Sudah jauh-jauh hari aku memikirkan ini. Setelah
lulus dari pesantren, aku akan merantau di negeri orang. Sebab, di negeriku tak
ada lagi lapangan pekerjaan. Sudah sangat sulit mengembangkan usaha. Ditambah
lagi, birokasi yang terbelit-belit.
Aku pergi demi cita-citaku. Membahagiakan orangtua
dan meminangmu, Alina.
Sore ini aku dilepas pergi. Pelukan hangat Ibu dan
semua orang yang tertata di tepi jalan ikut sumbangsih dalam kesedihan. Dengan
sepeda aku diantar Ayah menuju terminal yang sudah dijanjikan sebelumnya oleh
penyalur TKI itu.
Ketika aku akan pergi. Kau Alina, hanya mengintip
dari depan rumahmu. Aku tahu itu. Kau diam-diam mengekori kepergianku dengan
tatapan lembut matamu. Lamat-lamat aku menjauh. Menjadi setitik ketidakpastian.
Dan tak terlihat lagi.
Mataku nanar. Semua isi dada memantul tak jelas.
Menimbulkan rasa 'nelangsa' menukik di senja sana. Cahaya keemasan memantul ke
segala arah. Ke daun yang begoyangan disapa angin. Ke pohon yang rindang. Hanya
cahaya keemasan yang terlihat, dan itu akan sirna menjadi cahaya bulan. Aku
yakin itu.
Kukirim senja ini untukmu, sebelum hari gelap,
Alina. Kupotong cakrawala di antara dua gunung itu. Kumasukan amplop yang
kututup rapat-rapat lalu angin yang akan membawakan: cahaya keemasan, riuh
suara burung camar, pantulan cahaya ke daun, dan semua yang pernah kau
ceritakan tentang senja. Kepadamu.
Karena, Alina, aku tidak mau menambah 'berjubal'
aksara di sejarah kehidupan kita ini. Kata-kata bisa saja berganti makna. Dan
sebaliknya. Maka. Kukirim senja ini.
***
Aku sudah sampai di terminal. Segera rombongan kami
menuju pelabuhan. Sampainya di sana, semua orang mengantri dan memahat
pandangan ke arah tempat biasa kapal feri berlabuh.
Tidak ada yang kukenal di sini. Akan tetapi keadaan
yang menuntutku agar membuka banyak pembicaraan kepada orang yang senasib
denganku. TKI.
Tak lama kemudian. Kapal bersandar dengan gagahnya.
Lalu orang-orang dan kendaraannya masuk berebutan. Ada petugas yang menjaga.
Tapi tak dihiraukan oleh penumpang lain. Inilah negeriku, tidak bisa tertib.
***
Ini pertama kaliku menaiki kapal mengambang di air.
Wajah orangtuaku tiba-tiba terlukis di langit malam. Aku terlalu
mengkhawatirkannya.
Lalu, Alina. Gadis yang kusuka sejak lama, kini ikut
mengusik lamunan. Ia masuk bersama angin malam dan, tepat menusuk dada.
''Biar nanti aku sukses di negeri orang. Aku akan
melamarmu, Alina,'' gumamku seraya menatap langit kosong. Mendung tersemat awan
hitam di sana.
Alina. Gadis berjilbab yang kukenal ketika kita
masih di pesantren. Kau sekarang menjadi guru TK. Entah gajimu cukup atau tidak
untuk membiayayi orangtuamu yang sudah sangat sepuh itu.
Niatku untuk meminangmu tak akan punah. Aku akan
berusaha di negeri orang. Sukses di sana dan pulang dengan bergelimang harta.
Sabarlah. Jaga hatimu.
***
Kapal bergerak amat lambat. Aku khawatir. Apakah
senja yang kukirimkan tadi, kau terima dengan utuh, Alina? Kuharap angin
bersahabat denganku kali ini. Sehingga senja bisa kau nikmati setiap saat.
Cukup. Aku akan fokus dengan pekerjaanku nanti di
negeri orang.
Di perusahaan triplek. Ya, sudah diceritakan oleh
panyalur TKI-ku. Bahwa banyak korban dalam perusahaan ini. Sebab, semua
dikerjakan oleh robot. Sedang aku hanya mengendalikan saja. Ada yang tangannya
putus terkena mesin potong; kakinya patah, dan sebagainya.
Awalnya aku takut, Alina. Tapi demi membahagiakan
orangtua; meminangmu menjadi Istriku semua itu bukan halangan. Bukan sama
sekali!
***
Tiba-tiba kapal bergoyang. Entah apa yang terjadi.
Aku panik. Semua orang pun panik. Tergambar kepanikan yang tak bisa kuungkapkan
kepada siapa pun.
Apa kapal ini akan karam? Apa kapal ini akan
manamatkan cita-citaku?
Apa harapanku terlalu berat sehingga kapal ini pun
tak mampu menampungnya? Apa anganku di atas batas muatan kapal Feri ini?
Aku tak tahu. Yang pasti sekarang aku mengambang di
lautan lepas hanya dengan sepotong papan kayu. Kapalku karam.
Aku tak tahu siapa yang akan datang. Entah ia akan
menolongku atau menyantap dagingku.
Afsokhi Abdullah
Kosan, 11 Januari 2015
Lihat kapal karam di ->
m.youtube.com/watch?v=g33WMXYftFE