Ulang Tahun Terngenes Tapi Berkah: Rayain Ultah Gue Dong!





Buat gue, ulang-tahun adalah hal yang paling istimewa. Ulang-tahun berarti umur kita menambah secara bilangan tapi, di sisi lain berkurang dan, mendekati pada sebuah kematian... *Astaghfirullah*. Selama kita hidup, untuk apa kita gunakan mata, kaki, tangan, dan seluruh tubuh kita. Semuanya itu, nanti akan dipertanggungjawabkan. Semua milik Tuhan. Ingat itu.

***

Umur gue sekarang enam belas tahun. Selama kehidupan gue yang bisa dibilang masuk di ranah labil ini..., tentu banyak kejadian-kejadian yang seru gue alami. Ya namanya juga remaja, masa mencoba-coba. Begitulah singkatnya.

Gue terkadang iri sama temen yang ulang tahunnya dirayain mulu. Diceplokinlah, dilemparin tepunglah, siram air got sampe air kencinglah, dikasih kejutan sama pacarnyalah, dan semua itu..., gue pengin...! Hu..., kasian yah jadi anak kuper. Ya, gue anak kuper, gue nggak punya banyak temen dan, sekali punya temen ya begitu, nggak gaul, sama kupernya kayak gue. Kuper ketemu kuper, hu....

Pernah nih ya, ulang-tahun gue dirayain ketika kemah Persami (Pramuka Sabtu Minggu) di SMP, waktu itu umur gue empat belas tahun. Ketika itu malam hari, nyala api unggun masih membara. Tiba-tiba, kakak senior memanggil gue dan juga beberapa yang lain, jadi, ada lima orang yang dipanggil lalu baris di depan api unggun. Kami yang dipanggil adalah, peserta yang paling nggak serius selama Persami. Tapi, sebenarnya gue sih serius mengikuti Persami. Mungkin ini akal-akalan aja kali yah.

''Kalian ini! Nggak ada serius-seriusnya! Sekarang, ambil tas kalian! Pulang!'' teriak kakak senior yang kribo itu. Kakak senior yang lain juga ngga mau ketinggalan,

''Udah..., pulangin aja..., pulanginlah, buat apa ada di sini!''

''Nggak ada guna!''

''Pulang!''

Suasana semakin mencekam. Api unggun bentar lagi padam sedangkan kami yang baris di depannya masih saja mematung seperti batu nisan dan hampir saja gue mau mimisan. Terdengar isak tangis tertahan-tahan. Idih, ada yang nangis....

''Cengeng kamu!'' bentak kakak senior yang lebih tua. Dia buncit dan ngeselin mukanya!

''Udah..., nunggu apalagi, pulang!''

Kami pun mengambil tas kami masing-masing. Dan baris seperti semula: di depan api unggun. Anak-anak yang lain, tetap membisu melingkari api unggun. Kami jadi tontonan. Gue mulai 'nelangsa' dibentak-bentak mulu.

''Bakar aja bakar...!'' teriak kakak senior cewek yang jutek.

Apa, dibakar? Gue mau dibakar?

''Bakar aja tasnya,'' sambung kakak itu lagi. Huu..., kaget gue!

Kali ini gue mulai mau nangis, dan ketika berjalan keluar gerbang, gue bener-bener nangis. Kampret, cowok masa nangis sih. Pas gue berjalan menuju jalan pulang yang gelap, ada yang memanggil gue,

''Woi!'' dia kakak senior. Apalagi dakh nih? Batin gue.

''Masuk lagi,'' lanjutnya.

Kami yang tadi disuruh keluar pun masuk. Hei! Ternyata ketika kami masuk, lagu selamat ulang tahun ala anak Pramuka dinyayikan. Semua bernyayi ria, hati gue seneng dan gembira, gue disaram air, basah, aaaa... Gue seneng.

Ulang-tahun gue tepat pada tanggal enam belas November. Dan ketika Persami hanya berselang dua hari saja, jadi, mungkin ada yang merencanakan ini semua untuk mengerjai anak yang ulang-tahunnya mendekati hari Persami itu. Ya mungkin kalau gue nggak ikut Persami dan nggak ekskul Pramuka juga nggak bakal dirayain nih ulang-tahun.

Gue bersyukur ulang-tahun bisa dirayain setelah ikut Pramuka. Setahun setelah itu, gue mengikuti perkemahan tingkat Daerah DKI Jakarta. Dan, hari kedua kemah itu adalah bertepatan dengan hari lahir gue. Gue berharap ada kejutan apa di pagi hari sampai malam harinya. Gue nunggu dan nggak ada apa-apa. Sumpah ini ngenes banget. Semua pada sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, teman barunya masing-masing. Padahal nih ya, banyak anggota Pramuka sebelumnya yang dirayain secara meriah gitu. Nggak adil...!

Huuu..., menurut gue sih, ulang-tahun adalah patut dirayakan untuk mereka orang yang memang mempunyai andil besar dalam suatu organisasi dan kelompok. Dengan itu, maka akan banyak anggota yang memperhatikannya, dari hari ulang-tahun dan sebagainya. Dan gue adalah orang yang biasa-biasa aja. Nggak ikut andil dalam sebuah organisasi atau kelompok. Apalagi selama gue sekolah, sumpe deh, nggak pernah dirayain! Yang lain mah dirayain. Tapi ada aja yang ngasih gue kado, satu-dua orang secara diam-diam. Nah, di sini gue jadi tahu, yang mana temen beneran dan yang mana temen imitasi!***

Afsokhi Abdullah
Kosan, 01 Maret 2015

Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway Blogger Energy: Ultah Terngenes http://www.bloggerenergy.com/2015/02/giveaway-blogger-energy-ultah-terngenes.html

Dan selamat ulang tahun yah untuk kak #MahfudCowokBaik ^_^ 
Comments
10 Comments

10 komentar

Biasanya kalo kuper ketemu kuper bisa jadi lebih heboh daripada anak populer lainnya *pengalaman

Salam kenal ya.. umur kita sama

Reply

Sama. Ulang taun gue juga ga pernah di rayain. Sedih sih. Gue juga ga pernah posting tanggal di fb. Tapi ada aja satu dua orang yg kirim pesan hbd lewat whatsaap. Jadi terharu tau juga tuh orang hehehe

Reply

Hihihi... Kuper yang ini beda mungkin kak.

Hehe.. Salam ^_^

Reply

Hhehe..., iyah kak, bener, itu yg bikin terharu. Mungkin bisa melebihi keterharuan ultah yg dirayain ^_^

Reply

hey, nggak boleh pesimis gitu :))

Ultah nggak selamanya mesti dirayain kok. Walau dulu jaman-jamannya gue masih abege ya gue emang uka gitu sih mikirnya 'pengen dirayain', tapi seiring berrtambahnya usia. Lo pasti bakal ngerti kok kalo ultah nggak selamanya berbicara soal perayaan aja :)))


mimithpunyacerita.blogspot.com

Reply

Aih, bijak sekali, pelajaran hidup ini. Terima kasih kak... ^_^

Reply

Aku gitu uda ngerasa gede emang ngga pernah lagi dirayain.. Paling makan-makan bareng temen akrab doank.. Atau malah melipir ke mall buat belanja :P

Reply

Kayaknya itu masuk ke katagori ultah yang dirayakan deh kak --''

Reply

Di syukuri yang terpenting dengan bertambahnya umur, kita masih di berikan kesehatan oleh Allah. :)

Reply

Posting Komentar