Langsung aja ceritanya malam
pertama ketika gue mau berangkat ke Karang Pucung, desa Cidadap, Sidareja,
Cilacap, Jawa Tengah pada 25 September 2015. Nah, di sana adalah tempat pesta
pernikahan dihelat. Gue sama Mas Ruri (suaminya adik Mamake) naek motor mio ke
sana. Melewati jalanan yang sungguh amat berupa-rupa.
Pertama,
gue melewati jalanan halus, jalan lebar, di jalan seperti itu, semua pengandara
memacu kendaraannya dengan kencang termasuk Mas Ruri, saking kencangnya helm
yang gue kenakan sampai bergetar, hrhrhrhrhrh…
Perjalanan
tidak memakan waktu sedikit, kami juga sempat tanya-tanya tempat tujuan, secara,
kami juga tidak pernah ke sana. Tapi ya alhamdulilah, sampai juga di tempat
tujuan...
Yang
berkesan adalah ketika sudah mau sampai masuk ke Karang Pucung, waktu itu pagi
hari jam 8-an. Jadi tuh jalannya ndak beraturan, banyak batunya, menanjak, kiri
kana ada jurang, hutan karet dan kerbau-kerbau sedang berak..
Sesekali
gue abadikan momen itu semua dengan kamera pinjaman dari Fitria. Iya, ia memang
paling tahu tentang gue. Katanya, ini adalah momen keluarga, harus berkesan dan
diabadikan.. sip deh Fitria, makin Jegeg yah Xd
Lanjut…
Terlihat
dari kejauhan ada janur kuning melengkung tajam ke atas dan sesekali goyang
diterpa angin. Segera Mas Ruri melabuhkan motor ke sana. Bertanya dengan bahasa
Jawa alus yang gue ndak tahu lalu, yups, benar, ini adalah tempatnya…
Gue
masuk bareng Mas Ruri, salam-salaman, makan, macit, dan menyaksikan ijab Kabul
yang dilaksanakan tak berselang lama dari kedatangan kami. Sebelumnya, sudah
ada Lik Salud, Mas Yudi sama Sayumi, yeah mereka semua adalah saudara gue..
Mas
Sanip dan Mbak Sri, yang mau nikah, datang beriringan. Mas Sanip menggunakan
kopiah, jas, celana hitam, kemeja putih, dimakeup tampak elegan ditambah dengan
perawakannya yang berisi.
Lalu
Mbak Sri tampak cantik pula, dengan kebaya warna putih, make up yang lebih
menor, konde yang besar, bulu mata yang ndak kira-kira, semakin pas bila
dijajarkan dengan Mas Sanip di sana..
Penghulu
sudah tiba, saatnya ijab kobul dimulai.
Gue
sendiri merasa deg-degan di mana gituh, eh, gimana gituh… bercampur rasa senang
tentunya. Aih, ndak tarasa yah, Mas Sanip udah nikah aja, nanti siapa yang
ngasih uang saku ke gue buat sekolah dong, huhuhuh…
Nah,
ceritanya udah nih Mas Sanip menjabat Bapaknya Mbak Sri, jadi tuh orangtua Mbak
Sri yang menikahkan anaknya sendiri.
Bapaknya
Mbak Sri mulai berucap, gue tambah deg-degan sambil mengabadikannya lewat
kamera mode video. Selepas usai Bapaknya Mbak Sri berucap. Mas Sanip menjawab.
“SAYA
TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, SRI MARYATI BINTI BAPAK, DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT
DIBAYAR TUNAI!”
“SAH..”
“SAH..”
ALHAMDULILAH…
Sehabis
itu kami yang ada di tempat berdo’a bersama, lalu selanjutnya berfoto-foto…
Cie
nikah cie XD
Nah,
selepas itu, Mas Sanip dan sang Istri (((((SANG ISTRI)))) mengganti kostum
adat. Nantinya akan ada prosesi adat Jawa. Di sini, kebetulan gue ikut dimake
up, menjadi pendamping Mas Sanip megang payung. Ya gue terima aja tawaran itu,
kapan maning yo..
Lagi pas gue ganti pake baju adat, kebetulan gue disuruh pakenya di kamar ini, yups, kamar pengantin :3 |
Gue
dipakaian kostum adat jawa, tak lupa juga dimake up sedemikian rupa, blankon
juga disematkan di kepala. Ouh.. tak lama kemudian kami berjalan ke depan. Dari
keluarga kami, Mas Sanip, juga sudah pada datang. Ada Mamake, Bapake,
tangga-tanggane, dulure, banyak dah, mereka datang ke sini dengen menyewa mobil
losbak. Pasti perjalanan mereka seru ketika manaiki bukit-bukit itu :3
Yeah..
Ceritanya
gue, Mas Sanip, Bapake, Mamake barjalan beriringin, lambat sekali. Tepat di
depan kami ada seorang penari yang berjalan layaknya penari, langkah demi
langkah, tibalah kami di depan pintu masuk. Tak lama, ada Mbak Sri dan
orangtuanya datang. Mereka menyambut kami.
Lalu
Mas Sanip menyambut tangan Mbak Sri, saling menatap mata, dan saling
melemparkan daun apalah itu tepat di dada mereka.
Selanjutnya,
memecahkan telur dengan kakinya Mas Sanip, selepas itu kakinya Mas Sanip
dibasuh dan dibersihkan oleh Mbak Sri.. oh no.. so sweet banget >.<
Gue
hanya bisa melihat dari belakang Mas Sanip sambil memagangi payung. Bapake-Mamake
di antara kanan-kiri Mas Sanip. Di sana, ada mc yang berucap dengan bahasa Jawa
alus, ditambah lagi alunan gemalan, menambah kentalnya suasana adat Jawa..
Sesekali
gue melihat ada yang menangis haru, aduh gue juga terharu sih, terus Mamake
juga nangis, minta tisu dan menghapus airmata itu. Berbeda dengan Bapake,
Bapake tenang saja, memasang wajah garang seperti biasa.
Lalu
Mas Sanip dan Mbak Sri dikasih slendang yang disematkan di antara pundak
mereka. Yang memegang slendang dari belakang adalah Ibunya Mbak Sri, lalu di
depannya ada Bapaknya Mbak Sri. Berjalan dan sampailah di tempat yang sudah
disediakan.
Setelah
sampai, masih ada lagi prosesinya. Mulai dari potong bebek goreng, saling
suap-suapan, dan ah, bikin gue envy…
Apalah
daya gue, ketika itu hanya bisa mengabadikan lewat kamera. Dan setelah usai,
banyak yang minta giliran berfoto bersama pengantin.
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Kilat
putih bertubi-tubi datang..
****
Pesta pernikahan ini juga dimeriahkan oleh kuda lumping dan
jaipong. Menambah meriah suasana, mengundang warga sekitar, dan tak sedikit
yang memanfaatkan momen ini untuk berjualan..
Pokoknya
acara pernikahannya meriah!
Gue pulang
ke rumah jam 2 siang. Salam-salaman, dan selalu berdo’a semoga Mas Sanip dan
Mbak Sri menjadi suami-istri yang kuat, akan terus bersama sampai tua, dan
akhir hayat.
SELAMAT
MENEMPUH JALAN HIDUP BARU MAS SANIF AL-AMIN DAN MBAK SRI MARYATI. Ndak nanya
kapan nyusul maring kulo? :3
End~
Catatan: di gambar tertera tanggal 25 08 2015, itu saya salah setting kameranya, harusnya 25 09 2015, maafin dah :3
Kalau pengin lihat foto-fotonya lebih banyak bisa klik di sini