MEMBACA NOVEL CRAZY RICH ASIANS: SAMA KAYAK DI FILM?

Cerita tentang hubungan yang tak direstui agaknya sudah banyak yang menulis. Tapi bukanlah dunia jika kita tidak bisa menemukan sudut pandang yang baru. Crazy Rich Asians bisa dikata novel yang tebal dan kompleks—dan ya, mengkerucut tentang hubungan yang tak direstui, tentang orang kaya yang mencinta orang biasa.

Adalah Nick dan Rachel, mendapat masalah ketika Nick mengajak pacarnya itu untuk bertemu keluarganya di Singapura. Sebelumnya mereka sudah saling kenal dan tinggal di Amerika. Rachel mendapat banyak kejutan ketika tahu bahwa kekasihnya itu sangat amat amat amat kaya raya. Dan orang yang mengelilingi keluarga tersebut bukanlah orang-orang biasa. Dan Rachel orang biasa!

Memang tidak dijabarkan secara gamblang berapa jumlah kekayaan keluarga Nick, tapi yang pasti mereka bahkan mampu membeli hotel dengan mudahnya ketika mereka tidak boleh menginap di sana; memiliki pesawat pribadi, rumah mewah, dan hidup gelamor. Namun Nick jauh dari sifat-sifat tersebut, ia lebih memilih hidup sederhana dan seadannya.

***

Jika kamu pernah menonton film-nya, mungkin kamu akan kaget ketika membaca buku ini (atau sebaliknya). Ya, ada banyak perbedaan! Dan tentu saja itu tidak akan aku jabarkan di sini, silakan tonton dan baca sendiri, lah.




Tapi yang pasti, di dalam buku ini kamu akan menemukan perincian tiap tokoh dengan porsi yang bisa dikatakan cukup. Memang ada banyak tokoh di Crazy Rich Asians, sehingga kita perlu mengingat nama-nama untuk bisa membuka halaman demi halaman.

Dan masalah ketika menonton filmnya adalah kita tidak mendapat penjelasan yang cukup tiap tokohnya. Di bukunya kamu bisa mengorek-ngorek latar belakang tiap tokoh dengan leluasa.

Pada dasarnya konfilk dalam novel ini adalah bagaimana manusia memandang manusia yang lainnya: menilai sebarapa pantas atau dengan siapa mereka harus berhubungan. Dan Rachel adalah gambaran dari kita yang hidup sederhana atau bahkan bisa dikatakan kurang beruntung. Ia hanya hidup bersama ibunya, sedangkan ayahnya entah di mana.

Sedangkan Nick adalah gambaran dari hidup yang glamor, kaya raya, uang adalah senjata mereka. Tapi kekayaan tidak membuat Nick hidup bahagia. Ia selalu dihalangi orangtuanya untuk berhubungan dengan Rachel: sumber kebahagiannya!

Orang tua Nick beranggap Rachel tidaklah setara dengannya. Apalagi mereka sangat khawatir dengan uang meraka, ditambah ketika mereka tahu Rachel adalah dosen ekonomi. Ekonomi! Sudah pasti wanita ini mata duitan dan menikahi Nick hanya mengincar uangnya!

“Aku tidak tahu siapa orang-orang ini. Tapi aku dapat memberitahumu satu hal—orang-orang ini lebih kaya daripada Tuhan.” (152)

Jujur saja, aku memiliki masalah ketika membaca novel ini. Pertama, ada beberapa diskripsi yang tidak aku pahami, contohnya seperti penyebutan merk baju, desainer, jenis makanan, jenis perhiasan, dan istilah-istilah ‘orang kaya’ lainnya.

Bisa dibilang, novel ini memiliki alur yang lambat dan hati-hati. Jadi pembaca harus sabar untuk bisa mencapai klimaksnya. Bahkan aku merasa bosan ketika sudah membaca separuh lebih, namun ketika menuju akhir, aku menemukan banyak kejutan dan rela begadang untuk membaca bab selanjutnya sampai tamat. Haha..

Ada banyak pelajaran yang kita ambil dari novel ini. Tentang kesetiaan hubungan, tentang kesenjangan, sudut pandang etnis tionghoa, dan tentu saja tentang bagaimana memerlakukan sesama manusia.

Comments
0 Comments

Posting Komentar