EKSKUL JURNALISTIK YUKS..

Dokumen pribadi..

Saya ingin sekali mengembangkan ekskul jurnalistik di sekolah-sekolah. Bukan hanya di sekolah tempat saya belajar, namun juga sekolah lain. Kenapa ekskul jurnalistik? Sebab dengan ekskul ini kita dapat mengeksplor-lebih diri sendiri, ruang lingkup sekolah, lingkungan luar sekolah, bahkan lingkungan tempat tinggal.
            Dengan begitu, kita menjadi merasa peka terhadap apa-apa yang terjadi pada tempat-tempat di atas tadi. Kerena setiap kejadian bagi seorang jurnalis adalah penting untuk diketahui oleh orang lain juga. Setelah kita peka, maka kita akan berpikir untuk bertindak. Apa yang harus saya lakukan setelah melihat ini, mendengar ini, faktanya begini, dan seterusnya.
            Maka ada rasa empati di sini tumbuh. Rasa itu yang bisa membuat manusia bekerja sesuai kodratnya. Saling membantu, meringankan beban, dan segala hal positif lainnya.
            Berangkat dari itu semua, dalam hal menghidangkan suatu berita, dunia jurnalis haruslah tahu etika. Di mana fakta, di mana opini, janganlah digabungkan. Bagaimana cara memerlakukan narasumber untuk berita kita, bagaimana menghidangkannya, semua hal itu mempunyai keseruan sendiri.
            Sebelumnya saya sering mencari berita sendiri. Mewawancara sendiri, menulis sendiri, membuat blog sendiri, memposting sendiri, mempromosikan sendiri, dan alhamdulilah tidak hanya saya yang membaca berita yang saya buat sendiri itu. Ada banyak pembaca, dan harapan saya semoga mereka yang membaca mendapatkan (setidaknya) informasi yang bermanfaat.
            Sekarang saya sudah dibantu oleh tim jurnalistik SMK N 11 Jakarta. Ini adalah angkatan pertama. Setelah saya berkeliling ke kelas-kelas untuk mempromosikan, akhirnya saya mempunyai konsep ekskul ini.
            Jadi nantinya akan ada fotografer, penulis berita, pewawancara, memostingnya, mempromosikannya, membuat madingnya. Semua anggota mendapatkan tugas sendiri-sendiri dan saling bekerja sama. Ini adalah keseruannya. Kalau kita melakukan hal yang kita sukai, maka bukan suatu kejenuhan jika kita lakukan berulang-ulang. Sepertinya begitu kenapa saya membuat konsep membagi-bagi mereka sesuai minat. Ya seperti tadi, ada yang fotografer, menulis berita dan seterusnya.
            Kendalanya yang sampai sekarang jelas terlihat adalah tugas sekolah. Dengan adanya tugas sekolah, anggota kadang menjadi lalai terhadap tugas jurnalisnya. Alhasil, berita tidak tidak terbit sesuai tenggat waktu yang semestinya.
            Di sini saya lupa menambahkan deadline. Kapan harusnya berita ini terbit, kapan berita yang lain diliput, ditulis, kapan konfirmasi narasumber dan seterusnya.
            Ekskul jurnalistik di sekolah-sekolah sebenarnya sangat pantas diikuti banyak siswa ataupun siswi. Sebab, ini adalah kegiatan positif. Membagikan informasi, mengangkat kejadian-kejadian lalu dinikmati banyak orang. Dalam prosesnya pun, tadi, seru pastinya.***

            
Comments
0 Comments

Posting Komentar