Kata orang-orang di luar sana, seni
itu indah, seni itu luas, seni itu bla bla bla.. namun entah kenapa, ketika
seni disajikan di dalam sebuah kelas, ia akan tampak menjadi santapan yang tak
mengundang napsu, sempit, tak leluasa, menyedihkan, tanpa ada keindahan. Ia
hanya berbentuk soal di kertas, lalu dihafal, kemudian lupa dan terus seperti
itu.
Setiap
kita memiliki potensial menciptakan seni. Bahkan tanpa disadari, dalam
menjalani hari-hari, semacam memakai baju, mengaca, berdandan, adalah bagian dari
seni itu sendiri. Artinya, seni sangat dekat di kehidupan kita, namun yang
sampai saat ini sangat membuat saya bingung, ketika seni disajikan di kelas,
kenapa menjadi momok yang membosankan? Apa sebab?
Atau
kerena guru yang mengajarkan? Atau karena apa?
Iya,
selama saya belajar seni di kelas, sungguh tak pernah saya dapatkan garis besar
apa arti seni itu sendiri. Maksudnya, dalam belajar seni, saya belum
benar-benar mendapatkan pembelajaran seni itu sendiri. Mungkin Anda
mendapatkannya? Bolehkah bercerita dengan saya?
Baiklah,
saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, namun dalam tulisan ini, saya hanya
menuangkan keresahan.
Sumber gambar |
Bahkan
dalam suatu ulangan yang diadakan di kelas, palajaran seni budaya, saya tidak
semua menjawab soal-soal di kertas. Sebagian saya jawab, namun dalam kertas
jawaban, tidak penuh isinya jawaban, ada sebuah curhatan di sana. Di samping
menyampaikan keresahan kepada guru yang mengajar tersebut, selama pelarajannya,
saya merasa tidak nyaman.
Isi
curhatan di dalam kertas jawabannya, Anda tahu?
Kurang
lebih sama seperti postingan blog ini.***