Sebelum aku berangkat ke Museum Neka, aku membeli makanan,
ya tentu saja aku lapar. Ini sudah jam 10 lewat. Sebelumnya aku sudah makan
roti yang kubawa dari Jakarta, roti itu ternyata hanya mampu bertahan sampai
jam 9 di perutku. Huh, perjalanan tadi memakan banyak energiku.
Keluar dari kerumunan acara, aku menuju jalan, dan
kebetulan sekali di ujung jalan ada yang jualan dengan gerobaknya. Aku ndak
tahu apa yang ia jual, di gerobaknya hanya tertulis: Es Kelapa dan Tahu. Aku
penasaran dan memesan tahu yang ia jual.
Setelah siap, aku memakan tahu itu dengan lahap. Aku ndak
tahu nama makanan ini apa, ia mirip dengan ketoprak dan semacamnya. Tapi ini
tahu, aku lupa tahu apa namanya, mungkin ini hanya ada di Bali. Bedanya makanan
ini dengan makanan tahu yang biasa kumakan, jika makanan yang biasa kumakan menggunakan
sambel sebagai pelengkapnya, makanan ini menggunakan cabai hijau. Aku sempat
meragukan rasanya, tepi ternyata cukup enak dan bikin kenyang. Harganya? Cuma
tuju ribu rupiah saja~
Di museum Neka aku bertemu Eka Kurniawan sedang berbicara.
Ia menjelaskan panjang lebar tentang bukunya Cantik itu Luka yang fenomenal,
yang diterjemahkan dalam banyak bahasa.
Karena aku datang terlambat, aku hanya bisa melihatnya dari
belakang, dari paling belakang. Tempat ini ramai, dan kebanyakan bule-bule
dengan pakaiannya yang begitu-begitu, yang kadang membuatku salah fokus.
dari paling belakang~ |
Melihat Eka Kurniawan secara langsung membuatku ndak
percaya bahwa ini kenyataan. Aku sangat mengidolakannya, sangat, sangat,
sangaaaat mengidolakannya. Aku suka bagaimana ia menulis dan hal-hal yang ia
angkat dalam tulisannya. Dan aku ingin seperti dia, itu adalah sebab kenapa
karya-karyaku (bolehlah aku menyebut karya-karyaku untuk cerpen yang pernah
kutulis) sangat terpengarui olehnya.
Tapi nyatanya ini bukan mimpi. Aku melihatnya langsung, ia
berbicara, menjawab pertanyaan dan tarus seperti itu.
Ndak terlalu lama, acara selesai, mungkin karena aku telat
datang. Ketika acara selesai, banyak orang mengurumuni Eka dan berebut ingin
foto dengannya, termasuk aku. Karena banyaknya orang yang ingin berfoto
dengannya, akhirnya panitia mengalihkan kami ke ruang pertemuan yang ada di
bawah lantai sana.
Di sana, aku mengantre. Semua orang membawa buku Eka
Kurniawan untuk ditandatangani nantinya, sedang aku ndak membawa bukunya, aku
hanya membawa buku mamoar Edgar Keret The Seven Good Years. Aku sempat ragu
untuk ikut mengantre, tapi aku berpikir kapan lagi bisa bertemu dengannya lebih
dekat, atau berfoto dengannya, atau sekadar berjabat jangan dengannya.
Akhirnya aku ikut mengantre, di depanku ada seorang
perempuan yang sepertinya sepantar denganku dengan membawa buku Cantik itu
Luka. Ia memintaku membantu mengambil gambarnya bersama Eka dan aku setuju. Ia
bersanding dengan Eka setelah buku itu ditandatangani dan aku mengambil
gambarnya berkali-kali, aku juga mengambil gambarnya ketika ia menunggu buku
miliknya ditandatangani oleh Eka, aku pikir ia akan suka dengan hasil
jepretanku.
Dan ia selesai, menghampiriku dan aku berkata,
“Boleh gantian?” sambil menjulurkan hpku dan ia mau, ia
tersenyum.
Dan aku mendekati Eka sambil mengeluarkan buku Edgar Keret.
“Maaf, saya nggak membawa buku anda. Tapi saya membawa buku
ini yang kata pengantarnya anda yang menulis,” kataku, kata-kata ini sudah
kurangkai beberapa menit lalu ketika mengantre.
Dan Eka hanya tersenyum sambil tertawa, “Hihihihihi.”
Astaga, aku membuatnya tertawa. Hahahaha.. Sungguh ini
seperti mimpi!
Ia mendatangani bukuku sabil tersenyum, sedang aku
menunggunya di sampingnya. Aku ndak tahu adegan ini akan diambil atau ndak sama
si perempuan di depanku tadi. Setelah adegan tadi, aku bersanding di samping
Eka dan foto. Cekrek. Cekrek. Sudah. Lalu aku dan Eka berjabat tangan.
Tangannya hangat, dan wow, aku berjabat tangan dengannya! Sungguh ini seperti
mimpi yang menjadi kenyataan, sebuah mimpi semacam ingin mencium perempuan di
bawah hujan. Ya, mungkin semacam itu :3
dari dekat, eka kurniawan terlihat banyak ubannya, hehehe :D |
Setelah itu aku keluar ruangan, dan kembali melaju si metik
ke arah Taman Baca tadi.***
video
Bersambun ~> KE UBUD SENDIRIAN: MAIN KE MONKEY FOREST