Risiko Mencintai Gadis yang Dicintai Banyak Orang


Sabarlah sedikit, Sayang. Aku dicintai banyak orang. – Olly Agneta

Masa-masa sekolah, apalagi SMA, adalah masa yang sulit dilupakan. Karena ketika itu kita berada di posisi dalam pencarian jati diri. Di saat itu pula kita berpikir tentang masa depan, sedangkan umur kita masih dibilang remaja—masa depan hanya untuk orang dewasa.

Olly Agneta merupakan gadis yang sulit ditebak, ia malakukan apa saja yang ia suka, dan menjadi pusat perhatian di asrama Cocordia. Ia juga mengedarkan rokok dan minuman fermentasi. Namun, sejauh itu ia tidak pernah tertangkap oleh pihak asrama karena pelanggarannya tersebut, ia sangat cerdik dan lihai.

Begitulah kira-kira gambaran tokoh sentral di novel It’s a Could With Legs, karya Reza Reinaldo. Bercerita tentang kehidupan di asrama sekolah SMA. Penulis menyoroti bagaimana kenakalan remaja dan percintaan yang, tentu saja, semua itu sama-sama kita lakukan ketika di masa SMA.

Dalam novel ini, penulis membuat tokoh yang edan-edanan bernama Olly Agneta. Olly digambarkan sangat berantakan namun ia selalu dinaungi nasib beruntung. Olly merupakan gadis yang mempesona dan membuat siapa saja jatuh cinta, termasuk Enzi Fadel si anak baru nan lugu.

Olly suka menulis dan bermain gitar, kebiasaannya yang lain adalah bermain di dalam kardus, masuk ke sana dan berkhayal.

“Kita akan menembus atmosfer tanpa pakaian astronot dan tabung oksigen. Joseph memiliki penis yang lebih panjang daripada kesabarannya, maksudku, jangan sampai dia menyabotasi pakaian astronotmu dan membuatmu mati konyol di luar bumi. Oh, ampun, mati di dalam bumi saja perlu perjuangan. Nah, sekarang, planet mana yang akan kita datangi?” ( hal. 92)

Begitulah kata Olly ketika mengajak Enzi si anak baru nan lugu itu bermain di dalam kardus. Adegan seperti ini mengingatkanku pada kartun sepongebob, haha..



Novel ini merupakan salah satu novel populer di storial.co, beberapa kali menjadi buku pilihan editor dan sudah dibaca oleh ribuan pembaca. Aku mengenal penulisnya, Reza Reinaldo, dan kutahu dia mempunyai jelajah baca yang tinggi. Bahkan aku pernah mendengarnya langsung bercerita tentang novel ini.

Di novel ini, kita akan menemukan percakapan-percakapan yang tidak biasa. Apalagi ketika membaca dialog Olly, dia sangat cerdas dan banyak bicara. Itu mungkin dilatarbelakangi karena ia penulis dan membaca banyak buku. Dan Enzi, si anak baru dan lugu itu, bisa beradaptasi dengan cepat cara berpikir Olly hingga akhirnya kedekatan mereka terjadi, dan pada akhirnya Enzi jatuh cinta kepada Olly.

Namun, jatuh cinta kepada Olly bukanlah hal mudah. Enzi seperti dipermainkan dan dia bahkan tidak mempunyai alasan untuk marah kepadanya ketika Olly melakukan hal yang tidak seharusnya. Mereka tidak mempunyai ikatan apa-apa, walau mereka sudah pernah berciuman.

Jika kau menganggap hubungan istemewa itu seperti halnya bersentuhan dan berciuman. Itu sama halnya seperti kulit yang menua. (aku lupa halaman berapa, tapi aku ingat kata-kata ini)

Olly dicintai banyak orang, dan sudah membuat banyak lelaki patah hati karena ditolaknya. Dia melakukan hal yang ia suka, bebas sebebas-bebasnya, tanpa ikatan apa-apa.

Awan dengan Kaki

Novel ini bercerita tentang Olly yang ingin menulis novel ketiganya berjudul Awan dengan Kaki (masih di asrama Cocordia)  namun ia tidak tahu arti dari metamorfisis tersebut. Maka ia meminta bantuan kepada Enzi untuk membantu mencari arti tersebut. Karena itu, kadang mereka berdua saling memandang langit bersama, meneliti, ketika siang maupun malam. Dari sinilah kedakatan mereka dimulai.

Namun, hingga akhirnya Olly menghilang, Enzi belum memberitahu arti dari Awan dengan Kaki yang telah ia temukan. Ia menulis arti metamorfisis itu ketika Olly sudah tidak ada di sampingnya.
Novel ini sangat menarik dan membuat pembaca terus tertarik untuk membuka dari bab satu ke bab selanjutnya. Tokoh sentral di sini adalah Olly, dia digambarkan sangat gila namun di sisi lain ia sangat menarik. Apa yang dilakukan tokoh ini selalu membuat penasaran pembaca.

Akhir dari novel ini cukup menohok, dan sukses membuatku membanting novel ini keras-keras ke lantai (ini benar terjadi). Kurangajar! Aku seperti dipermainkan oleh Olly Agneta!

Pada akhirnya, kukatakan ini adalah novel yang emosional.
Good job, Ka Reza! Ditunggu karya-karya selanjutnya!
Comments
0 Comments

Posting Komentar