Sebelum berangkat ke Bali,
aku mempersiapkan semuanya dengan alakadarnya. Bahkan aku membawa uang pas-pasan
karena lagi ndak megang uang. Aku hampir saja ndak bisa pulang karena bensin
motor sudah hampir habis, apalagi itu saat di mana aku berada di tol, saat pulang menuju bandara. Astaga,
aku hampir nangis saat itu.
Sebelum aku berangkat ke Bali, aku bertemu dengan N,
membahas hal ini dan dia terus mendukungku. Aku hampir menyerah ndak jadi pergi
ke Bali, tapi N terus menyemangatiku.
“Ini kesempatan,” katanya.
Dan aku selalu suka bagaimana N berbicara.
FYI, aku mendapatkan tiket gratis UWRF karena mengikuti
giveaway di fane page resmi UWRF. Ketika aku ikutan, aku ndak berharap bisa
menang, tapi ternyata aku menang. Ketika aku tahu bahwa aku menang, aku senang
bukan kepalang. Tapi kemudian galau karena tiket itu ndak plus tiket pesawat
dan penginapan.
ini saat aku membayangkan bagaimana rasanya UWRF, waktu itu Agustus. Dan beberapa minggu kemudian, aku dikasih tahu dapet tiket gratis. Woooh.. |
Aku bisa mendapatkan tiket pesawat uang dari Kakak perempuanku
yang sudah bekerja, sebelumnya aku dikasih tau ada promo pesawat, sehingga uang
itu cukup.
Jadi, selama di Bali aku ndak terlalu bisa berfoya-foya,
tapi aku sempat jalan-jalan sih. Waktu itu aku main ke Monkey Forest, harga
tiketnya 40 ribu.
Pas aku masuk ke monkey forest lewat pintu 1, aku langsung
disambut dengan monyet-monyet yang berkeliaran, tanpa dikandang, dibiarkan saja
berkeliaran, bahkan monyet-monyet itu bisa keluar dari sini dan ramai-ramai ke
jalan.
tingkah mereka lucu banget~ |
Aku menelusuri dengan seksama. Dari banyaknya pengunjung,
semuanya kebanyakan bule, orang lokal sepertiku hanya bisa dihitung dengan
jari. Bahkan orang lokal di sini bisa menggunakan bahasa inggris dengan faseh,
terlihat mereka saling mengobrol.
Aku melihat orang Jepang, Rusia, dan entahlah dari mana. Aku
sempat melihat anak kecil dan mengingat Marsha. Anak kecil ini menggunakan
pakaian sangat lucu, kulitnya putih, dan ngomong pakai bahasa Rusia, pokoknya
lucu banget.
Lihat, bule semua~ |
Setelah lelah menelusuri tempat ini, aku menuju tempat
semacam sevel eleven untuk minum dan ngecas hp yang lowbet. Tapi ternyata di
sini ndak ada sevel, jadi aku mampir ke mini market yang semacam sevel gitu. Aku
menepikan si metic dan masuk ke mini market dan duduk di tempat duduk yang ada
di luar. Aku duduk di samping bule, bule lagi bule lagi.
Aku menyapanya dan meminta untuk bisa duduk di dekatnya,
karena ndak ada tempat lagi. Ia tahu maksudku dan berkata,
“Apa kabar?” dengan logat aneh.
“Oh? Iya. Baik-baik,” jawabku. Dan seperti yang kamu tebak,
percakapan kami hanya sampa situ saja, hahahaha..
Foto-foto
Video