KEPADA YANG SUDI MENGIRIMKU SEBUAH PELUKAN

Sayangku yang manis..

Malam ini indah bukan? Di sini indah sekali.. Ada angin, ada gulungan ombak, ada bintang, ada suara-suara entah-berantah masuk ke telinga ini.

Oh ya, bagaimana malam di tempatmu? Pasti lebih indah, bukan? Kuharap malam di tempatmu indah..

Sayang, ternyata sebuah hubungan itu tidak ada yang sempurna. Hubungan seperti menyebrangi lautan. Hanya ada dua pilihan: mati atau hidup.

Di lautan ada badai, ombak besar, ikan pemakan manusia, ada banyak sekali halangan. Sedang, aku ini ibarat orang yang ingin menyebrangi lautan dengan berenang.

Dan sekarang aku sudah di tengah laut. Laut yang dingin, mencekam, dan suatu waktu bisa saja dengan mudah membunuhku.

Kini aku tak tau arah mata angin, aku sedang mencari daratan. Kukira dengan berenang lurus saja ke sana, aku akan bertemu dengan pulau kecil. Ternyata salah, tak ada pulau..

Sayang, aku kedinginan. Aku takut ada ikan yang akan memakanku.

Aku hanya punya dua pilihan: hidup atau mati? Aku bimbang..

Oh ya, kenapa aku tidak menyebrangi laut dengan menumpang perahu atau kapal? Mungkin kamu bertanya begitu.

Kamu tahu, aku tak suka menumpang. Aku bisa sendiri, aku mandiri, aku tak butuh bantuan orang yang pura-pura baik seperti mereka.

Sayang, aku masih terombang-ambing di lautan. Aku kehilangan arah. Aku kedinginan. Kirimkan aku pelukmu..***

Warkop pinggir jalan
14 Desember 2015


Comments
0 Comments

Posting Komentar