Minggu 02 November 2014
Awalnya
ketika gue masuk basket itu karena coba-coba. Karena pengen aja masukin bola ke
ring. Dan itu menjadi awal gue untuk bisa berlatih kepemimpinan di sini. Pada
hari ini, gue diajak buat menggalang dana di sekolah Ricci. Gue bersama
temen-temen basket gue menjadi lebih bekerja sama di sini.
Kita
membagi-bagi tugas sampainya di tempat. Ada yang bertugas untuk menerima
sumbangan; markir mobi, motor, ngarahin pengujung. Semua ini berjalan sangat
seru. Baru kali ini gue markir. Dan ini adalah sejarah dalam hidup gue.
Sebenernya
ketika Anton dan Titus ngomong, “Kita markir di sekolahan Ricci.” Gue langsung
kaget, gue kan nggak bisa markir. Ya takutnya ada apa-apa gitu. Semacam mobil
lecet dan sebagainya.
Saat gue
menjalankan tugas gue. Gue bisa. Gue dengan cakapnya meniru Trisno. Sedang
Titus menjadi leader. Ternyata pemilik kendaraan orang-orangnya ramah.
Dan yang
paling parah adalah ketika jam setengah sepuluh pagi. Ada mobil/motor masuk dan
keluar. Di sini sangat butuh kerja sama yang betul-betul.
Ini semua
berjalan dengan lancar. Pada akhirnya, kita mendatkna satu juta. Ya satu juta
hanya markir doang. Yang pasti ini buat beli bola basket dan ret-ret katolik.
Setelah
lama bercumbu dengan parkir, akhirnya kita ber-10 pun mendapat makan. Bakmi.
Sehabis makan, kita saling bercanda. Di lain sisi, ini sangat membantu kita
untuk membangun kekluargaan serta kewirausahaan.
Entah
kenapa, gue nyaman kalau lagi kumpul sama anak basket ini.