Ketika itu siang hari sehabis makan, gue mau ke lantai 14 gedung Mina Hari III kementerian kelautan dan perikanan Gambir, Jakarta Pusat, tempat PKL. Gue sampai di lantai GF gedung tersebut kebetulan bareng Ucup, teman PKL gue.
Pas nunggu lift naik ke atas dari GF, mulailah lambat laun banyak orang menumpuk di depan pintu lift. Ada yang bawa plastik berisi rujak, bawa tas, bawa hp ndak kedip-kedip (nahlo) dan sibuk masing-masing, sedang gue ndak sibuk ngapa-ngapain.
Pas bunyi: 'ning nong', tak lama kemudian pintu lift terbuka, kami naik dan memencet tombol angka yang ada di sisi dekat pintu lift tersebut, adanya di sebalah kanan.
Selanjutnya lift naik, 'gujuk, gujuk, gujuk, gujuk' gitu bunyinya. Lift penuh, kebanyakan kaum adam di dalamnya. Seperti biasa, gue dan Ucup yang paling mencolok di sini, sebab almet yang kami kenakan berwarna kuning spongebob gitu..
Pas naik ke lantai 8, tau-tau 'jug' aja bunyi. Lampu lift mati, nyala, mati lagi, dan 'jug' lagi. Gue panik, wah nih lift anjlok, pikir gue.
Seseorang om-om yang dekat dengan tombol angka memencet tombol berlambang telpon warna merah dan lonceng dengan tekanan yang kencang. Gue kira dia panik nih.
'Jug' kembali lift seperti anjlok ke bawah. Gue mulai panik, gue liat Ucup wajahnya berkeringat, dan menampilkan juga kepanikan yang jelas-jelas termaktub di sorot matanya.
Cup, bagaimana ini?
Lama kemudian, ada suara dari speaker yang ada di tombol-tombol itu. Suara Bapak-bapak, katanya, ''Buka pintunya, buka pintunya! Buka aja!''
Om-om yang ada di dekat pintu membuka paksa pintu lift, dia kesulitan lalu dibantu sama yang lain, termasuk gue. Pas kebuka, Alhamdulilah, kami bisa menghirup udara segar setelah sekian lama di dalam lift menyeruput bau jigong-jogong begitu :3
Lantas, kami berebut keluar, lalu berpindah ke lift nomor 4 yang ada di ujung sana.
Ketika naik ke lift nomor 4, sialnya ketika gue masuk, suk, bunyi, 'nyeeet' alias tanda over load. Gue balik lagi ndak jadi masuk dan menunggu lift selanjutnya di nomor 1, sendirian, Ucup udah masuk duluan..
****
Setelah sampai di tujuan, gue sedikit trauma gimana gitu. Gue ndak kebayang itu kalo tadi liftnya turun ke bawah sampe GF pegimana? Terjun bebas begitu dari lantai 8 tempat anjlok tadi?
Beruntung tidak ada luka atau apalah-apalah dari peristiwa di atas.
Hari-hari selanjutnya, ketika gue naik lift, ada saja rasa takut menjalar. Apalagi kalo liftnya kosong. Tapi, berjalannya waktu, gue berani sendiri, lewat tangga darurat kalau mau turun-naik gedung :3
0 Comments