Di balik topeng ini, ada kepala yang botak :v |
Sungguh sebuah bencana bagi anak
kelas XII, sebab guru olahraga yang mengajar adalah Pak Giyanto. Guru yang
terkenal amat disiplin, dalam penampilan, tugas, gerakan, dan sebagainya. FYI,
sebelumnya ada guru olahraga yang baru pensiun bernama Bapak Asmed Purba. Pak
Purba ini dulunya mengajar kelas XII, karena beliau pensiun, maka digantilah
Pak Giyanto yang mengajar kami.
Sebelumnya
gue udah pernah diajar sama Pak Giyanto di kelas X. Selama diajar sama dia,
kita-kita para cowok harus punya rambut jangan sampai bisa dijambak alias
botak. Ouh, untungnya pas kelas X gue ndak kena botak. Sebab pas pada
pelajarannya, gue sengaja ndak masuk. Dan besoknya, gue disetrap, dibilang ndak
solid sama teman-teman cowok sekelas gue yang semuanya botak. Gue merasa
bersalah…
Seperti
kata gue tadi, diajar sama Pak Giyanto merupakan bencana besar bagi kami. Kami
tidak bisa terlalu santai, harus serius, keras.
Contohnya
kemaren ajah pas pelajaran dia pertama kali di kelas. Langsung kita-kita
digenjot sedemikian rupa. Mulai yang namanya sit up, back up, mangap,
push up tepuk tangan, dan seterusnya. Yang semua itu membuat perut kita-kita
sakit alias keram. Pertemuan selanjutnya Pak Giyanto menyebutkan bahwa sakit di
perut itu disebabkan kontraksi otot yang hebat. Yang tadinya otot diperut tidak
digunakan, pas pelajaran olahraga dilatih itu otot, alhasil ya keram begitu.
Kata Pak Giyanto, diistirahatkan aja udah sembuh.
Tapi
Pak, sungguh ini menyakitkan. Rasanya sama kayak latihan judo dulu ==”
Terkait
dengan cukur botak, kini gue lakonin, ndak menghindar lagi seperti kelas X
lalu. Gue cukur malam Kamis, sebab besoknya ada pelajaran olahraga, jam
terakhir! Panas lagi! Diliat banyak orang lagi! Ouh, menantang deh.
Kata
teman-teman cowok gue, mereka pada ndak setuju dengan diadakannya pembotakan
itu. Dalih mereka, SMK 11 kan bukan STM, bukan jurusan tekhik, kok dibotakin?
Kita ini bisnis manajemen, kudu rapih. Ouh, sebenernya mah rapih, ndak harus
botak juga!
Kata
Pak Giyanto kenapa kita-kita kudu botak, adalah karena buat hemat biaya. Hemat
sampho, hemat cukur. Lalu katanya, bukan apa-apa, Pak Giyanto berdalih
bagi-bagi rezeki sama tukang pangkas rambut. Kalau ndak ada yang cukur,
nganggur dong tukang cukur, katanya begitu. Gue jadi curiga, apa tukang cukur
tadi itu adalah saudara-saudara Pak Giyanto ya? Apa karena sebelumnya Pak
Giyanto berprofesi sebagai tukang cukur jadi menyarankan kita buat cukur ya?
Iya mungkin aja ==”
Namun
ndak ada yang mau nyelak perkataan beliau. Jangan harap deh. Tatapannya bak
singa, suaranya bak harimau lapar, melihatnya sudah merinding ini bulu kaki.
Beneran, ndak oong!
Duh
ya, sekarang gue botak. Gila! Baru pertama kali dalam hidup gue, gue botak!
Bahkan, lu tau? Pada 15 Oktober 2015 pagi, dalam hidup gue pertama kali
dipanggil dengan sebutan botak!
Hahaha…
seru juga sih.
Banyak
orang menertawakan gue dengan keadaan gue seperti ini. Ada yang maenin topi gue
yang gue gunakan untuk menutupi kebotakan ini. Ada yang bilang topi yang gue
pake topi satpol pp. hahah.. padahal itu topi pramuka.
Gue
mulai terbiasa dipanggil: eh botak! Bahkan gue balikin lagi itu kata-kata
dengan manggil, eh botak! Juga! Eh lu juga botak! Ketawa deh setelah itu,
hahaha… gokil.
Ada
yang bilang kalau gue mirip Enji mantannya Ayu Ting-ting kalau botak begini.
Ada yang bilang gue pantes begini. Ada juga yang ndak mau liat muka gue karena
gue begini! Hinanya diri ini..
Hahaha...
namanya juga rambut, nanti juga tumbuh lagi. Selaw..
Yaudah
ya, gue akhiri postingan ini. See you…