Sekarang gue lagi di atas losbak mobil Pol Pp. Gue dari Kembangan menuju
SMK N 9 di bandengan. Di sini keadannya lagi anjlug-anjugan. Gue duduk paling
belakang dan yang lain pada serius menikmati pemandangan.
Angin cukup kencang, mobil saling berkejaran. Beberapa
kali gue terguncang dan merasakan mual. Huek!
Alhamdulilah. Juara satu lagi. Gugus depan gue juara satu
lagi dalam rangkain lomba gugus depan tergiat tingkat Jakarta Barat.
***
Begitulah tulisan
saya ketika di perjalanan masih di mobil losbak. Ketika itu saya sedang bete
dan mencoba untuk menulis pengalaman ini. Namun ya begitu, susah, soalnya
keadaan yang anjlug-anjulgan dan hape saya yang buram.
Nah, jadi ceritanya begini. Saya akan
cerita dari awal ya…
Pada Jum’at 12 bulan ini, saya dan teman-teman
Pramuka Ambalan Hang Tuah-Malahayati menggalakan bersih-bersih sanggar
kebanggan kami. Sanggar dibersihkan sedemikian rupa tanpa ada yang diubah.
Seperti biasa, hiasan dinding menumpuk, piala berjejeran, ada dua lemari besar,
ada meja, kursi, lampu, udara, angin, partikel, debu. Begitulah.
Ketika itu saya sampai batuk-batuk
karena debu masuk ke pernapasan saya. Dan saat itu juga saya sempatkan untuk
berhenti bekerja, lalu melihat teman-teman saya. Dari air mukanya, terlihat
mereka serius sakali….
Lama kemudian, selesai, dan kami siap
untuk menjadi gudep tergiat.
***
Selasa, 16 bulan ini
tahun 2015 jam setengah 1 siang. Saya berangkat dari SMKN 11 Pinangsia menuju
Kembangan. Kebetulan hanya dua penegak dari ambalan kami, yakni saya dan Selvi.
Bersama dua pembina: Pak Adi dan Bu Anisa, menjadikan, formasi naik motor: saya
bersama Pak Adi dan Selvi bersama Bu Anisa terjadi.
Ketika saya mulai naik ke motor Pak
Adi yang bergigi, saya merasakan kesempitan, saya duduk di boncengan tepat di
besi-besi itu. Pantat saya pegal, apalagi 30 menit lebih perjalanan yang
anjlug-anjlugan.
Ini kali saya pertama digonceng Pak
Adi, yang perawakannya gendut dan memang seperti itu. Lalu…?
Motor Pak Adi kempes ketika kami baru saja ingin berangkat :3
Btw, saya memanggil Ibu dan Bapak
kepada pembina pramuka kami karena kami memang sudah terbiasa dengan
embel-embel itu dan karena lagi nih
beliau-beliau ini juga guru kami. Kalau pakai ‘Kak’ itu ndak enak di lidah.
Jadi ya karena sudah terlanjur seperti ini, maka sudahlah menjadi darah-daging
tanpa koreksi.
Kami sampai di kwarcab jam setengah
dua siang lewat sedikit. Saya turun dari motor Pak Adi, keadaan sekitar masih
sepi, karena itu, saya putuskan untuk menuju taman yang berada di samping
masjid dan bermain komedi putar sendirian menyepi dengan sebuku novel dan
musik-musik intrumenral rock!
Tiba-tiba, ada yang menyapa saya, dia
perempuan mengenakan seragam pramuka lengkap.
“Sendiran aja…?” sapanya seraya senyum
dan berjalan mundur.
“Iya nih, Kak, sendirian,” jawab saya.
Dan ternyata Kakak yang menyapa saya tadi sudah jauh jaraknya -__-‘’
Dasar!
***
Kami berbaris di
lapangan utama. Saya berada di barisan kedua setelah cowok tinggi gendut
berdiri di depan saya dengan tegap. Upacara dimulai….
Langsung aja pada intinya. Kini
pemberitahuan siapa-siapa Gudep tergiat. Saya deg-degan seperti merasakan
jatuh cinta.
“Gugus depan tergiat tingkat
SMA/SMK/MAN jatuh kepada….”
Suara Kak Sapei’ menggantung, berharap
yang mendengarnya histeris dan penasaran.
“Gugus depan yang berpangkalan di….
SMK N 11 Jakarta!”
Prok
prok prok prok ~> suara tempuk tangan.
“Pradananya silakan maju…” lanjut Kak
Sapei.
Saya terpaku, keringat tarasa
mengkujur tubuh, dan bergetar tidak karuan. Saya siap dari istirahat di tempat. Napas saya serap, tubuh saya
tegakkan, dada saya majukan dan kemudian saya berjalan ke dapan.
Saya merasa tamvan :V
Saya senang! Ini yang kedua kalinya
saya maju ke depan setelah tahun lalu juga mendapat juara satu lagi.
Piala dibagikan dari saya terlebih
duhulu. Kak Asma, dari Sudin Kemenpora memberikan langsung piala itu kepada
saya setelah berasalaman dan mengucapkan selamat. Saya raih itu piala dan lalu
kamera menembak saya berkali-kali. Aih, senang sekali ^_^
Cool :V
Setelah upacara usai, tiba saatnya
untuk berfoto ria. Pertama saya foto bersama Bu Anisa, Pak Adi dan Selvi dengan
bantuan salah satu penegak dari SMK 13. Lalu selanjutnya saya foto sendirian,
lalu bersama penegak SMK 13, lalu banyak deh saya foto :3
Pialanya lumayan berat, Vroh :V
Semua yang berada di sini wajahnya
berseri-seri. Termasuk juga dari SMK N 9 Jakarta yang mendapat juara 3. Tadinya
saya mau foto bareng Fitria, penegak dari SMK 9 yang istimewa bagi saya
kenal. Tapi ada rasa malu begitu, hihihihi….
Syahdan, kami pulang, saya ditawari Fitria
untuk pulang bersama SMK 9. Alhasil, saya setuju dan lalu naik ke atas losbak
yang sudah diparkir di depan. Saya naik, dan duduk menjadi bagian dari mereka.
Tidak terlalu banyak percakapan antara saya dengan penegak SMK 9. Yang ada,
saya lebih bercakap dengan Selvi dan bercanda garing, yang saya bingung, di
depan Selvi, apa pun yang saya buat lucu, dia tertawa -_-‘
Di perjalanan angin sepoi.
Anjlug-anjlugan ini mobil membuat saya mual. Karena itu saya tidak bisa diam
dan memilih duduk di belakang losbak sambil slonjoran.
Sesampainya di SMK 9 Bandengan, saya turun, berterima kasi, dan
lalu melanjutkan perjalanan menuju Tamansari. Di perjalanan, saya terus
memegang itu piala. Banyak orang dan matanya tertuju pada saya. Beberapa ada
yang berteriak,
“Hore…!”
Bertanya,
“Juara berapa?”
“Lomba apa?”
Memberi pendapat,
“Nah gitu dong…”
Kagum,
“Wihhh…”
Dan sempat mata anak kecil berumuran 8
tahun yang sedang digonceng motor Ibunya menatap saya, matanya tak lepas dari
saya, seperti ia berkata, “Itu orang nyolong piala di mana?” #garing
***
Saya sampai di SMK
11 Pinangsia. Di sana saya bertemu Babeh, dan kemudian saya sempatkan untuk
berfoto di sekolah. Pada akhirnya saya berikan piala itu kepada Mang Iyan,
keryawan TU.
“Selamat yah...,” kata Mang Iyan yang
dingin itu.
“Iya,” jawab saya lebih dingin.
Lalu kami membeku.
***
Saya pulang ke kosan
dan sampai pada jam 5 sore lewat dikit. Saya mandi, sholat, dan istirahat. Hari
yang menyenangkan bukan? ^_^
See you next time
Salam pramuka (0.0)9