Pada dasarnya ini adalah novel yang tipis dan sederhana. Bercerita tentang sebuah pembunuhan kemudian seorang detektif mengungkapnya. Tapi yang membuat menarik ketika membaca novel ini adalah kau dapat menemukan tokoh yang memorable. Ia akan terus teringat di kepalamu berhari-hari, dan kau mungkin akan bergumam: tokoh ini tidak manusiawi tapi menarik, tapi menyebalkan, tapi ah sudahlah..
Tokoh itu siapa lagi kalau bukan Sherlock Holmes. Dalam Novel Penelusuran Benang Merah, kita bisa mengenal sang detektif secara dekat dan runut. Maksudku, mungkin akan beda rasanya jika kamu ingin mengenal Holmes melalui seri novelnya yang lain. Sebab dari Novel inilah ia digambarkan dari A-Z, setidaknya menurutku.
Novel ini dibuka dengan sudut pandang orang pertama melalui tokoh Dr. Watson. Ia adalah dokter perang vetaran. Tanpa sengaja ia bertemu Sharlock Holmes dan berbagi tempat tinggal dengannya.
Dr. Watson adalah gambaran dari kita. Ia sama seperti kita ketika menemui sikap aneh dari sang detektif. Seperti fakta bahwa Holmes tidak menyadari bahwa bumi mengitari matahari.
Tapi Holmes memiliki alasan kenapa ia tidak tahu hal tersebut. Karena baginya hal kecil seperti bumi mengitari matahari tidaklah penting.
Setelah ia tahu hal tersebut, ia mencoba untuk melupakannya. Karena baginya otak manusia seperti loteng, cukup masukan barang-barang yang penting saja dan tertata rapi. Jika itu tidak penting, hanya memenuhi ruangan dan mengganggu.
Dari sini aku belajar bahwa selama ini jika kita menganggap belajar tentang banyak hal adalah hal yang sangat fantastis, itu keliru, karena otak kita tidak mungkin bisa menerima itu semua.
Otak mempunyai batasan, gunakan semaksimal mungkin dan buang yang tidak penting.
Itu baru salah satu sifat aneh Holmes. Sifat yang membuatku tergelitik adalah deduksi-deduksi yang tampaknya ngawur.
Yakni bahwa dari setetes air sesorang yang mengandalkan logikanya bisa menentukkan apakah air tersebut berasal dari Samudera Atlantik atau Air Terjun Niagra, meskipun ia belum pernah melihat kedua tempat itu. (Hal. 22).
Meskipun terdengar ngawur, hal itu dapat dibuktikan Holmes. Dengan seringnya ia mengamati, ia bahkan bisa tahu apa profesi seseorang hanya melihatnya dari jauh, dan banyak lagi keanehan lainnya.
Menurut Dr. Watson, teman sekamarnya itu adalah mesin pemikir paling hebat se Eropa!
***
Dalam buku ini, kasus yang dihadapi Holmes bukan sekedar pembunuhan biasa. Kendati ia sudah tahu ciri-ciri pelakunya hanya dengan mendatangi TKP.
Ia akan mengamati debu-debu, sisa cerutu, dan bekas tapak sepatu. Hanya dari amatan itu, ia bisa tahu tinggi, umur, hingga berat badan pelaku!
Ketika detektif dari kepolisian membuat spekulasi yang salah, Holmes sudah mengantongi identitas pelaku dan membuat rencana untuk menangkapnya dengan cara yang tidak biasa.
Demikianlah novel berjalan. Aku bisa katakan bahwa pertunjukkan utama dalam novel ini adalah pemikiran dan amatan yang tajam dan tidak biasa dari Holmes, tanpa menyebutkan bahwa kasus yang ditangani tidak terlalu menarik, tentu saja.
Setting waktu dalam novel ini adalah 80-an dan di London. Aku sedikit kesulitan di bagian narasi penggambaran tempat. Tapi di samping itu semua, novel ini sangat menghibur dan menggemaskan!