga puluh tujuh menit. Gila nggak luh? Sepuluh kilo meter dengan waktu selama itu? Parah. Gue kecewa. Tapi apa daya seekor lalat, ia tidak akan terbang seperti tingginya burung.
Selapas itu, gue ikutan liat penyerahan hadiah bagi yang menang. Dan untuk katagori Internasional, kebanyakan pemenang dari Kenya! Orangnya hitam-hitam, ketika gue liat mereka lari, busyet deh, udah kayak naek motor. Cius!
Kalau dihitung-hitung. Mereka rata-rata menghabiskan waktu 30 menit untuk 10 kilo meter. Jadi berapa kecepatan mereka berlari? Ngitungnya gimana yah, gue mandadak lupa -__-“

        Oke sekian cerita dari gue. Mungkin punya lo lebih keren ^_^
Comments
0 Comments

Posting Komentar