Mengenal Absurditas Melalui Novel 'Orang Aneh' (Albert Camus)


Kehidupan adalah detik ini juga, tidak ada masa lalu, tidak ada yang perlu dikenang. Segala hal yang terjadi, semuanya memang harus terjadi. Setidaknya begitulah hal yang dipegang oleh Marsault, tokoh utama di novel ini.

Nama Albert Camus seringkali aku temukan di blog Eka Kurniawan, dan akun-akun media sosial penjual buku di mana kata-kata Camus dikutip untuk dijadikan quotes. Ia merupakan filsuf yang memiliki pandangan absurditas —di mana pandangannya itu sangat kental di novel ini.

Ada banyak teori yang menjelaskan pandangan absurditas Camus, namun melalui novel ini, pandangan itu setidaknya menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Dibuka dengan kematian ibunya, Marsault datang ke tampat di mana ibunya tinggal: sebuah panti jompo. Di sana ia bertemu dengan perawat dan penjaga. Ia tidak benar-benar sedih atas kematian ibunya, dan ia sendiri bahkan tidak tahu persis umur ibunya ketika meninggal.

Karena baginya memang tidak perlu ada yang ditangisi, yang sudah terjadi ya terjadilah. Ia bahkan heran kepada teman-teman ibunya yang sedih dan menangisi ibunya. Esoknya ia bertemu kekasihnya dan seolah kematian ibunya tidak pernah terjadi. Hidup berjalan begitu saja.

Sebuah konflik muncul ketika ia dan Raymond bersama teman-temannya berlibur di sebuah pantai dan menginap di sana. Raymond mempunyai masalah dengan orang Arab dan membuntuti liburan mereka.

Hingga akhirnya terjadi pertikaian antara rombongan Raymond dengan orang Arab tersebut. dan Marsault menembak salah satu dari mereka dan membuatnya dibui. Marsault mengaku kenapa ia melalukan itu karena hal sepele: ketika itu hari begitu panas baginya.

Dalam menjalani sidang, ia dipojokkan tentang sikapnya yang menurut orang lain dianggap aneh setelah kematian ibunya. Yang kemudian dianggap mempunyai kaitan dengan pembunuhannya terhadap orang Arab. Tapi sebenarnya tidak ada kaitannya.

Di pengadilan, karena alasan-alasan yang tidak masuk akal tentang bagaimana Marsault tidak merasa sedih karena ibunya meninggal, ia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan ia akhirnya mendapatkan hukuman mati.

“Keadilan seseorang  merupakan sesuatu yang tak ada artinya dan cuma keadilan dari tuhan yang berarti.” hlm. 162

Itulah kenapa orang-orang melihat Marsault sebagai ‘orang aneh’, orang yang tidak mempunyai perasaan, yang tidak bertuhan, tidak mempunyai hati nurani, dan tidak merasa bersalah. Yang menurut Jaksa, orang sepertinya tidak memilikit tempat di masyarakat!

Jika kita lihat di zaman sekarang, kadang kita bertemu dengan orang yang tidak umum dan kita melihatnya sebagai orang aneh. Tapi bisa jadi kita yang terlalu munafik untuk mengakui bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah kebenaran.

Kita gampang sekali melabeli orang sebagai ‘orang aneh’, padahal sebenarnya label itu hanya tentang mayoritas dan minoritas. Yang minoritas selalu dianggap aneh, yang dominan selalu di atas segalanya.

Sedangkan sifat individualisme, atheisme, keterasingan, tidak peduli terhadap hal yang tidak dianggapnya penting—sifat itu sering kita temui di teman kita, sahabat, bahkan keluarga. Dan sebenarnya itu baik-baik saja.

Dalam membaca novel ini (yang kubaca adalah versi penerbit narasi). Aku menemukan kendala dalam membaca buku ini: seperti lembaran yang terlalu tipis sehingga cetakan halaman selanjutnya tembus, dan terjamahan yang menurutku agak kurang tepat di beberapa bagian.

Ya namanya juga membaca terjemahan, pada dasarnya kita sedang membaca suatu ‘kesalahan’, bukan novel yang asli. Tapi kita menikmati kesalahan demi kesalahan itu.

Menurutku novel ini terasa seperti buku harian, narasi dengan POV 1 sangat dominan. Mungkin saja Marsault itu adalah Camus sendiri?

Dari buku ini aku belajar banyak tentang individualisme, keterasingan, dan tentu saja teori absurditas. Tentu saja kita tidak serta merta memahami apa itu  absurditas, tapi setidaknya ketika kita selesai membaca novel ini, kita akan merasa ingin tahu lebih jauh tentang apa itu absurditas, sebuah teori yang bisa mengubah sudut pandangmu tentang dunia ini.***

Comments
0 Comments

Posting Komentar