PADA SEBUAH SENJA YANG TAK KUKENANG


Kita hanyalah dua insan yang kenal karena suatu pertemuan. Dua orang asing yang diketemukan secara kebetulan di sebuah senja. Di suatu tempat yang bernama pantai sepi.

Kala itu ombak berkejaran, semburat cahaya yang muram menjadi sangat magis masuk ke penglihatanku. Dan tanpa sengaja, kutemukan kamu sendiri tak jauh dari tempatku duduk menikmati senja menyepi.

Aku adalah penikmat senja sejati. Saban hari Sabtu aku akan datang ke sini dari sebulan lalu. Melepas pandang, memanjakan indra, dan menikmati semilir angin yang sedikit bercampur kenangan yang kucoba untuk kuenyahkan!

Lalu kudekati kamu yang duduk termenung dengan takzim di dekat bawah pohon kelapa.

''Sedang apa?'' Aku membuka percakapan, dan kamu lalu mendongkakkan kepala. Wajahmu sungguh manis. Rambut terurai manja, matamu bulat, baju yang kamu kenakan sungguh serasi. Kaki jenjangmu yang putih, aduhai sekali.

''Aku menunggu seseorang,'' katamu dengan datar.

Mata kita bertemu. Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi di mana?

''Siapa yang kamu tunggu?'' Tanyaku kemudian.

''Kekasih. Dia berjanji akan datang ke sini pada senja di hari Sabtu.''

Lalu kita bertukar kata. Kamu sama sepertiku akan datang ke sini pada hari Sabtu, dan pada pukul lima sore. Kita sama.

Lalu kulihat foto di genggaman tanganmu yang lentik dan tampak putih halus.

''Boleh aku lihat? Itu foto kekasihmu?'' Tanyaku, kamu mengangguk, matamu kemudian menatap jauh ke depan sana.

Kulihat foto itu, di sana, terpampang jelas, itu wajahku. Iya, wajahku. Berpose dengan senyum kecil di sebuah pantai, di sebuah senja, di sini.***

Pinangsia, 11 Juni 2015
Comments
0 Comments

Posting Komentar