Tanpa Basa-Basi

Aku butuh banyak waktu untuk mempersiapkan ini. Bagi sebagian orang pun..., mungkin sama denganku.

Nembak. Ya, itu istilahnya. Penafsiranku tentang nembak adalah, menyangkut keberanian, perasaan serta rasa yang unik.

Rasa yang unik itu kini menjajah tubuhku, sudah sejak dulu. Bukan tanpa proses, namun melalui fase yang panjang karenanya.

Aku sudah menyatakan padanya via sms agar, hari ini kita bertemu di suatu tempat.

Semua sudah kupersiapkan sedemikian rupa. Berharap, ini menjadi hari yang bahagia untukku.

Tinggal menghitung menit. Menunggu perempuan itu singgah duduk di sampingku.

Aku? Aku terduduk rapi. Termenung menunggu harapan yang kuharap ada.

***

Perempuanku datang. Ia nampak manis dengan rambut yang tergerai jatuh di pundak. Wajahnya berseri-seri. Melihatku, datang, dan...,

"Apa?" katanya tanpa basa-basi.
Aku menoleh ke arahnya, "Aku mengganggumu?"

"Langsung saja, jangan bertele-tele, apa yang kamu ingini di sini?"

Nada suaranya menekan.

Selera 'menembak' pun surut seketika.

"Ingat smsku tadi?" tanyaku pelan.

"Ingat, jadi, kamu ingin menembakku, bukan? Aku tidak suka dengan bertele-teleanmu ini!"

"Ya."

"Kamu yakin. Setelah lama kita bersama, baru kali ini kamu berani menyatakan ini?"

"Ya," aku mengangguk.

"Sayang..., kamu terlambat...."

Apa, terlambat?

"Kamu terlambat, rasa sukaku dulu, sekarang telah tiada."

Apa? Dulu? Tiada?

"Apalagi yang ingin kamu bicarakan?"

Sudah. Sudah. Tidak ada lagi. Kataku dalam hati.

Beribu kata singgah di lidah. Aku tak mampu memlilahnya. Hanya getaran yang tak tentu di mulut ini. Tak mampu berbicara.

"Kalau sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku pergi, malam ini aku ada pertemuan dengan kekasihku. Jadi..."

"Jadi dulu kamu suka sama aku?" aku menyela peryataannya.

"Ya."

Klek. Semua jiwa di raga ini serasa terlepas. Kulit-kulit yang menyelimuti tubuh melayang ke awang-awang.

Wanita. Yang kusuka. Yang kucinta. Ternyata ia pun mempunyai rasa yang sama denganku. Akan tetapi..., dulu, ya, dulu.

Benar. Cinta memang harus berani. Harus berani menyatakannya.



Afsokhi Abdullah
Kelas XI-AP1 09 Januari 2015.
Comments
0 Comments

Posting Komentar