Ada orang sembunyi di balik bibir. Padahal ia tahu, bibirnya tak lebih besar dari sebuah tembok rumah orang miskin. Tapi ia yakin, bisa bersembunyi di balik bibir.
Ia berkata-kata dengan manis, jadi banyak semut yang mengerumuninya. Semut-semut itu dibuat mabuk olehnya, kemudian diludahinya. Begitu saja. Ludah yang bau tai ayam.
Sebentar, perhatikan bibir cangkirmu pagi ini, siapa tahu ada goresan di sana. Kau akan merasakan sakitnya goresan kecil itu ketika bersentuhan dengan bibirmu. Setiap hari kira berciuman, dengan bibir cangkir, bibir gelas, atau bibir botol. Ciuman adalah idaman bagi banyak orang.
Pepatah mengatakan: jika kau meyakinkan seseorang dengan berbicara, mungkin ia bisa ragu. Tapi jika kau meyakinkannya dengan tingkah laku, dia tak akan ragu.
Bibir bukan segalanya. Bibir bukan koentji, tapi banyak orang menyukai bibir.
Bibir yang baik bukan terlihat dari bentuknya, tapi apa-apa yang keluar dari sana. Ada orang tak banyak berpikir punya bibir, sehingga apa yang keluar dari bibirnya hanyalah bibir. Hanya bibir. Bahkan kau bisa menemukan kotoran dari sana. Bibir.
Bibir anugrah yang paling besar yang pernah ada. Juga lidah, juga gigi, tersebutlah mulut, bisa bicara. Tapi bibir yang paling mondominasi dari itu semua.
Senyum di bibir kadang menipu, tak sesuai apa kata hati si empunya. Bibir bisa mengubah bentuk wajah dari sedih ke senang, dari senang ke sedih dan seterusnya. Banyak lagi.
Punya bibir sungguh nikmat. Orang pun bisa terluka hatinya karena kata-kata yang keluar dari bibir. Orang yang sudah luka hatinya ada dua kemungkinan yang ia perbuat: sakit hati atau senang. Jadilah orang senang, karena paham, bibir hanya bibir, dan bibir cukuplah bibir. ''Hatiku lebih tajam dari bibir!'' teriak pejuang kebenaran itu.
Orang yang bersembunyi di balik bibir sungguh orang merugi. Karena bibir tak cukup jadi tempat sembunyi untuk susuatu sekecil apa pun. Sehebatnya sembunyi di balik bibir, pasti akan ketahuan juga, ketahuan lewat hatinya. Karena hati memancarkan, bibir tidak. Apa yang terpancar mudah terbaca.
Yang hebat adalah orang yang tidak bersembunyi. Ia menghadapi kemungkinan apa saja yang ada. Hatinya kuat, hatinya putih sehingga memancarkan cahaya. Karena warna hitam menyerap cahaya. Sungguh berbahagia orang yang membersihkan hatinya.
Salah satu kunci kebahagian hidup adalah ketika hati, otak, dan bibir itu sesuai. Apa yang hati bilang A, semua bilang A. B ya B. C ya C. Bahagianya jika sudah begini. Tapi untuk mencapainya sungguh sulit. Harus ada pedoman, tak boleh berdasarkan nafsu, karena pada dasarnya kepala, tangan, kaki, bibir, mata dan sebagainya adalah ternak. Kita harus menernaknya dengan baik. Beri ia makanan yang baik, beri kandang yang baik. Supaya jadi ternak yang sehat.
Jika manusia tak bisa menernak 'ternaknya', jadilah ia lebih rendah dari ternak. Karena manusia punya akal, makhluk paling sempurna di muka bumi. Di alam semesta. Tapi, jika terus-menerus mencari bahkan merebut kebahagiaan di bumi, ia bagaikan anjing yang merebutkan tulang-belulang. Jadi manusia itu sulit.***
0 Comments