LEBARAN

jadi, pas momen begini, gue pasti jadi tukang fotonya..


Sudah jadi tradisi di sini kalo lebaran orang-orangnya pada keliling desa saling maaf-maafan, sungkuman dari yang muda ke yang tua. Begitu terus dari rumah ke rumah. Sedikit aneh bagi saya, bikin dosa di Jakarta, maaf-maafannya di kampung, ah gffh..

Sedangkan di setiap rumah, kita akan disajikan banyak makanan. Mulai dari nastar, tape, semangka, kriyik, dan banyak lagi hingga makanan besar pun disediakan. Tinggal milih, pemilik rumah pun bisa lima detik sekali bilang begini, ''Ayo dimakan.'' Ndak bosan-bosan.

Dan saya semakin yakin, gegara itu, perut saya mulai goyah, karena di setiap rumah, pasti saya makan makanan yang disajikan. Seperti ndak ada kenyangnya. 

demi bersilaturahim kami melewati medan sulit begini..



Di hari selanjutnya, akan ada perkumpulan keluarga. Kami silaturahim, dan saling kenal-mengenal, karena sebelumnya belum pernah bertemu. Dalam pada itu, ada pula membacakan do'a untuk mbah-mbah kami yang sudah berpulang. Dan diakhiri dengan makan-makan. Yeah, makan lagih! Sambil melirik sodara yang cakep sambil ngomong dalem ati, ''Cakep sih, tapi sayang sodara.'' ckckkc.. #canda

Sebelumnya pada malam lebaran, jalanan desa menjadi sangat ramai. Yang tadinya sepi banget, pada malam itu kita bisa temukan orang-orang berjalan kaki, naik motor, sambil membawa beras untuk zakat.

Anak-anak kecil pada main petasan, yang dewasa motor-motoran. Inilah hari kemenangan.

Ah, ndak terasa, ramadhan sudah meninggalkan kita. Namanya juga bulan pembakaran ya, jadi ada yang gosong, ada yang mateng. Moga kita termasuk hasil pembakaran yang mateng yah, gais..

Semoga, untuk tahun ke depan, ramadhan kita bisa naik level. Bukan lagi cuma menahan haus dan lapar. Sehingga ndak sia-sia ramadhan kita, dan menemukan hakikatnya: ramadhan terus-menerus.

Jadi, selamat hari raya, mohon maaf lahir batin, afsokhi & calon istri keluarga

foto-foto deh:







 
Comments
0 Comments

Posting Komentar