Jangan Takut Berkarya, Raditya Dika Aja Typo

Sehabat-hebatnya penulis, pasti ada saja tulisan yang salad-tulis, eh, salah-tulis maksudnya. Atau lebih dikenal dengan Typo (bahasa Inggris).

Bahkan, dalam sebuah Qoute pendek, seorang penulis termasyhur dunia (saya lupa namanya, orang luar deh pokoknya), di sana saya membaca, ''Tidak ada kalimat yang sempurna.''

Jelas maksudnya adalah kalimat yang yang ditulis manusia, bukan dalam kitab suci pastinya.

Nah, saya ambil contoh dekatnya saja. Raditya Dika, dalam bukunya yang ketujuh itu, Koala Kumal; yang sudah best seller, yang digandrungi remaja. Hingga tiap tour-nya keluar kota, membludak yang ingin ketemu sama penulisnya dan kudu beli bukunya buat ditandatangani terus foto deh.

Namun, itu semua tidak menutup kemungkinan bahwa bukunya tidak sempurna. Buktinya:

1. Keliahtan (hlm. 44) – seharusnya
kelihatan.

2. Tentang Astra di halaman 66, harusnya
Dika putus sama Deska si cewek Tomboy. Ini kenapa malah
putusnya ama Astra yang lagi deket
ama Deska, padahal Astra itu cowok!!! Ketika baca pada bagian ini, membuat saya bingung dan guling-gulingan di wc.

3. Di halaman 146. Disebutkan jika di minggu pertama, 'Malam Minggu
Miko' ditonton tiga ratus ribu kali, terus
kenapa kalimat selanjutnya malah jadi
rancu, soalnya disebutkan jika minggu
kedua ditonton tujuh ratus kali.
Bukankah seharusnya minggu kedua, viewers lebih banyak dari minggu
pertama ya? Atau mungkin itu
manksudnya minggu kedua ditonton
tujuh ratus ribu kali, bukan tujuh ratus
kali. Mungkin....

Nah, jadi intinya, tidak ada tulisan manusia yang sempurna. Setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan sendiri, entah itu keahlian bakat atau keahlian yang diasah sedemikian rupa. Dan kelebihan orang yang terhebat adalah kegigihan dan tidak takut salah. Saya pernah baca Qoute lagi nih (orang luar, saya lupa namanya).

Begini bunyinya: ''Kreativitas akan mati jika kita mulai takut salah!''

Jadi kamu masih mau takut salah? Hay! Coba-saja-dulu dengan kemampuan yang kita punya, masalah 'salah', 'gagal', 'tidak menang', itu urusan paling bontot!

Buat kamu yang takut untuk memulai menulis sebuah cerita atau apalah itu, jangan takut menulis deh, menulislah sampai ujung jemarimu kandas oleh proses sang waktu! Dengan menulis namamu akan abadi, di batu nisan :3 E, becanda.

Sepintar-pintarnya kamu, kalau ilmunya nggak bermanfaat bagi orang, ya percuma toh.
*
''Ikatlah ilmu dengan menulis.'' - Ali bin Abi Thalib.
*
Yeah. Banyak orang yang hanya suka membaca ketimbang menulis, ada yang suka nonton ketimbang bikin video. Dan begitulah orang Indonesia, maunya yang instan-instan saja, padahal mie instan pun tidak instan lho *yang ini abaikan.*

Saya sangat suka dengan twit @radityadika yang satu ini. Sebenarnya sih saya pernah baca pada twit sebelumnya di TL dia. Tulisan yang sama dan, maksud yang sama. Begini kicaunya:

''Kalau kamu suka baca, mulailah menulis. Suka
nonton, mulai bikin video. Beranilah menjadi
seorang pencipta, ketimbang hanya penikmat.''

Deg!

Saya meresa ditendang oleh tulisan dia-itu. Benar juga, daripada hanya jadi pembaca, penonton, lebih baik menjadi pencipta dong! Tulisan di atas juga termasuk pendorong saya untuk terus berkarya dan terlebih lagi membuat saya mengidolakan dia--Raditya Dika Angkasa Putra.

Nah. Jadi, buat kalian yang tidak berani untuk memulai menulis atau mulai menciptakan sesuatu, jangan takut! Setiap orang memiliki ciri khas yang berbeda, masa lalu berbeda, pendidikan yang berbeda, keluarga yang berbeda dan masih banyak lagi perbedaan yang lainnya.

Karenanya, jangan takut untuk berbeda. Bukanya dengan berbeda sebuah musik akan terdengar enak di telinga? Bayangkan, jika suara piano, drum, gitar, bass, suling. Semuanya bernada sama, datar, ah, itu tidak ada enaknya dong! Nah, di sinilah perbedaan muncul sebagai pencipta yang belum pernah diciptakan sebelumnya; oleh tempurung kepala sebelumnya.

Pokoknya. Ketika menulis atau berkarya apa saja, berkaryalah dengan percaya diri, jangan minder. Kalau tetap seperti itu, ya kapan kita bakal maju? Bakal bermanfaat bagi banyak orang? Begitulah gampangnya. Sepatutnya kita cepat-cepat sadar deh, kalau kita hanya menjadi penikmat, bukan pencipta, nanti jika pencipta sudah pada mati gimana? Kita tidak bisa menikmati sebuah karya cipta dong?

Yeah. Jangan takut, Raditya Dika aja Typo.***

Afsokhi Abdullah
Kosan, 10 Maret 2015
Comments
2 Comments

2 komentar

Manusia aja tak ada yg sempurna, apalagi sebuah tulisan :D

Reply

Posting Komentar