Terlihat jelas raut wajah kedua orang tua itu, kerutan
di wajahnya dan tatapan sayup-sayup matanya seperti memberikan arti kuat bahwa
mereka tak rela jika anak laki-laki semata wayangnya untuk keluar negeri. Mereka
sudah membesarkannya penuh kasih sayang. Bersebab anaknya itu mempunyai otak di
atas rata-rata, maka ia berkesempatan untuk kuliah di salah satu universitas
Jerman dan mendapatkan beasiswa, semua kehidupannya ditanggung, ia hanya perlu
belajar dan belajar.
Kemudian ia berpamitan kepada orangtuanya yang sudah
benar-benar sepuh. Argi, ya nama anak itu, ia diantar bapaknya dengan sepeda
kumbang sampai ke terminal, dari terminal, ia bisa melanjutkan ke bandara
dengan naik bis, lalu terbang dengan pesawat.
Sampailah mereka di terminal, bapak sepuh itu pun
penuh dengan peluh di sekujur tubuhnya, sedangkan perpisahan akan dimulai di
antara anak dan bapak.
“Jaga dirimu benar-benar, jangan lupakan orangtuamu ya.” Kata bapak sepuh itu dengan getaran di semua nadanya.
“Iya, Pak.” Jawab Argi singkat.
“Jaga dirimu benar-benar, jangan lupakan orangtuamu ya.” Kata bapak sepuh itu dengan getaran di semua nadanya.
“Iya, Pak.” Jawab Argi singkat.
***
Sampainya di Jerman, Argi menjadi mahasiswa yang
paling rajin dan tekun. Tak sadar, ia dilirik oleh salah satu dosen universitas
itu, dia adalah Profesor Amore. Dia terkenal sebagai profesor gila – walaupun ia seorang wanita – tetapi ia berusaha menciptakan segala sesuatunya yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Terakhir tersiar kabar bahwa ia gagal membuat robot
yang terbuat dari daging manusia yang sudah meninggal dunia, ia berusaha menghidupkan
kembali dengan alat yang sudah dirisetnya selama bertahun-tahun, namun,
hasilnya nihil. Tujuanya memang baik, yaitu demi tidak adanya lagi kehilangan
orang tercinta bagi banyak orang.
Kini Profesor Amore bersama Argi merencanakan
sesuatu, entah apalagi yang akan direncanakan mereka berdua.
Berpuluh-puluh tahun kemudian, akhirnya Profesor
Amore meninggal dunia karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Argi pun sah dan valid menjadi juru kunci penerus cita-cita sang profesor, yaitu ingin mentiadakan kesedihan di
dunia ini karena kehilangan orang yang dicintai.
Menghidupkan kembali orang mati sudah gagal, entah apa
yang diwariskan Profesor Amore kepada Argi?
Kini waktu Argi tersita hanya di laboratium besar milik Profesor Amore. Tapi, di kampung halaman Argi, orangtuanya sangat
khawatir dengan kondisinya.
***
Beberapapa tahun kemudian sepeninggalnya Profesor
Amore, ternyata hal gila benar-benar tercipta, Argi menciptakan pintu yang bisa
digunakan untuk bertemu dengan orang yang dicintai di mana saja, kapan saja.
Lalu dia berencana untuk bertemu dengan orangtuanya
dengan pintu itu, ketika pintu itu berhasil membawanya sampai di rumahnya dulu,
ia melihat rumahnya kosong, penuh dengan debu dan jaring laba-laba. Tak berpenghuni.
Argi baru sadar, untuk melakukan riset pintu kemana
saja ia membutuhkan berpuluh-puluh tahun lamanya.
Kemudian ia mematung di perbatasan pintu kemana saja itu di antara beranda rumahnya.
Lalu ia mencoba menghitung-hitung berapa lama yang telah ia gunakan ketika ia pergi dari rumahnya ke Jerman.
“Sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh.”
Kemudian ia mematung di perbatasan pintu kemana saja itu di antara beranda rumahnya.
Lalu ia mencoba menghitung-hitung berapa lama yang telah ia gunakan ketika ia pergi dari rumahnya ke Jerman.
“Sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh.”
Ternyata, ia sudah meninggalkan rumahnya selama 50
tahun. Sekarang umurnya menginjak 70-an. Jika dibandingkan dengan orangtuanya, maka
orangtuanya berusaia 120-an, mana mungkin mereka masih hidup.
Akhirnya ‘pintu kemana saja menuju orang tercinta’
itu diberikannya kepada orang yang lebih membutuhkan. Lalu diperbanyak oleh
Argi, hingga menjadi kebutuhan banyak orang di dunia.
Pada suatu hari, Argi diketemukan meninggal dalam
keadaan tergantung di laboraterium yang biasa ia pakai riset. Semua itu karena
ia menyadari bahwa ciptaannya itu tidak bermanfaat baik bagi seluruh manusia,
malah banyak digunkan sebagai hal kejahatan. Berakhirlah semuanya dengan percuma.
#Tantangan @KampusFiksi
#Cerpen sci-fi. Yaa nggak ada pembatasnya.