KETIKA ANGKOT 08 JURUSAN TANAH ABANG MOGOK DAN DEMO: CERITA TERLANTARNYA PENUMPANG

Gue berangkat PKL biasanya pake jasa angkutan itu, angkutan berbentuk mobil, warna biru laut, sering ngetem, kalau sepi-penumpang jalannya di pinggir, pinggir banget hampir ke trotoar, kalau penumpang-rame ia lari di tengah jalan, cepet, kayak balapan.

Ya itulah mikrolet 08 jurusan Kota-Tanah Abang.

Sialnya, hari ini itu angkot ndak beroperasi. Padahal, gue udah nungguin selama setengah jam lebih di tepi jalan, ada bangku dan para abang-abang ojek.

''Ini kok 08 ndak ada yah, Bang?'' tanya gue ke tukang ojek konversional itu, ketika gue udah gabung ke bangku panjang mereka.

''Mogok,'' kata salah seorang dari mereka dengan memperjelas di akhir kata: gok sambil menampilkan mulutnya yang membuat huruf O besar, beliau tampak paling tua di antara yang lain.

Owalah...

Udah setengah jam gue tungguin e malah ternyata mogok toh, demo...

Pantas deristadi meneliti angkot 08 dari arah Kota kok yang ada cuma mobil pribadi, angkot m12, tukang ojek, pasangan yang naik motor sambil pelukan, dan pasangan naik motor sambil sisiran. *krik*

Mendengar itu, segera gue pamit pulang dan cium tangan satu-persatu tukang ojek. Ndak kok becanda. Segara gue ke halte busway Mangga Besar yang ndak... Ya... Lumayan jauh lah.

Ketika jalan, e owalah ada Si Monyong alias Ridho menepuk pundak gue dan memeluk gue erat dari belakang sambil membisikan: ''Jangan tinggalin aku.''

==''

Kemudian, kami, gue sama Ridho ke halte, naik busway. Ketika itu jam 8 pagi pas. Padahal kami masuk PKL jam 8, telat deh..

Gue masuk busway, busway yang baru, iya yang logonya baru, warna biru mondominasi busway itu.

Pas mau pemberhatian halte selanjutnya, ada pemberitahuan.

Suara cewek diiringi instrumen yang mirip kayak lagu bondan yang gini: tenonet, tenotet, te no... Net. Te.. No.. Net.. Begitu..

***

Sampai di halte Monas, kami turun. Masuk ke gedung kemkominfo dan kerja deh..

Ucup, teman gue yang lain, sampe kantor ndak lama setelah gue dan Ridho sampe jam setengah 9.

Dia curhat, begini:

''Ouh gila, tadi gue telat gara-gara ada demo...'' katanya seru, gue menyimak dan menatap matanya dan memberikan kedipan mata. Ouh, geli!

''Tadi tuh di paspanpres sononya lagi. Kayaknya sopir-sopir nolapan,'' kemudian dia menyibak rambutnya dari depan ke belakang seperti biasa, ''tadi ke sini naik apa lo, Sokh?''

''Naik busway gue.. Sama ridho..''

''Gue juga naik busway...'' tanggap Argi, temen gue yang lain, dia lagi sibuk bikin excel..

***

Kerena penasaran kenapa angkot 08 demo, gue pun seacrhing di internet. Ouh. Gue temukan faktanya, ternyata gegara kenaikan BBM. Eh, pas gue cek itu berita, dipublikasikan tahun 2011, ngohaha..

Gue cari lagi dan lagi sampe ketemu, gue obrak-abrik ini hape. Gue kelupas kesing sampe layar. Batre gue copot, gue banting. Eh, ndak ketemu juga beritanya ==''

Dan ternyata benar, demo, mogok ini karena razia dari dinas perhubungan. Begini, angkot 8 ndak boleh lewat jalan tanah abang 1, padahal bertahun para sopir dan angkotnya sering lewat situ.

Mereka kesal, karena dirazia tanpa pemberitahuan sebelumnya kalau lewat jalan tanah abang 1 tuh ndak boleh.

Karena itu, beberapa sopir demo di kantor wali kota jakarta pusat. Merek mananyakan langsung kepada wali kota, apa benar razia itu perintah langsung dari beliau, seperti dikatakan yang merazia mereka. Begitu.

Alhasil, angkot 8 pun 'mogok-narik'.

Ouh, kasihan jadinya para penumpang 08 yang biasa naik itu angkot. Mereka pasti setia menunggu dan menunggu di tepi jalan, atau bahkan ada yang cinlok tuh gara-gara penungguan angkot 08, mungkin aja...

***

Kemarin, 29 Juli gue pulang PKL, pun angkot 08 jarang melintas. Cuma ada beberapa biji. Pas gue naik, e kebetulan sama anak-anak IPI, cewek semua, sialnya, temen gue lagi pada ndak naik angkot, cuma gue sendirian ketika itu pake almet kuning, sedangkan yang lain merah darah.

Gue kikuk, istilah kerennya moment awkward. Yeah, ini moment awkward. Anehnya anak IPI ini, kebanyakan mereka bayar angkot cuma cenggoh (baca: seribu lima ratus rupiah) dan ndak diprotes sama sopirnya.

Kayaknya udah biasa kali yah. Begitulah, yang biasa memang ndak usah dipertanyakan lagi..

***

Ehm.. Gegara angkot 08 mogok, gue jadi naik busway dan merasa lebih nyaman walau beda selisih gope.

Gue jadi berpikir, ''Kenapa ndak dari kemaren-kemaren naik busway yah... Ke sini.''

Padahal tinggal besok hari terakhir gue PKL di sini, hiks.


***

Gue berharap, ndak lama-lama ah mogoknya. Jangan demo. Jangan ngambek begitu kali 08...

Kan kasiahan penumpangmu terlantar.

Ya untuk larangan melintas di jalan tanah abang 1 dan tanpa ada pemberitahuan, nyok coba di evaluasi lagi, apakah itu tindakan sudah benar atau belum. Jangan lama-lama lah masalah ini berlarut..

Sekali lagi, rakyat banyak yang dirugikan.

Yukz kita do'akan bersama, semoga mogoknya 08 ndak lama lagi :')

Jakarta, 30 Juli 2015 pada hari Kamis

Sumber referensi:

www.rmoljakarta.com/read/2015/07/29/10806/Ditilang-Tanpa-Alasan-Jelas,-Puluhan-Sopir-Angkot-Demo-Walikota-Jakpus-

https://lewatmana.com/kondisi/laporan/883808/2015/07/29/
Comments
5 Comments

5 komentar

Semoga gak mogok lagi itu angkot

Reply

nah iya,,, waktu jaman-jamannya gue lagi PKLdi Thamrin sekitar Juli awal, itu gue sering banget liat angkot 08 tapi supirnya pake seragam dishub alias angkot kena razia :D

Semoga masalahnya bisa selesai yaa.aamiin

Reply

Iyah.. Hari ini angkotnya sudah tidak mogok ^_^

Reply

Posting Komentar