Internet dan Literasi Kita

Baru-baru ini santer kabar tentang mantan finalis suatu pencarian bakat—membobol mobil, ia mempelajari hal itu dari internet. Kita tahu itu merupakan salah satu contoh kasus dari ‘manfaat’ internet yang kurang baik. Internet ibarat pisau tajam bermata dua, dan kitalah yang menentukan sisi mana yang ingin digunakan.

Mungkin di suatu tempat ada orang sedang belajar membobol mobil dari internet, tapi di lain tempat ada seorang yang sedang belajar membuat kue yang nikmat untuk dihidangkan pada saudara-saudaranya yang akan hadir ke rumah di akhir pekan.




Dunia maya bagai sebuah rimba, seseorang yang tidak mempunyai ‘kompas’, maka ia akan dengan mudah tersesat. Internet juga bisa memengaruhi seseorang dengan informasi yang sangat mudah dan cepat didapat oleh siapa saja yang berselancar di sana. Pertanyaannya adalah, sejauh mana kita dipengaruhi internet? Apa itu pengaruh baik atau buruk?
 
Melihat banyaknya konten negatif di internet yang merugikan, pemerintah ambil andil. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika tercatata telah memblokir 850 ribu situs berbau pornografi, perjudian, dan konten negatif serupa. Namun seolah tidak pernah habis, diblokir 1 situs, muncul 10 situs lagi. 

Akhirnya semua kembali ke diri masing-masing, ‘pemblokiran’ terbaik adalah kesadaran diri sendiri. Dan pemerintah sadar akan hal itu, pemerintah mengatakan bahwa literasi adalah kuncinya.

Namun agaknya kita perlu kembali menelaah apa itu sejatinya literasi. Iqbal Aji Daryono menulis di detik.com dengan judul ‘Menggugat Lagi Makna Literasi’, mangatakan bahwa literasi adalah sebuah sikap mental yang membawa diri memiliki daya kritis, refleksi, dan skeptisme, ia tidak dapat dibangun sekadar dengan sekolah, bahkan tidak juga sekadar dengan buku-buku. Literasi adalah tradisi permenungan berjarak yang membantu penelaahan secara sabar, runtut, mendalam, dan reflektif. Dari sanalah akan terbuka menuju masyarakat yang matang dan dewasa.

Kita tahu hampir mustahil untuk mengatur seseorang untuk berselancar di internet, tidak bisa dinafikan lagi bahwa di internet sendiri banyak tutorial untuk membuka situs yang diblokir.

Dan pada akhirnya, semua itu kembali pada diri masing-masing, kita selaku pengguna internet, ingin menggunakannya pada sisi negatif atau postif, ingin menggunakannya untuk mengakses konten seperti pornografi, judi, dan membagikan berita bohong atau menggunakannya untuk mengakses konten postif dan membuat konten kreatif.

Melihat masalah di atas, Telkomsel melalui #InternetBAIK (Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif), rajin mempromosikan bagaimana memanfaatkan internet untuk perbaikan, kontribusi positif kepada masyarakat luas dalam rangka meningkatkan kualitas hidup bersama. Dengan cita-cita membuat ekosistem digital yang sehat.

sumber: internetbaik.web.id


Tidak hanya memblokir situs negatif ketika berselancar dengan Telkomsel di internet, Telkomsel juga giat untuk membuat aksi nyata seperti mengadakan seminar. Dalam seminar ini akan lebih membahas peran orang tua, pendidik, pengajar dan guru dalam membimbing dan mendampingi anak dan generasi muda agar dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi secara bertanggung jawab, aman inspiratif dan kreatif.

Tidak hanya itu, ada juga workshop membuat konten kreatif seperti menulis blog atau membuat film pendek garapan sendiri. Sebuah kegemaran yang harusnya ada di anak muda zaman sekarang.

Dimulai dari tahun 2016, Telkomsel bersama ketiga mitra yaitu Yayasan Kita dan Buah Hati, Kakatu, dan ICT Watch hendak merajut serta meluaskan kampanye edukasi internet yang BAIK (Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif) dalam sebuah program dan gerakan yang lebih terpadu, terencana dan melibatkan banyak kalangan sehingga pada akhirnya pemahaman tentang #internetBAIK menjadi kebutuhan semua pihak.


sumber: youtube


Sejauh ini tercatat Telkomsel sudah melakukan edukasi di 27 kota, 84 sekolah, 6795 murid, 5897 orangtua dan komunitas serta 1613 duta #internetBAIK.

Telkomsel sadar bahwa untuk membentuk smart village dan smart country, maka yang perlu diwujudkan adalah smart people.telebih dahulu.***


Sumber bacaan:
https://news.detik.com/kolom/d-4207227/menggugat-lagi-makna-literasi
https://www.liputan6.com/showbiz/read/3648226/belajar-dari-youtube-begini-aksi-dede-richo-saat-mencuri
https://www.idntimes.com/news/indonesia/afrianisusanti/menkominfo-850-ribu-konten-negatif-diblokir
http://internetbaik.web.id/

Comments
0 Comments

Posting Komentar