Ini logonya: sumber google |
Setelah tahu festival pembaca
Indonesia 2015 diselenggarakan 5 – 6 Desember di Pancoran, gue segera mencari
teman untuk menamani gue ke festival. Atau juga gue punya misi lain, jejelin ke teman gue tentang dunia
literasi biar mereka pada suka baca-tulis. Ngohaha.. *ketawajahat
Sesampainya
di depan gedung diselenggarakannya festival, gue segera masuk, regestrai dan
mendapat buku acara plus pembatas buku gratis.
Gue
sampai di lantai 7 gedung itu jam 9 pagi kurang. Gue kayak orang ilang di situ
dan eh, ada mbak-mbak yang juga ling-lung kayak gue. Entah ceritanya gimana,
kami saling kepo.
“Masih
sepi ya.”
“Kan
mulainya jam 9.”
“Datang
sendiri ke sini?”
“Iya.
Situ?”
“Saya
juga sendiri.”
“Yaudah,
bereng aja!”
Setelah
percakapan itu, kami berdua berjalan mencari tempat duduk, belum sempat ketemu
tempat duduk, mbak itu ngomong,
“Ngomong-ongomong
kenalan dulu dong…”
“Oh
iya. Sokhi.”
“Ani.”
Sambil
berjabat tangan.
Akhirnya
gue tahu siapa nama mbak-mbak memakai jilbab biru muda dengan membawa tas di
pundak dan tas kecil di tangannya yang penuh buku itu. Kemudian kami duduk.
“Kuliah?”
tanya Mbak Ani.
“Masih
sekolah,” jawab gue canggung.
“Kelas
berapa?”
“Tiga.”
Lalu dalam percakapan itu gue tahu
bahwa mbak Ani ini mahasiswi Universitas Indonesia. Dan dia baru pertama kali
ikutan acara ini. Kalau gue sih sebelumnya udah pernah, di museum gajah tahun
lalu.
“Bookswap
yuks,” ajak mbak Ani. Lantas gue bangun dari duduk beranjak ke tempat bookswap.
Di sana sudah ada banyak banget buku buat dituker sama buku yang kita bawa dari
rumah dan, gue udah mempersiapkan untuk ini. Gue membuka tas gue yang isinya
penuh dengan buku bacaan, setelah gue liat buku di meja bookwsap sreg sama gue,
segera gue tuker itu buku.
“Satu
buku hanya boleh ditukar dengan satu buku,” kata panitia, “yang tidak boleh
ditukarkan, seperti majalah, buku pelajaran, buku resep makanan, buku tulis.
Kemarin kami menemukan buku KW atau bajakan, diharapkan nanti tidak ada yang
menukarkan buku KW, sebab negara kita Indonesia tidak sama sekali mendukung
pembajakan!” tegas panita, lewat speaker kecil yang bisa dipegangnya.
Gue
menemukan buku yang ‘gue banget’, walaupun ndak banyak tapi gue merasa senang
dengan hasil bookswap ini.
Di
sini, gue dan mbak Ani mencar, ndak tahu kemana dan setelahnya ndak
ketemu-ketemu lagi sampai gue pulang..
Gue
sempat ikutan talk show tentang metropop, di sana gue bertemu dengan
penulis-penulis keren dan semakin tahu metropop itu apa. Metropop adalah lini
kayak semacam genre penulisan gitu yang di mana metropop menceritakan tantang
tokoh yang hidup di kota besar. Seperti Jakarta, Surabaya, London, Paris, dan
sebagainya.
Metropop
pun kebanyakan pembacanya mereka yang berumur 20 tahun ke atas, mereka yang
sudah kuliah dan bekerja. Sebab lini ini cocok dengan mereka yang berumur
seperti itu. Kalau untuk remaja, genrenya adalah teenlit atau amore,
begitulah..
***
Selanjutnya
gue ikutan mewarnai setelah sebelumnya muter-muter festival beberapa kali kayak
orang ilang. Gue bingung mau ngapain. Mereka semua yang ada di sini pada
ngobrol, sibuk dengan kegiatan masing-masing, sedang gue hanya sendiri,
berjalan kaki dengan wajah lelah di keramaian festival. Menurut gue ini
keseruannya. Kalau ke festival reme-reme mah udah biasa… dateng sendirian dong
kayak gue.. ngohaha..
Di
kelas mewarnai ini, gue berada di dalam ruangan. Dikasih gambar untuk diwarnai,
papan jalan dan, pensil warna. Mereka para panitia pun sangat ramah.
“Bawa
pensil warna?” tanya panitia, gue jawab ndak bawa, kemudian gue dipinjemin itu
pensil warna.. mewarnai deh..
Btw,
yang hadir dalam kelas mewarnai ini bukan hanya remaja tanggung kayak gue. Ada
juga bapak-bapak, ibu-ibu, anak kecil, banyak deh. Dan memang acara ini sangat
seru.
***
Semakin siang semakin panas ini
acara. Kembali gue luntang-lantung di festival hingga akhirnya menemukan booth
penerbit elex media komputindo. Di sini gue mendapat buku gratis dan stiker.
Caranya gampang, tinggal follow akun twitter-nya dan rigestrasi di web penerbit
tersebut. Gampang kan?
Lalu
di booth gagas media gue juga mendapat hadiah setelah memenangkan kuis menebak
buku dengan klu yang telah diberikan. Dalam hal ini gue benar dan memenangkan
kuis ini! Dapat hadiah deh.
Banyak
lagi booth yang gue kunjungin dan semuanya sangat seru.
Tapi
menurut gue, festival pembaca Indonesia yang ke-enam ini, kalah seru dengan
tahun kemarin di museum gajah. Di museum gajah ada banyak games. Bahkan ada
yang sampe games-nya muter-muter museum, kuisnya lomba nulis, nebak-nebak,
urutin buku dan banyak deh.
Ini pas tahun lalu..
Menurut
gue juga festival tahun ini partisipasi dari penerbit dan komunitasnya sedikit.
Tak banyak seperti tahun lalu. Ya.. harapan gue semoga ke depannya jangan kalah
seru sama tahun-tahun sebelumnya. Yakin gue, banyak orang-orang kreatif di sana
dan pasti memikirkan konsep ke depannya seperti apa. Sekali lagi, semoga
semakin seru, kalahkan keseruan tahun-tahun kemarin!!!!