Suasana kelasku menjadi
beda. Yang tadinya di lantai dua, kini berpindah ke lab bahasa. Sebab, ada
renovasi. Di lab bahasa Inggris ini, lengkap dengan tab, notebook, proyektor,
dan alat-alat lain canggih sebagainya. Sayangnya, alat tersebut tidak diguanakan
dengan semestinya. Entahlah, sekolahku ini bisa terbilang aneh. Apa muridnya
yang.......... ?
Karena kelasku
berpindah ke ruang lab bahasa yang banyak akan alat-alat. Ruang lingkup untuk
bergerak pun menjadi sempit. Begah. Banyak yang keluar dari ruangan, memilih
mejeng di depan pintu.
Kalau ada ac saja di ruangan lab ini. Pastilah
akan jauh lebih baik, dari yang terlihat sekarang.
Tak ada guru yang mau
masuk. Berarti juga dari awal bel pertama sampai akhir..., kami tidak belajar.
Entah, aku harus senang atau sedih.
Kami berpindah ruangan
selama 3 hari. Di hari pertama kami mencoba menyesuaikan. Banyak protes dan
sebagainya. Hingga tibalah hari ketiga. Selama dua hari yang lalu, banyak
cerita yang terjadi di ruangan lab. Karena kami lebih banyak bermain daripada
belajar. Kami jadi lebih dekat satu sama lain.
Kau tahu, aku sedang
dekat dengan seorang wanita. Namanya Ratna. Ia menarik perhatianku, di mana
saja dan kapan saja. Dia manis, cantik, dan... masih banyak lagi keunggulan
daripadanya. Aku... suka padanya.
Suatu ketika. Ada bunga
mawar di atas meja paling depan. Bunga imitasi, terbuat dari plastik. Kuambil
itu. Tiba-tiba Entin berkata, “Kasihkan dong sama Ratna....”
Mendengarnya aku
terhenyak. Sedang Ratna tersipu di sana, bersama teman-temannya dekat pintu.
Aku tertantang untuk mengasihkannya bunga ini. Aku tidak menjawab perkataan
Entin tadi, cukup berkata dalam hati, “Baiklah, akan kucoba.”
Aku tahu, di hari
ketiga ini adalah hari terakhir. Maka, ini kesempatan terakhir. Memberikannya bunga
mawar ini.
Selama hari itu. Kupegangi
terus bunga plastik mawar merah warnanya. Ada duri di tangkainya, seperti
sungguhan.
Sepertinya aku belum
cukup nyali untuk memberikannya bunga. Bisa jadi aku akan membisu tepat di
hadapannya dengan menampakan wajah bodoh tak berdaya ketika ingin
memberikannya.
Lalu. Hari terakhir
berlalu begitu cepat. Bunga mawar merah itu kutaruh lagi di tempat semula. Dan kutaruh
lagi harapan di dalam hati, terkubur dalam bersama angan. Tak kuusik lagi.
Wanita seperti Ratna,
memang sulit ditebak. Ia bisa dikatakan sebagai wanita tomboy dan, aku suka itu.
Berjalannya waktu. Aku
terus mendekatinya, entah angin dari mana yang membuatku
terus ingin dekat
padanya. Setiap ia sendiri di tempat duduknya, aku mendekat. Setiap ia sendiri di
blangkon sekolah aku mendekat. Bukan hanya ketika ia sendiri. Jika ia bersama
temannya pun, aku mendekat.
Berkata dengan apa yang
kupunya padanya. Berkata dengan apa yang bisa terlontar, dan bisa ia balas.
Walau, sering kali aku hanya dicampakan dalam hidupnya.
Aku tak mundur. Awalnya
aku tidak ada niat bisa dekat dengannya. Namun, kenyataan berkata lain.
Berawal dari SMS, dalam SMS aku perhatian dengannya. Awalnya pun
ia membalas dengan singkat, tanpa emot. Lama-kelamaan, ia membalas agak panjang
dan terkadang pula dengan emot.
Senang. Senang sekali
bisa membaca SMS-nya.
****
Tak perlu kau tahu.
Kami sudah jadian. KOK BISA?
Dan ketika lanjut
jadian, kami menjadi lebih renggang. Entahlah. Rasanya aku takut mendekatinya.
Aku...., canggung dengannya. Aku dan Ratna seperti berjarak lebih jauh dari
sebelumnya.
Sebelumnya aku yang
selalu mendekatinya ketika di tempat duduknya sendiri. Aku yang menemaninya di
blangkon. Aku yang selalu ingin tahu tentangnya. Kini. Canggung karena cinta
benar-benar ada. Antara aku dan Ratna.
Aku tak menyangka,
sungguh tak menyangka. Ketika itu, ketika aku UAS, aku duduk bersama adik kelas
yang kebetulan seorang wanita. Adik kelas ini pun dekat denganku sebab ia satu
ekskul yaitu basket.
Selama UAS. Aku pun
duduk bersama adik kelas itu. Jelas.
Hari pertama UAS. Nisa
menghampiriku.
“Khi, Ratna cemburu,”
katanya sekonyong-konyong. Sedangkan wanita di sampingku ini mendengarkannya.
Aku jadi tidak enak. Lalu mengajak Nisa ke meja guru.
“Yang benar kamu, tulis
di sini apa kata dia,” kataku membisik. Dan menyodorkan buku notes dan pulpen
hijau.
Nisa menulis. “Tadi
Ratna bilang..., ‘aduh, pagi-pagi udah panas aja’, gitu khi.”
“Akh, yang benar kamu?”
“Iya. Nggak percaya,
tanya aja langsung ke orangnya.”
Lalu percakpan kami di
kertas menjadi beberapa lembar. Aku percaya pada Nisa. Tapi.... apakah benar
Ratna benar-benar cemburu?
****
UAS berjalan selama
Seminggu lebih. Dan selama itulah aku duduk di sanding adik kelas.
Lebih mengagetkan lagi.
Ratna twit seperti ini: “Pokoknya aku sayang.”
Aku langsung DM dia.
“Itu buat siapa?” tanyaku.
“Ada... buat yang
merasa aja.”
“Kan yang merasa banyak
dong.”
Terruuus sampai panjang
sekali. Sampai dia membalas.
“Ya. Itu buat kamu.”
Klik. Aku tak percaya.
Sungguh tak percaya. Ternyata Ratna sayang padaku. Sebelumnya mungkin sinyal
itu sudah diberikannya ketika ulangtahunku yang ke-16. Ia memberiku kado.
Isinya Al-Qur’an kecil, sangat bermanfaat dalam kehidupanku. Hanya dia yang
memberikan kado pada saat itu. Ratna.
****
Hubungan kita terus
berjalan. 27 Desember 2014 tepatnya kita jadian. Ketika itu aku sedang di
kampung, untuk liburan. Aku tidak akan berpanjang-lebar untuk memperjelaskan
semuanya. Itu ada di pos-ku sebelumnya. Jadi, bacalah yang sebelumnya ya....
Ternyata. Hubungan aku
dan Ratna sudah diketahui oleh beberapa anggota keluarganya. Seperti Kakaknya,
Abangnya, Mamangnya, hingga pada Ibunya. Suatu ketika, Ratna bilang padaku
lewat SMS.
“Khi, kata Ibuku, Ibu
ingin bertemu kamu. Dan mengajak kamu jalan-jalan keluarga, ya... walau ke
Ragunan saja.”
Jelas aku kaget. Baru
kali ini aku menjalin hubungan kekasih sampai sejauh ini. Sampai diajak liburan
keluarga bersama.
Barangkali itu bentuk
keseriusan dari keluarganya.
****
Ratna masih
menginginkan aku untuk menyatakan sayang langsung padanya. Ya, langsung tatap
muka. Dan itu sungguh sulit.
Pada suatu hari ketika
aku ingin menyatakannya. Tepatnya ketika kita piket di pulang sekolah. Sudah
kuambil HP-nya, agar ia pulang agak lambat dan kita bisa berbincang di kelas
tanpa ada yang menggaggu. Tapi, Lisa, selalu membuntui Ratna.
Lalu untuk menyatakan
langsung sayang padanya pun tidak jadi. Akan tetapi, aku sudah membuat video
yang berisi suaraku dan video mengenainya dengan lagu WESTLIFE-MY LOVE. Lagu
kesukaannya.
Dia SMS-ku. Yang isinya
dia sudah melihat dan mendengar apa yang kukirim di HP-nya. Ia menangis
bahagia. Dan berterima kasih beberapa kali padaku.
Ya. Aku pun bahagia.
Baru kali ini aku bisa membuat wanita menangis bahagia setelah Ibu.
Ratna. Aku harap
hubungan ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kau berbeda dengan wanita yang
kukenal sebelumnya. Dan aku berbeda dengan pria yang kau kenal sebelumnya.
Percayalah, aku sayang kamu. Dengan caraku. Afsokhi.
Semoga ia membacanya :')