Gue nggak terlalu kenal sama orang ini. Di twitter, dia terkenal dengan @dijahyellow
Sekelibat mukanya sih nggak asing gitu buat gue. Gue inget pas di kelas buka youtube terus ada salah seorang minta seacrhing, mukanya meyakinkan, mungkin akan menunjukan video unik yang belum pernah gue liat sebelumnya.
''Dijah Yellow!'' perintahnya sambil menunjuk tempat seacrhing youtube di layar laptop.
Gue pun searching di tempat yang disediakan youtube.
Taraa...!
Di video itu gue liat, ternyata dia pernah diundang di acara talk show selebriti gitu di berbagai televisi swasta. Ternyata dia artis....
Di video itu, dia menunjukan kemampuan bernyayi dan kepedeannya yang tingkat dewa, ya walau nggak ngerti juga sih gue maknanya.
Ketika gue baca komen di video youtube-nya itu, ada komen beragam. Seperti:
''Akh, norak!''
''Modal muka doang.''
''Gokil.''
''Setdah, baru liat gue orang kayak gitu....''
Itu yang terakhir komentar gue, *abaikan*
Nah, kenapa gue nulis ini? Begini kawan, si Dijah Yellow ini ternyata sudah menerbitkan buku di nulisbuku.com sebuah situs mengenai kepenerbitan yang susah kalau dijelasin :3
Di nulisbuku.com, karya kita pasti terbit asal naskah sudah selesai-sai. Singkatnya, kitalah (penulis) yang menjadi lay out sendiri, editor sendiri, prof reader sendiri, hingga desain cover-pun sendiri, mandi juga sendiri.
Nah, jadi nulisbuku.com hanya menyediakan jasa cetak saja, masalah royalty, penulis yang mengatur.
Kejanggalan yang gue tengkap dengan adanya buku terbit dari Dejah Yellow (yang gue nggak tau nama aslinya siapa) di antaranya adalah:
''Kalau buku untuk sekolah itu baru harus
Sempurna bentuk Penulisannya, karena untuk
Pelajaran. Kalau Novel itu untuk refreshing otak! :) ''
Begitulah bunyi kicauannya di twitter @dijahyellow. Gue sedikit nggak setuju sih sama pernyataan Dijah Yellow itu. Dia menyatakan kalau novel untuk refreshing otak saja, jadi nggak harus mengikuti kaidah tulisan yang kita pelajari di pelajaran Bahasa Indonesia. Wuah. Terus apa gunanya kita belajar Bahasa Indonesia, Dijah Yellow...?
Dijah Yellow pun, masih gue ambil dari twitternya, manyatakan bahwa bahasa yang ia pakai dalam bukunya menggunakan bahasa sehari-hari. Namun, pada nyatanya, bersumber dari blog Edi Akhiles rektor Kampus Fiksi yang juga sudah membeli bukunya Dijah Yellow, di sana dituliskan satu paragraf pada bab satu novel karya Dijah Yellow itu, begini, baca baik-baik yah...
**Tiba-tiba brak “hey bunyi apakah gerangan?!. Bunyi itu memecahkan suasana yang sepi. Akupun sedikit terkejut, maklumlah pada malam itu terasa begitu sepi dan bumipun diguyur hujan yang
sangat deras. Apalagi malam itu, aku sedang sendiri dirumah, karena kedua Orang tuaku sedang pergi. Maklum saja kalau aku ini adalah anak tunggal, kebayang dong bagaimana sepinya dirumah. Sepi… sepi…dan sepi….^_^**
Nah, kalau diperhatikan olehmu yang pernah belajar Bahasa Indonesia..., di mana kejanggalanya? Ya betul, imbuhan -pun digabung sekenanya saja, imbuhan di-, -di penunjuk tempat dan kata kerja pun begitu, sama juga dengan tanda bacanya yang tumpang-tindih.
Gue nggak tau si Dijah Yellow ini lulusan sekolah sampai tingkatan apa dan, gue juga nggak tau dia pernah baca buku dan mempelajarinya atau nggak.
Saludnya..., dia menyelesaikan novelnya itu hanya dengan waktu 9 sampai 10 hari. Wow banget kan?! Daannnn..., harga perbukunya..., dibandrol Rp 145.000 *fantastic*.
Wuahaha..., kaget gue pas bacanya. Hem..., dilihat dari TL twitternya Dijah Yellow, dia berkali-kali berkicau mengenai royalty dan royalty. Memang, kalau kita nerbitin buku di nulisbuku.com tuh tergantung penulis harga bukunya. Tapi nggak gini-gini juga kali Dijah Yellow..., kasian fans-mu yang nggak punya uang.... :3
Satu lagi, hebatnya, bukunya itu yang berjudul 'Rembulan Love (Love Between a Moon and a
Star)' sudah dipesan 120 eks, wow banget kan yah?!
***
Kicauannya yang membuat saya berdecak kagum dan ada nggak sukanya juga sih, sebab di sini dia tampak sombong:
''Haha...ORANG SIRIK! NOVEL AKU YANG PESAN
UDAH 120 an tuh... haha...wkwkwkwk'' - Pada 16 Maret 2015.
Di sisi lain, gue salud banget nih sama orang ini. Hanya dengan 9-10 hari satu buku kelar..., juga semangatnya untuk mendapat royalty juga tinggi (walau gue nggak ngebet-ngebet juga kalau masalah royalty, yang penting menurut gue, buku yang gue terbitin tuh bermanfaat). Mungkin dengan mengandalkan followers twitternya yang mencapai angka 17.169 itu dia bakal menjadi penulis terkenal nih, ckckckc...
Gue jadi mikir, apa dengan menjadi terkenal dulu kali yah orang (gue) baru bisa nerbitin buku dan diminati banyak orang? Hem..., mungkin gue nggak sejalan dengan Dijah Yellow yang pedenya luar biasa tingkat Dewa itu yang, kalo nggak salah, mengaku pacarnya Justin Bieber.
Hah, mungkin dengan cara lain deh gue terkenal; seperti nulis di koran, majalah, blog, kan juga bikin terkenal kan? Yeah!
Thanks Dijah Yellow sudah meninspirasi banyak penulis di Indonesia..., terutama penulis labil-labi..., semoga karyamu dapat diminati banyak pembaca dan juga bermanfaat ^_^.
Terakhir, mungkin si Dejah Yellow ini berpatok pada seseorang penulis masyhur dunia kali yah. Begini kata James Whitfield Ellison:
''Mulai lah menulis, jangan berpikir. Berpikir itu nanti saja. Yang penting menulis dulu. Tulis draft pertamamu itu dengan hati, baru nanti kau akan menulis ulang dengan kepalamu. Kunci Utama menulis adalah menulis, bukannya berpikir."***
Nah, buat kalian yang mau beli bukunya Dijah Yellow, mampir ke sini aja, soalnya nggak ada di Toko Buku ~>
nulisbuku.com/books/view_book/6969/rembulan-love-love-between-a-moon-and-a-star
Afsokhi Abdullah
Kosan, 17 Maret 2015
6 Comments
6 komentar
memang terkadang orang2 yg nggak kita duga bisa jadi sosok yang inspiratif.
salut juga sih buku selesai 9-10 hari.
tapi harganya, mahal gile...
Seingatku kata -pun itu memang disambung, asalkan maknanya adalah 'juga'.. :)
Tapi beneran ya, kalok uda buku, walaupun jenisnya novel, menurutku tetep harus memperhatikan kaidah EYD.. Pembaca juga harus belajar dari buku yang diterbitin, bukan cuma cerita doank yang disuguhin..